Terungkap! Alasan Elkan Baggott Tak Lagi Bela Timnas Indonesia Meski Sudah Bukan Era Shin Tae-yong
- x.com
“Hal ini sensitif untuk dibahas. Lebih baik Baggott sendiri yang berbicara langsung,” ucap Shin saat itu.
Namun kini, pernyataan Jeje memperjelas alasan di balik keputusan tegas tersebut. Menurutnya, Shin memang dikenal tidak mau kompromi terhadap pemain yang tidak menunjukkan komitmen dan cinta terhadap Timnas Indonesia.
“Kalau ada satu pemain yang nggak punya hati untuk timnas, itu bisa menghancurkan semangat tim. Coach Shin tegas banget soal itu,” tegas Jeje.
Ia menambahkan bahwa keputusan untuk tidak lagi memanggil Elkan bukan karena masalah pribadi, melainkan untuk menjaga kehormatan dan keharmonisan tim nasional.
“Coach Shin berani mencoret pemain, sehebat apa pun dia, kalau nggak disiplin atau nggak punya rasa nasionalisme,” sambungnya.
Peluang Kembali ke Timnas Masih Terbuka?
Kini, ketika Shin Tae-yong sudah tidak lagi menukangi Timnas Indonesia, muncul pertanyaan besar: apakah Elkan Baggott masih punya peluang kembali?
Secara kualitas, tak ada yang meragukan kemampuannya. Namun, publik terlanjur menilai citranya menurun karena dianggap kurang menghargai panggilan negara.
Meski begitu, tak sedikit yang berharap jika Elkan mampu memperbaiki komunikasi dengan PSSI dan pelatih baru, pintu Timnas Indonesia belum sepenuhnya tertutup. Namun, mengembalikan kepercayaan publik dan staf pelatih jelas bukan hal mudah.
Apalagi, dalam filosofi kepelatihan modern seperti yang diterapkan oleh Shin Tae-yong dan Patrick Kluivert, faktor mentalitas dan semangat nasionalisme dianggap sama pentingnya dengan kemampuan teknis di lapangan.
Elkan kini ditantang untuk membuktikan bahwa dirinya masih memiliki rasa cinta dan tanggung jawab terhadap Garuda, bukan sekadar pemain diaspora yang muncul sesekali.
Absennya Elkan Baggott dari Timnas Indonesia bukan sekadar urusan teknis, melainkan menyangkut nilai yang lebih dalam: komitmen, nasionalisme, dan disiplin.
Pernyataan Jeje menegaskan bahwa pelatih seperti Shin Tae-yong hanya ingin membangun tim yang bukan sekadar kuat secara fisik, tapi juga solid secara mental dan loyal terhadap bendera merah putih.
Kini, nasib Elkan berada di tangannya sendiri. Apakah ia akan kembali ke pelukan Garuda, atau memilih jalan berbeda dalam kariernya di Eropa, waktu yang akan menjawab.