Dony Tri Pamungkas Bersinar di Timnas U-23, Fans Persija Geram ke Mauricio Souza: Mainkan Dia!

Alan tampil konsisten dalam menjaga pertahanan sekaligus aktif membantu serangan, sementara Tubarao—yang datang dengan label pemain eks Serie A Brasil—masih diharapkan bisa menunjukkan performa terbaiknya. Situasi ini membuat Dony sulit bersaing merebut tempat utama.

Namun, jika melihat kontribusi Dony bersama Timnas Indonesia U-23, banyak pihak menilai sudah saatnya Mauricio Souza berani mengambil risiko dan memberi kesempatan pada pemain lokal bertalenta seperti Dony. Pasalnya, pengalaman dan mental yang dimiliki Dony sudah terbukti sejak level junior.

Sebelum bersinar di Timnas U-23, Dony Tri Pamungkas sudah dikenal sebagai pemain serbabisa dengan segudang prestasi di level usia muda. Ia pernah membawa Timnas U-19 menjuarai Piala AFF U-19 2024, bahkan dinobatkan sebagai pemain terbaik berkat peran besarnya di lini tengah dan pertahanan.

Tak berhenti di situ, Dony juga dipercaya menjadi kapten Timnas U-20 saat berlaga di Piala Asia U-20 2025, membuktikan kepemimpinannya yang matang di usia muda.

Dengan sederet pencapaian itu, tak heran jika publik menilai Dony merupakan salah satu aset masa depan Timnas Indonesia. Namun, untuk terus berkembang, ia membutuhkan jam terbang reguler di klub. Itulah yang kini menjadi sorotan utama para fans Persija.

Suara para pendukung Persija semakin nyaring menjelang laga tandang ke markas Persebaya Surabaya pada 18 Oktober 2025 di Stadion Gelora Bung Tomo. Banyak fans berharap Mauricio Souza menurunkan Dony sejak awal untuk membuktikan kapasitasnya di liga domestik.

“Sudah waktunya Dony tampil sebagai starter. Dua gol di Timnas cukup jadi bukti dia pantas dapat kepercayaan,” tulis seorang fans di media sosial.

Kini, sorotan pun tertuju pada Mauricio Souza. Akankah sang pelatih menjawab keinginan fans dengan memberi kesempatan kepada Dony Tri Pamungkas di laga besar melawan Persebaya?

Jika itu terjadi, bukan tidak mungkin Dony akan kembali mencuri perhatian publik sepak bola Indonesia—kali ini bukan dengan seragam merah putih, melainkan bersama Macan Kemayoran.