Media China Heran Berat, Indonesia Gagal ke Piala Dunia 2026 Meski Sudah Naturalisasi Besar-Besaran
- PSSI
“Namun, serangkaian operasi ini tidak memungkinkan mereka mewujudkan impian Piala Dunia mereka,” tulis Sohu menambahkan.
Kritik tersebut menggambarkan pandangan banyak pengamat bahwa meskipun sepak bola Indonesia telah mengalami kemajuan signifikan dalam beberapa tahun terakhir — baik dari segi infrastruktur, kualitas pemain, hingga strategi federasi — konsistensi dan kestabilan di level tertinggi Asia masih menjadi pekerjaan rumah besar.
Evaluasi untuk Masa Depan Timnas Indonesia
Kegagalan kali ini seharusnya menjadi refleksi mendalam bagi seluruh elemen sepak bola nasional. Ambisi untuk tampil di Piala Dunia tidak hanya membutuhkan pemain-pemain berpaspor Eropa atau pergantian pelatih, tetapi juga kesinambungan strategi, pembangunan jangka panjang, serta kejelasan arah pembinaan dari level junior hingga senior.
Kehadiran Patrick Kluivert sebagai pelatih anyar memang sempat memberikan semangat baru, namun dengan waktu yang relatif singkat dan proses adaptasi pemain naturalisasi yang belum sepenuhnya solid, hasil instan tampaknya sulit diwujudkan.
Selain itu, faktor tekanan tinggi dan ekspektasi publik juga disebut menjadi salah satu hambatan bagi performa tim di lapangan. Dalam dua laga terakhir, terlihat bahwa Timnas Indonesia masih kesulitan menjaga fokus di momen-momen krusial.
Meski gagal di Kualifikasi Piala Dunia 2026, perjuangan Timnas Indonesia tetap mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan. Banyak yang menilai, pengalaman ini akan menjadi batu loncatan penting untuk menatap ajang-ajang besar lainnya seperti Piala Asia 2027 dan SEA Games 2027.
Langkah PSSI untuk terus mengintegrasikan pemain muda berbakat dari Liga 1 dengan pemain naturalisasi juga diharapkan bisa melahirkan kombinasi ideal yang solid dan kompetitif di masa depan.
Bagi para penggemar, perjalanan panjang ini menunjukkan bahwa mimpi tampil di Piala Dunia memang belum tercapai, tetapi fondasinya sudah mulai terbentuk.
Kegagalan di Jeddah bukanlah akhir dari segalanya bagi Timnas Indonesia. Sebaliknya, ini menjadi momentum untuk membenahi fondasi yang telah dibangun, memperkuat sistem pembinaan, serta menjaga kontinuitas pelatih dan pemain.
Seperti yang dikatakan Sohu, Indonesia sudah mengambil langkah besar, hanya saja perjalanan menuju level tertinggi dunia tidak bisa ditempuh dalam semalam. Dengan evaluasi yang tepat dan kesabaran dalam membangun sistem, peluang Indonesia untuk bersinar di panggung dunia masih tetap terbuka di masa depan.