Media Belanda Murka Lihat Timnas Indonesia Gagal Lolos, Sebut Wasit “Rampok” Garuda di Laga Irak
- FB Irak
Gadget – Kegagalan Timnas Indonesia melangkah ke Piala Dunia 2026 tak hanya menjadi duka di Tanah Air. Dari Eropa, media Belanda turut menyoroti pertandingan kontroversial antara Indonesia dan Irak pada ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Pertandingan yang digelar di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah, Minggu (12/10/2025) dini hari WIB, berakhir dengan skor tipis 0-1 untuk kemenangan Irak. Gol tunggal dicetak oleh Zidane Iqbal di menit ke-76, mengakhiri asa Garuda untuk meraih poin penting.
Namun, bukan hasil akhir yang menjadi fokus pemberitaan, melainkan serangkaian keputusan wasit Ma Ning asal China yang dianggap merugikan Timnas Indonesia secara signifikan.
Media olahraga Belanda, Voetbal Primeur, menulis ulasan tajam tentang laga tersebut. Dalam artikelnya, mereka menyebut Indonesia “seperti dirampok” oleh keputusan wasit yang dinilai tidak masuk akal dan mengubah jalannya pertandingan.
“Menjelang akhir pertandingan, momen aneh terjadi ketika Indonesia tampak kehilangan penalti,” tulis Voetbal Primeur.
“Di menit-menit akhir, Indonesia berjuang keras untuk menyamakan kedudukan, tetapi Irak berhasil mempertahankan keunggulan berkat sedikit drama.”
Kutipan tersebut mencerminkan kekecewaan media Belanda terhadap kualitas kepemimpinan wasit di laga penting itu. Mereka menilai bahwa sejumlah keputusan krusial seharusnya bisa mengubah arah pertandingan andai diambil dengan benar.
Momen Kontroversial yang Bikin Publik Geram
Salah satu insiden paling disorot terjadi pada menit ke-69. Saat itu, Ole Romeny dijatuhkan oleh bek Irak, Zaid Tahseen, setelah berhasil melewati bola di depan kotak penalti.
Ma Ning memang meniup peluit tanda pelanggaran, tetapi hanya memberi kartu kuning kepada Tahseen. Padahal, menurut banyak pengamat dan media asing, pelanggaran itu seharusnya berbuah kartu merah langsung karena menggagalkan peluang emas mencetak gol.
Keputusan itu membuat publik dan penggemar sepak bola Indonesia murka. Bahkan, banyak yang menilai momen tersebut menjadi titik balik yang membuat Garuda kehilangan momentum.
Kontroversi tak berhenti di situ. Di masa injury time babak kedua, ketegangan kembali memuncak. Ketika Kevin Diks mencoba mengontrol bola dari umpan Jay Idzes, tangan Zaid Tahseen terlihat mengenai wajah Diks. Rekaman kamera memperlihatkan kontak yang cukup jelas, namun VAR tidak digunakan, dan penalti tidak diberikan.
Lebih aneh lagi, Ma Ning justru mengeluarkan kartu kuning kedua untuk Tahseen tanpa alasan yang jelas. Keputusan yang membingungkan ini menjadi bahan kritik tajam dari banyak pihak, termasuk Voetbal Primeur yang menilai laga “penuh drama” dan merugikan Indonesia secara terang-terangan.
Apresiasi untuk Performa Timnas Indonesia
Meski menyoroti keras keputusan wasit, media Belanda tersebut tetap memberikan apresiasi kepada skuad asuhan Patrick Kluivert. Mereka menilai Garuda tampil disiplin, berani, dan menunjukkan organisasi permainan yang jauh lebih matang dibanding beberapa laga sebelumnya.
Kehadiran para pemain yang berkarier di Eropa seperti Maarten Paes, Kevin Diks, Jay Idzes, Dean James, Joey Pelupessy, Calvin Verdonk, Eliano Reijnders, Thom Haye, dan Mauro Zijlstra, membuat permainan Indonesia terlihat solid dan modern.
Voetbal Primeur menulis bahwa Timnas Indonesia tampil dengan “struktur permainan yang rapi dan komitmen tinggi di lapangan.” Mereka bahkan memuji Kluivert yang berhasil membuat tim bermain dengan identitas yang jelas meski menghadapi tekanan berat dari tim-tim Asia Barat.
Di babak pertama, Indonesia sempat menciptakan beberapa peluang berbahaya. Tembakan Eliano Reijnders yang sempat membentur tiang gawang menjadi salah satu peluang terbaik. Umpan-umpan cepat antara Diks dan Zijlstra juga beberapa kali memecah pertahanan Irak, meski gagal berbuah gol.
Namun, keberuntungan belum berpihak. Semua upaya keras itu akhirnya pupus ketika peluit panjang dibunyikan, menandai kekalahan tipis yang menyakitkan.
Meski hasilnya mengecewakan, media Belanda menilai perjalanan Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 tetap patut diapresiasi. Dengan skuad muda dan deretan pemain naturalisasi Eropa, Garuda menunjukkan perkembangan signifikan di level internasional.
Kluivert dinilai membawa pendekatan yang lebih modern, baik dari sisi taktik maupun mentalitas pemain. Meski langkah Indonesia terhenti, media asing percaya tim ini punya masa depan cerah jika proyek jangka panjang tetap dilanjutkan.
Voetbal Primeur menutup ulasannya dengan nada realistis namun optimistis: “Indonesia kalah secara skor, tapi menang dalam hal semangat dan perkembangan permainan. Jika konsistensi ini dipertahankan, masa depan sepak bola mereka tampak menjanjikan.”
Dengan segala kontroversinya, laga melawan Irak menjadi cermin keras bagi sepak bola Indonesia: bahwa perjuangan menuju panggung dunia bukan hanya soal strategi dan talenta, tetapi juga ketegasan dalam menuntut keadilan di lapangan hijau.
| Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di : | |
|---|---|
| @gadgetvivacoid | |
| Gadget VIVA.co.id | |
| X (Twitter) | @gadgetvivacoid | 
| Whatsapp Channel | Gadget VIVA | 
| Google News | Gadget | 
 
	         
             
           
              
     
              
     
              
     
              
     
              
     
              
     
     
     
     
     
     
                   
                   
                   
                   
                   
     
    