Hati-Hati! 5 Kebiasaan Hemat Ini Justru Bikin Keuangan Anda Rusak Parah!
- bibit
Gadget – Menjadi hemat memang penting dalam mengatur keuangan pribadi. Namun, tidak semua kebiasaan hemat membawa hasil yang diharapkan. Terkadang, apa yang tampak seperti langkah cerdas justru membuat kita kehilangan lebih banyak waktu dan uang tanpa disadari. Mari kita telusuri lima kebiasaan hemat yang ternyata malah merugikan keuangan.
1. Berkeliaran ke Banyak Toko demi Diskon Kecil
Siapa yang tidak suka diskon? Membandingkan harga di beberapa toko atau mencari SPBU dengan harga bensin lebih murah mungkin terdengar sebagai strategi yang cerdas. Namun, jika diperhitungkan secara detail, biaya waktu dan transportasi sering kali lebih besar daripada penghematan yang didapat.
Misalnya, Anda menghabiskan dua jam dan Rp50.000 untuk bensin hanya demi mendapatkan potongan Rp40.000. Alih-alih untung, Anda justru rugi baik secara finansial maupun waktu. Untuk lebih efisien, tetapkan aturan sederhana seperti "jangan habiskan lebih dari 15 menit untuk menghemat Rp100.000" dan pilih satu toko utama untuk belanja mingguan.
2. Terlalu Sibuk Mengejar Kupon dan Barang Gratis
Mendapatkan barang gratis atau menggunakan kupon memang terasa memuaskan. Namun, apakah Anda yakin bahwa barang tersebut benar-benar dibutuhkan?
Banyak orang terjebak dalam euforia kupon hingga membeli barang yang tidak diperlukan. Selain itu, waktu yang dihabiskan untuk mencari dan menggunakan kupon bisa sangat lama—bahkan hingga 20 jam per minggu! Waktu sebanyak itu bisa digunakan untuk kegiatan yang lebih produktif.
Ingatlah, hemat bukan berarti membeli sesuatu hanya karena ada diskon besar. Pastikan setiap pembelian memiliki nilai guna nyata.
3. Menunda Perawatan demi “Menghemat” Sekarang
Saat kondisi keuangan sedang ketat, menunda perawatan rutin seperti servis kendaraan, pergantian oli, atau perbaikan kecil di rumah sering dianggap sebagai cara menghemat. Namun, ini justru bisa menjadi masalah besar di masa depan.
Kerusakan kecil yang dibiarkan bisa melonjak menjadi biaya besar. Contohnya, kerusakan kecil pada atap yang tidak ditangani bisa berkembang menjadi kebocoran besar yang merusak plafon rumah.
Para ahli keuangan menyarankan agar Anda menyisihkan sekitar 2–6 persen dari pendapatan untuk perawatan rutin. Anggap saja ini sebagai bentuk asuransi agar keuangan Anda tetap stabil dan tidak terguncang oleh biaya tak terduga.