Media Italia Sebut Pemecatan Patrick Kluivert dari Timnas Indonesia Sebagai Keputusan yang Tak Terhindarkan
- AFC
Gadget – Langkah PSSI memutus kerja sama dengan Patrick Kluivert resmi menarik perhatian media internasional, termasuk dari Italia. Keputusan mengejutkan ini datang hanya beberapa hari setelah Timnas Indonesia gagal melangkah ke putaran final Piala Dunia 2026.
Dalam laporan utamanya, jurnalis sepak bola terkenal Italia Gianluca Di Marzio menulis, “Patrick Kluivert bukan lagi pelatih Indonesia: itu resmi.” Media Italia itu menegaskan bahwa masa jabatan mantan legenda Barcelona tersebut berakhir lebih cepat dari kontrak yang disepakati, usai hasil mengecewakan di Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
“Masa jabatan Patrick Kluivert hanya berlangsung kurang dari setahun. Sebagaimana diumumkan oleh Federasi Sepakbola Indonesia, mantan pemain AC Milan itu tidak akan melanjutkan kariernya sebagai pelatih,” tulis laporan Gianluca Di Marzio.
Gagal di Kualifikasi, Tekanan Publik Tak Terhindarkan
Timnas Indonesia mengalami dua kekalahan beruntun pada putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026. Skuad Garuda kalah 2–3 dari Arab Saudi dan 0–1 dari Irak, membuat mereka finis di posisi terakhir grup tanpa satu pun poin.
Situasi tersebut, menurut media Italia, menjadi puncak tekanan yang membuat pemecatan Kluivert tak bisa dihindari.
“Indonesia menelan dua kekalahan dan finis di posisi terakhir dengan nol poin. Kluivert meninggalkan kursi pelatih setelah kurang dari setahun bertugas,” tulis Di Marzio.
Padahal, ekspektasi publik terhadap Kluivert sempat sangat tinggi. Ia datang ke Indonesia dengan reputasi besar sebagai mantan striker top Eropa dan pelatih berpengalaman di level klub serta tim nasional.
Saat pertama kali diumumkan sebagai pelatih kepala menggantikan Shin Tae-yong pada awal 2025, PSSI menaruh harapan besar pada pendekatan taktik menyerang yang dibawa Kluivert. Ia bahkan sempat memberikan hasil positif di awal masa jabatannya dengan membawa Indonesia menumbangkan Bahrain dan Tiongkok di babak sebelumnya.
Namun, dua kekalahan di babak selanjutnya mengubah segalanya. Dukungan publik mulai menurun, dan desakan untuk mengganti pelatih terus menguat.
“Keputusan itu diambil setelah Indonesia gagal lolos ke Piala Dunia 2026. Di babak kualifikasi keempat, mereka menderita dua kekalahan melawan Arab Saudi dan Irak,” lanjut media Italia tersebut.
Catatan Kluivert selama melatih Timnas Indonesia pun tak terlalu buruk di atas kertas — delapan pertandingan dengan tiga kemenangan, satu imbang, dan empat kekalahan. Namun, tekanan tinggi dari fans membuat posisinya kian sulit dipertahankan.
PSSI Didesak Lebih Selektif dalam Memilih Pengganti
Media Italia juga menyoroti satu hal penting dari pernyataan resmi PSSI — tidak adanya nama pengganti Kluivert dalam pengumuman pemecatan tersebut. Hal ini turut disorot oleh AFC (Konfederasi Sepak Bola Asia) yang menilai langkah itu menunjukkan belum adanya rencana jangka panjang federasi.
Dengan skuad muda yang dipenuhi talenta seperti Jay Idzes, Calvin Verdonk, hingga Rafael Struick, banyak pihak berharap PSSI tak mengulangi kesalahan yang sama. Keputusan memilih pelatih baru harus dilakukan dengan penuh pertimbangan, bukan karena tekanan publik semata.
Kini, perhatian publik sepak bola Indonesia tertuju pada langkah selanjutnya PSSI. Apakah federasi akan kembali mempercayakan tim kepada pelatih asing berpengalaman, atau memberi kesempatan bagi pelatih lokal yang dinilai lebih memahami karakter pemain Garuda.
Satu hal yang pasti, kegagalan menuju Piala Dunia 2026 menjadi titik balik penting bagi masa depan Timnas Indonesia, dan pemecatan Patrick Kluivert menjadi pelajaran berharga bahwa ekspektasi tinggi harus dibarengi dengan perencanaan matang.
| Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di : | |
|---|---|
| @gadgetvivacoid | |
| Gadget VIVA.co.id | |
| X (Twitter) | @gadgetvivacoid |
| Whatsapp Channel | Gadget VIVA |
| Google News | Gadget |