Media China Sindir Timnas Indonesia: “Stagnan dan Tak Tahu Cara Menang”

Timnas Indonesia
Sumber :
  • Timnas Indonesia

“UEA menang karena fokus sejak level usia muda. Mereka berkembang secara bertahap dan turnamen nasional berjalan terstruktur. Irak juga tampil stabil karena latihan yang terencana,” tulis 163.com.

Atep Legenda Timnas Indonesia Desak PSSI Gaet Jurgen Klopp, Bukan Pelatih Belanda Lagi

Sebaliknya, Indonesia disebut masih mengandalkan keberuntungan dan koneksi lama, tanpa arah permainan yang pasti. “Oman dan Indonesia masih berharap pada momen ajaib. Gaya bermain mereka stagnan, tidak berkembang, dan sulit mengejar ketertinggalan,” tambahnya.

Pernyataan itu seolah mencerminkan kekecewaan global terhadap tim yang sempat dijuluki “kuda hitam Asia Tenggara” ini. Padahal, beberapa tahun terakhir, Indonesia sempat menunjukkan kemajuan di bawah kepemimpinan Shin Tae-yong dengan kedisiplinan taktik dan fondasi pemain muda yang kuat.

Radja Nainggolan Akui Salah Pilih Negara: Kini Justru Ingin Bela Timnas Indonesia karena Rasa Hormat

Desakan Evaluasi untuk Patrick Kluivert dan PSSI

Gagal ke Piala Dunia 2026, Timnas Indonesia Malah Dapat Kejutan Manis dari FIFA

Kegagalan ini pun menambah tekanan besar terhadap PSSI dan Patrick Kluivert. Banyak pihak menilai evaluasi total harus dilakukan. Situasi ini mengingatkan publik pada keputusan mendadak PSSI saat memberhentikan Shin Tae-yong beberapa tahun lalu setelah serangkaian hasil buruk.

Kini, banyak suporter berharap langkah serupa bisa diterapkan kepada Kluivert yang dianggap gagal memberikan arah permainan jelas bagi skuad Merah Putih. Mereka menilai masalah Timnas bukan pada pemain, tetapi pada filosofi dan pendekatan pelatih yang tak cocok dengan karakter tim.

PSSI dikabarkan akan segera melakukan rapat evaluasi, termasuk membahas masa depan Kluivert. Sementara itu, sang pelatih sendiri mengaku masih belum memutuskan langkah ke depan usai kegagalan ini.

“Belum ada keputusan soal masa depan saya. Saya harus berdiskusi dengan PSSI terlebih dahulu,” ujar Kluivert usai laga terakhir melawan Irak.


Kritik media China seharusnya menjadi bahan refleksi bagi sepak bola Indonesia. Di tengah euforia naturalisasi dan perubahan cepat, konsistensi pembangunan tim sering kali terabaikan.

Jika ingin bersaing di level Asia, fondasi taktik, mental, dan pembinaan usia muda harus berjalan beriringan. Hanya dengan langkah sistematis, Indonesia bisa lepas dari label “tim potensial tanpa arah” yang kini mulai melekat di mata publik internasional.

Kegagalan menuju Piala Dunia 2026 bukan akhir segalanya, tetapi seharusnya menjadi awal untuk memperbaiki sistem dari akar — bukan sekadar mengganti pelatih atau pemain. Karena seperti yang dikatakan media China, “Indonesia tidak kekurangan talenta, mereka hanya perlu tahu cara menang.”

Halaman Selanjutnya
img_title