Bukan Shin Tae-yong atau Jesus Casas, 3 Pelatih Dunia Ini Siap Tangani Timnas Indonesia!

Shin Tae-yong dan Jesus Casas
Sumber :
  • Istimewa

Kariernya berlanjut bersama Napoli, Parma, Cagliari, dan Bologna, hingga terakhir melatih Shenzhen FC di Liga Super China.
Donadoni dikenal sebagai pelatih dengan filosofi menyerang cepat dan penguasaan bola tinggi, cocok dengan gaya main agresif Garuda.

Shin Tae-yong Bisa Kembali Latih Timnas Indonesia Jika PSSI Mau Turunkan Ego

2. Juan Carlos Osorio – Si Inovator dari Amerika Latin

Andre Rosiade Desak PSSI Balik ke Shin Tae-yong: “Demi Bangsa, Ego Jangan Dulu!”

Pelatih asal Kolombia ini dikenal dengan pendekatan ilmiah dan disiplin ekstrem terhadap detail permainan.
Osorio memegang lisensi UEFA A dari FA Inggris serta sertifikat pelatihan KNVB Belanda. Ia bahkan sempat menjadi analis di Manchester City sebelum meniti karier sebagai pelatih.

Rekam jejaknya mencakup tim besar seperti Sao Paulo, Atletico Nacional, New York Red Bulls, hingga Timnas Meksiko.
Momen paling ikonik dalam kariernya terjadi di Piala Dunia 2018, ketika Meksiko mengalahkan juara bertahan Jerman 1–0 — kemenangan yang masih diingat sebagai salah satu hasil paling bersejarah bagi El Tri.

4 Pemain Diaspora Siap Bikin Gebrakan di Piala Dunia U-17 2025, Timnas Indonesia Punya Amunisi Baru!

Dikenal dengan julukan “El Recreacionista” (Sang Inovator), Osorio gemar melakukan rotasi pemain dan eksperimen taktik berdasarkan karakter lawan. Kini ia tanpa klub setelah berpisah dengan Club Tijuana pada Maret 2025, membuka peluang besar menuju Indonesia.


3. Oscar Garcia – Murid Johan Cruyff dari La Masia

Sosok ketiga, Oscar Garcia Junyent, adalah jebolan akademi legendaris La Masia dan murid langsung Johan Cruyff saat menjadi asisten pelatih Timnas Catalonia pada 2009.

Setelah pensiun pada 2005, Garcia memulai karier di Barcelona U-19 dan berhasil membawa Maccabi Tel Aviv juara Liga Israel 2012–2013 — trofi pertama klub itu dalam satu dekade.
Perjalanan kariernya berlanjut ke Brighton & Hove Albion, Watford, Red Bull Salzburg, dan Celta Vigo.

Bersama Salzburg, Garcia menorehkan dua gelar Bundesliga Austria dan dua Piala Austria.
Filosofinya menekankan pada pressing tinggi, kombinasi cepat, dan penguasaan bola dominan, ciri khas sepak bola modern ala Barcelona.

Kini berusia 52 tahun, Garcia juga sedang tanpa klub, membuat peluangnya menuju kursi panas Timnas Indonesia terbuka lebar.


PSSI Masih Hati-Hati Tentukan Pilihan

Meski tiga nama besar tersebut mencuat, PSSI belum mengeluarkan konfirmasi resmi terkait pelatih baru Timnas Indonesia.
Erick Thohir menegaskan pihaknya tak ingin terburu-buru, karena pelatih yang dipilih nanti diharapkan bisa membangun sistem pembinaan jangka panjang, bukan sekadar membawa hasil cepat.

Halaman Selanjutnya
img_title