Shin Tae-yong Akhirnya Bicara Jujur Soal Kegagalan Timnas Indonesia: “Saya Kecewa Lihat Permainan Lawan Irak”

Timnas Indonesia
Sumber :
  • AFC

Gadget – Setelah cukup lama memilih diam, Shin Tae-yong akhirnya angkat bicara soal performa Timnas Indonesia di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026. Mantan pelatih asal Korea Selatan itu mengaku kecewa melihat perjuangan skuad Garuda yang harus tersingkir setelah dua kekalahan beruntun.

Eizar Jacob Tanjung, Bintang Muda Berdarah Indonesia-Australia Siap Tampil Ganas di Piala Dunia U-17

Kekalahan Beruntun dan Mimpi yang Pupus

Dalam dua laga terakhir Grup B, Timnas Indonesia harus mengakui keunggulan lawan. Garuda kalah tipis 2-3 dari Arab Saudi, kemudian tumbang 0-1 saat menghadapi Irak. Hasil itu menutup peluang Indonesia untuk tampil di Piala Dunia 2026, meski sempat mencatat sejarah menembus putaran ketiga untuk pertama kalinya.

Media Inggris Heran: FIFA dan AFC Bungkam Soal Protes Indonesia atas Keuntungan Arab Saudi

Bagi Shin Tae-yong, pencapaian tersebut seharusnya menjadi pijakan untuk melangkah lebih jauh. Namun, ia menilai ada hal penting yang kurang dari persiapan skuad Garuda.

“Saya merasa sayang sekali. Memang saya sudah bukan siapa-siapa lagi di timnas, tapi kalau saja persiapannya sedikit lebih baik, mungkin bisa langsung lolos dari babak ke-3,” ujar Shin Tae-yong dalam wawancara di kanal YouTube Goalpost.

Jurnalis Inggris Bongkar Dugaan Kecurangan FIFA-AFC, Timnas Indonesia Jadi Korban di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Pelatih yang dikenal disiplin itu mengaku sempat memiliki harapan besar terhadap para pemainnya ketika masih menukangi Indonesia. Namun, hasil akhir di putaran keempat membuatnya hanya bisa menyesal.

“Harapan itu besar waktu itu. Tapi gagal di babak ke-4 itu sangat disayangkan. Padahal perjuangan mereka luar biasa,” tambahnya.


Kurang Matang dalam Persiapan dan Taktik

Menurut Shin Tae-yong, faktor utama kegagalan Timnas Indonesia bukan hanya soal kualitas pemain, tetapi juga kesiapan taktik dan perencanaan menghadapi lawan berat seperti Irak.

“Kalau saja mereka persiapannya lebih matang, hasilnya mungkin berbeda. Seharusnya lebih detail mempersiapkan strategi. Misalnya, bagaimana menghadapi Irak, mereka kuat di sisi mana, itu harus dipelajari,” jelasnya.

Ia menyoroti bahwa Irak memiliki gaya bermain fisikal dan agresif yang sudah seharusnya diantisipasi sejak awal. Kelemahan dalam hal tersebut, kata Shin, membuat Indonesia kehilangan momentum penting.

Pelatih berusia 53 tahun itu juga menilai bahwa dari segi pertahanan, skuad Garuda sebenarnya sudah cukup solid. Nama-nama seperti Kevin Diks, Rizky Ridho, Jay Idzes, dan Dean James dianggap tampil cukup baik. Namun, lini depan masih menjadi titik lemah yang perlu dibenahi.

“Sebenarnya pertahanan Indonesia tidak buruk sama sekali. Yang kurang itu justru di lini depan. Mereka perlu pemain yang punya power dan lebih berani bertarung. Kalau itu ada, hasilnya pasti berbeda,” ungkapnya.


Peluang Terbuka, Tapi Tidak Dimanfaatkan

Dalam pandangan Shin Tae-yong, kesempatan Timnas Indonesia untuk melangkah ke babak selanjutnya sebenarnya terbuka lebar. Namun, peluang itu tidak dimanfaatkan dengan baik oleh para pemain.

“Kesempatan itu ada, tapi kita gagal memanfaatkannya. Itu yang paling saya sesali. Karena kesempatan seperti ini tidak datang dua kali,” ujar Shin dengan nada kecewa.

Ia mengaku sempat membayangkan bagaimana jika tim memiliki waktu persiapan yang lebih panjang dan strategi yang lebih matang. Dengan materi pemain saat ini, Indonesia sebenarnya punya potensi besar untuk bersaing di Asia.


Optimisme untuk Masa Depan Sepak Bola Indonesia

Meski kecewa dengan hasil di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Shin Tae-yong tetap menaruh optimisme terhadap masa depan sepak bola Indonesia. Ia percaya, dengan pembinaan dan perencanaan yang lebih serius, Garuda bisa berbicara banyak di kancah internasional.

“Sekarang sepak bola Indonesia sedang dalam tren positif. Kalau dipersiapkan sedikit lebih baik, saya percaya Indonesia bisa lolos ke Piala Dunia 2030,” ucap Shin dengan yakin.

Pernyataan ini menjadi sinyal bahwa pelatih asal Korea Selatan itu masih menaruh perhatian besar terhadap perkembangan tim yang sempat ia bangun dari nol. Di bawah asuhannya, Indonesia pernah menembus semifinal Piala Asia U-23 2024, pencapaian yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Bagi Shin, perjalanan panjang membentuk mental dan karakter skuad Garuda adalah pengalaman berharga. Ia berharap fondasi yang telah ia tinggalkan bisa dimanfaatkan oleh pelatih berikutnya.


Refleksi dari Sosok yang Pernah Mengubah Wajah Timnas

Komentar Shin Tae-yong ini bukan sekadar kritik, melainkan bentuk kepeduliannya terhadap tim yang sempat ia bawa menembus level tertinggi di Asia Tenggara. Ia memahami betul potensi para pemain, mulai dari Jay Idzes, Rizky Ridho, hingga Marselino Ferdinan, yang dinilai masih bisa berkembang lebih jauh jika mendapat dukungan dan pembinaan berkelanjutan.

Kini, dengan kegagalan di Kualifikasi Piala Dunia 2026, publik berharap PSSI bisa belajar dari evaluasi yang diungkapkan Shin Tae-yong. Bukan hanya soal taktik, tapi juga tentang bagaimana membangun sistem yang lebih matang agar mimpi ke Piala Dunia 2030 bukan sekadar angan.


Shin Tae-yong mungkin tak lagi menjadi pelatih Timnas Indonesia, tapi komentarnya mencerminkan cinta dan keprihatinan terhadap perkembangan sepak bola Tanah Air. Kritiknya bukan untuk menjatuhkan, melainkan pengingat bahwa perjalanan menuju panggung dunia masih panjang dan butuh persiapan yang sungguh-sungguh.

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram@gadgetvivacoid
FacebookGadget VIVA.co.id
X (Twitter)@gadgetvivacoid
Whatsapp ChannelGadget VIVA
Google NewsGadget