Media Vietnam Tegas: Timnas Indonesia Jangan Pilih Van Persie atau Ten Hag, Ini Sosok yang Lebih Tepat
- tvonenews.com
Gaya Eropa Kaku Dinilai Tidak Cocok untuk Pemain Indonesia
Dalam pandangan Gusnul Yakin, kegagalan Kluivert bukan hanya karena hasil di lapangan, tetapi juga karena pendekatan taktiknya yang terlalu kaku. Ia menilai pelatih asal Belanda itu terlalu memaksakan gaya Eropa yang tidak sesuai dengan karakteristik pemain Indonesia.
“PSSI harus mencari pelatih yang memahami jati diri sepak bola Asia—mengandalkan kecepatan, disiplin, dan kekuatan kolektif. Kluivert gagal karena terlalu memaksakan pola Eropa yang tidak cocok,” ujar Gusnul.
Ia menambahkan bahwa pelatih baru nanti harus mampu membangun tim berdasarkan keunggulan khas pemain Indonesia, bukan memaksa mereka bermain dengan sistem yang tidak sesuai.
Warisan Shin Tae-yong Masih Bernilai
Selain membahas calon pelatih baru, Gusnul juga menyoroti pentingnya meneruskan fondasi yang telah dibangun oleh Shin Tae-yong. Menurutnya, apa yang dilakukan pelatih asal Korea Selatan itu masih relevan dan berharga untuk perkembangan Timnas Indonesia.
“Warisan Shin Tae-yong harus diteruskan. Kegagalan Kluivert membuktikan bahwa pola kerja yang diterapkan STY masih menjadi pondasi terbaik. Tim ini butuh pelatih yang mampu beradaptasi dengan Indonesia, bukan yang menuntut Indonesia beradaptasi dengannya,” tegas Gusnul.
Pernyataan ini memperkuat pandangan bahwa PSSI perlu lebih bijak dalam menentukan arah proyek jangka panjang sepak bola nasional. Sosok pelatih yang memahami kultur Asia dan karakter pemain Indonesia menjadi kunci untuk membawa Garuda bangkit kembali.
PSSI Didesak Lakukan Reformasi Besar
Hingga kini, PSSI belum mengumumkan keputusan resmi terkait nasib Patrick Kluivert. Namun, tekanan publik terus meningkat, terlebih setelah hasil buruk di dua laga terakhir. Situasi ini memunculkan kemungkinan adanya reformasi besar di jajaran kepelatihan Timnas Indonesia dalam waktu dekat.
Dengan banyaknya pandangan dari pengamat hingga media asing seperti Vietnam, publik menanti langkah konkret federasi sepak bola Indonesia. Apakah Kluivert tetap diberi kesempatan memperbaiki performa, atau PSSI memilih jalan baru dengan pelatih yang lebih memahami DNA sepak bola Garuda?
Satu hal yang pasti, kegagalan kali ini menjadi momentum besar bagi PSSI untuk mengevaluasi arah pengembangan sepak bola nasional agar tidak kembali jatuh pada siklus yang sama.
 
	         
             
           
              
     
              
     
              
     
              
     
              
     
              
     
     
     
     
     
     
                   
                   
                   
                   
                   
     
     
     
     
     
    