Kronologi Tragis Kematian Mahasiswa Unud Timothy Anugerah: Dugaan Bullying, Kampus Gempar Sekitar Pukul 09.00 WITA

Kronologi Tragis Kematian Mahasiswa Unud Timothy Anugerah
Sumber :
  • X/@FroggieOnee)

Kabar duka datang dari dunia pendidikan Indonesia. Seorang mahasiswa Universitas Udayana (Unud) bernama Timothy Anugerah ditemukan meninggal dunia di lingkungan kampusnya, Rabu (15/10/2025) pagi. Kejadian ini sontak menggemparkan civitas akademika dan publik luas, terutama karena kematiannya diduga berkaitan dengan kasus bullying atau perundungan yang dialaminya.

Profil Lengkap Oscar Garcia, Kandidat Pelatih Baru Timnas Indonesia

Disclaimer: Artikel ini tidak bermaksud menginspirasi tindakan berbahaya apa pun. Jika Anda mengalami tekanan mental atau merasa tertekan, segera hubungi profesional atau lembaga pendamping terdekat.

Kronologi Kejadian di Kampus Unud

Tablet Rp 2 Jutaan Ini Bikin Kaget! Samsung Galaxy Tab A11 Tahan Update OS 7 Tahun

Sekitar pukul 09.00 WITA, suasana kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Udayana mendadak ricuh. Sejumlah mahasiswa yang sedang beraktivitas di sekitar gedung tiba-tiba dikejutkan oleh teriakan dan kepanikan.

Tak lama kemudian, pihak keamanan kampus menemukan seorang mahasiswa tergeletak tak bernyawa di area bawah gedung. Belakangan diketahui, korban adalah Timothy Anugerah, mahasiswa semester 7 jurusan Sosiologi.

Fitur Bypass Charging di VIVO V60 Lite, Bikin HP 3 Jutaan Tahan Main Game Tanpa Panas

Menurut keterangan saksi, diduga kuat korban terjatuh dari lantai empat gedung fakultas. Petugas keamanan kemudian segera melapor ke pihak kepolisian untuk penanganan lebih lanjut.

Dugaan Bullying Mengemuka

Beberapa jam setelah kejadian, publik dikejutkan dengan munculnya tangkapan layar percakapan grup chat mahasiswa Unud di media sosial. Dalam percakapan tersebut, tampak sejumlah oknum mahasiswa menuliskan pesan bernada merundung bahkan setelah Timothy meninggal dunia.

Isi percakapan itu memicu kemarahan publik. Netizen menilai perilaku para mahasiswa tersebut sangat tidak berempati.
“Sudah jatuh, malah dihina. Di mana hati nuraninya?” tulis salah satu pengguna X (Twitter) yang mengunggah ulang isi chat tersebut.

Akibat viralnya kasus ini, dugaan bullying menjadi sorotan utama. Banyak pihak menduga bahwa tekanan sosial dan perundungan dari rekan sebayanya bisa menjadi salah satu faktor yang memperparah kondisi mental korban.

Pihak kepolisian dari Polsek Abiansemal bersama tim forensik langsung melakukan penyelidikan di lokasi kejadian. Polisi telah memeriksa sejumlah saksi dari kalangan mahasiswa, dosen, dan pihak keamanan kampus untuk memastikan penyebab pasti kematian korban.

“Kami masih menunggu hasil autopsi dan pemeriksaan lebih lanjut. Dugaan awal masih kami dalami, termasuk kemungkinan adanya tekanan psikis sebelum kejadian,” ujar seorang petugas kepolisian yang enggan disebut namanya.

Langkah Tegas dari Kampus Unud

Menyikapi kasus ini, pihak Universitas Udayana bergerak cepat. Kampus menegaskan bahwa mereka tidak akan mentoleransi segala bentuk perundungan di lingkungan akademik.

Pihak fakultas juga telah menindak tegas enam mahasiswa yang terlibat dalam percakapan tidak pantas pascakejadian. Empat orang di antaranya merupakan pengurus Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik (Himapol), sementara dua lainnya berasal dari organisasi kampus berbeda.

Semua oknum tersebut resmi dicabut dari jabatan organisasi kemahasiswaan, dan diminta menyampaikan permintaan maaf terbuka.
“Kami sudah memberikan sanksi administratif dan moral. Tindakan tidak etis seperti ini bertentangan dengan nilai-nilai Unud,” jelas perwakilan pihak kampus dalam pernyataannya.

Namun, publik menilai langkah tersebut belum cukup. Banyak warganet menuntut investigasi lebih mendalam dan menilai permintaan maaf para pelaku muncul karena identitas mereka sudah terlanjur tersebar luas.

 Keluarga Memaafkan, Publik Menuntut Perubahan

Di tengah gelombang emosi dan simpati, keluarga Timothy Anugerah memilih untuk ikhlas. Mereka berharap kepergian sang putra bisa menjadi pelajaran penting agar tidak ada lagi kasus serupa di dunia pendidikan Indonesia.

“Kami sudah mengikhlaskan. Semoga tidak ada lagi yang mengalami nasib seperti Timothy,” ucap salah satu anggota keluarga singkat.

Kematian Timothy menjadi pengingat keras bagi masyarakat bahwa perundungan bukanlah hal sepele. Tekanan sosial, ejekan, dan intimidasi di lingkungan pendidikan bisa berdampak fatal pada kesehatan mental seseorang.