Jangan Asal Murah! Ini 6 Rahasia Pilih Ban Mobil Bekas yang Aman, Awet, dan Nggak Bikin Nyesel!

Rahasia Pilih Ban Mobil Bekas yang Aman
Sumber :
  • lifehack

Membeli ban mobil bekas memang bisa jadi solusi hemat, terutama bagi pemilik kendaraan yang ingin menekan biaya perawatan. Namun, di balik harga yang lebih miring, ada risiko tersembunyi yang perlu diwaspadai. Ban bekas bisa saja tampak bagus di luar, tetapi menyimpan kerusakan yang berpotensi membahayakan keselamatan di jalan. Karena itu, memahami cara memilih ban bekas yang masih berkualitas adalah langkah penting sebelum melakukan pembelian.

Panduan Genshin Impact 2025: Tips Dari Pemula Sampai Jadi Pro

Berikut panduan lengkap untuk memastikan ban bekas yang kamu pilih tetap aman, nyaman, dan layak pakai.

Langkah pertama yang wajib diperhatikan adalah kedalaman tapak (tread depth). Tapak ban berfungsi menjaga traksi dan kestabilan kendaraan, terutama saat melintas di jalan basah. Idealnya, ban bekas yang masih layak pakai memiliki kedalaman tapak minimal 6/32 inci atau sekitar 4,7 milimeter. Jika tapak sudah terlalu tipis, risiko mobil tergelincir (aquaplaning) dan pengereman yang kurang efektif akan meningkat. Selain itu, pastikan keausan tapaknya merata di seluruh permukaan. Jika ada bagian yang lebih aus di sisi tertentu, hal itu bisa mengindikasikan adanya masalah pada sistem suspensi atau kemudi kendaraan sebelumnya.

Cara Main ARC Raiders Biar Cepat Pro, Cocok untuk Pemula 2025

Selanjutnya, perhatikan usia ban. Banyak orang keliru menganggap ban yang jarang dipakai otomatis masih bagus. Padahal, seiring waktu, karet ban bisa mengeras dan kehilangan elastisitasnya, meski tampilannya masih mulus. Produsen ban biasanya menyarankan agar ban tidak digunakan lebih dari enam tahun sejak tanggal produksinya. Kamu bisa memeriksa usia ban lewat kode “DOT” yang tertera di dinding ban. Empat digit terakhir menunjukkan minggu dan tahun pembuatan. Misalnya, kode “4522” berarti ban diproduksi pada minggu ke-45 tahun 2022.

Kemudian, jangan abaikan kondisi dinding samping (sidewall) dan struktur ban. Bagian ini berperan penting menjaga tekanan udara dan kekuatan keseluruhan ban. Periksa apakah terdapat retakan kecil, gelembung udara, atau bekas sobekan. Kerusakan di sisi ini menandakan ban pernah mengalami tekanan berlebih atau benturan keras. Hindari juga ban dengan bekas tambalan besar di sisi samping, karena dapat mengganggu kekuatan strukturalnya. Ban yang pernah digunakan hingga benar-benar habis atau dipaksakan berjalan dalam keadaan bocor juga sebaiknya dihindari, sebab bisa menyebabkan lapisan dalam ban rusak tanpa terlihat dari luar.

Gak Ribet! 3 Trik Sederhana Supaya Gemini AI Hasilkan Gambar Lebih Realistis

Selain kondisi fisik, merk dan spesifikasi ban juga tidak kalah penting. Pastikan ukuran, lebar, tinggi, serta rating kecepatan dan beban ban sesuai dengan rekomendasi pabrikan mobil. Jika spesifikasinya tidak cocok, hal ini dapat memengaruhi performa kendaraan, konsumsi bahan bakar, hingga kenyamanan berkendara. Lebih aman jika kamu memilih ban bekas dari merk ternama yang sudah terbukti kualitasnya, ketimbang merk tidak dikenal dengan harga murah tapi daya tahannya diragukan.

Selanjutnya, perhatikan riwayat penggunaan dan perbaikan ban. Jika memungkinkan, tanyakan pada penjual apakah ban tersebut pernah mengalami kerusakan berat atau ditambal lebih dari sekali. Ban yang sudah sering diperbaiki atau dipakai dalam kondisi ekstrem — seperti untuk kendaraan balap, off-road, atau mobil angkut berat — cenderung mengalami penurunan performa dan tidak lagi aman digunakan.

Tak kalah penting, pastikan kamu membeli ban dari penjual yang terpercaya. Pilih toko yang memiliki reputasi baik, memberikan garansi, dan bersedia melakukan inspeksi terbuka. Penjual profesional biasanya akan menampilkan hasil pemeriksaan visual, bahkan ada yang menyediakan pengukuran tekanan udara dan kedalaman tapak secara gratis. Hindari membeli ban hanya karena tergiur harga murah tanpa mengetahui kondisi sebenarnya. Ingat, selisih harga beberapa ratus ribu rupiah tidak sebanding dengan risiko kecelakaan akibat ban bermasalah.

Agar lebih yakin, berikut beberapa tips praktis saat memeriksa ban bekas. Pertama, bawalah alat pengukur kedalaman tapak (tread depth gauge). Jika tidak punya, kamu bisa menggunakan koin sebagai perkiraan kasar. Kedua, periksa kode produksi dan pastikan usia ban tidak terlalu tua. Ketiga, lihat seluruh permukaan ban, termasuk sisi dalam, karena kerusakan sering tersembunyi di bagian yang tidak langsung terlihat.

Jika kamu berniat membeli satu set ban, pastikan keempat ban memiliki kondisi yang relatif sama — baik dari usia, merek, maupun tekanan udara. Hal ini penting agar performa kendaraan tetap seimbang dan tidak menimbulkan getaran saat digunakan. Setelah ban dipasang, lakukan balancing dan spooring (alignment) agar putaran roda stabil dan keausan ban merata.

Meski begitu, perlu diingat bahwa ban bekas tetap memiliki risiko tersendiri. Karet yang sudah menua dan struktur yang pernah terbebani berat bisa saja menyimpan kelemahan yang tidak tampak dari luar. Karena itu, jika kamu sering berkendara dalam jarak jauh, kecepatan tinggi, atau medan berat, sebaiknya tetap memilih ban baru. Selain lebih aman, ban baru juga memberikan kenyamanan lebih baik dan umur pakai yang jauh lebih panjang.

Kesimpulannya, membeli ban mobil bekas memang bisa jadi langkah hemat, asal dilakukan dengan hati-hati. Periksa secara teliti mulai dari tapak, usia, kondisi dinding, hingga reputasi penjualnya. Jangan tergoda harga murah tanpa memperhatikan kualitas, karena keamanan di jalan jauh lebih berharga daripada sekadar penghematan sesaat. Dengan memperhatikan panduan di atas, kamu bisa mendapatkan ban bekas berkualitas yang tetap aman dan nyaman digunakan — tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam.