Ezra Walian Bangkit: Eks Pemain yang Pernah Dilarang FIFA Kini Siap Gantikan Rafael Struick di Timnas Indonesia
Jika pelatih baru Timnas ingin membangun serangan yang lebih dinamis dan fleksibel, Ezra Walian bisa menjadi alternatif ideal. Ia memiliki kemampuan bermain di berbagai posisi menyerang — mulai dari penyerang tengah, sayap kanan, hingga gelandang serang.
Potensi Kembalinya Ezra Walian ke Skuad Garuda
Kondisi fisik Ezra yang semakin bugar dan gaya bermainnya yang lebih matang membuka peluang besar untuk dipanggil kembali ke skuad Garuda. Pengalamannya bermain di berbagai level kompetisi, baik di Belanda maupun Indonesia, menjadikannya sosok yang siap mental untuk bersaing di level internasional.
Dengan pelatih baru Timnas Indonesia yang kemungkinan akan datang pada awal 2026, kombinasi antara pemain muda dan berpengalaman akan menjadi kunci membangun skuad yang kompetitif. Dalam konteks itu, Ezra Walian bisa menjadi elemen penting — terutama untuk menjaga keseimbangan lini depan dan memberikan tekanan bagi pemain muda seperti Rafael Struick agar tampil lebih baik.
Ezra sendiri dikenal memiliki karakter tenang dan disiplin, dua hal yang sering menjadi pertimbangan pelatih dalam membangun tim nasional yang solid. Dengan pengalaman pahit sempat dilarang FIFA, Ezra kini tampak lebih fokus dan bertekad memberikan yang terbaik untuk sepak bola Indonesia.
Masa Depan Penyerang Naturalisasi di Era Baru Timnas Indonesia
Fenomena pemain naturalisasi seperti Ezra Walian mencerminkan bagaimana Timnas Indonesia terus berkembang dalam hal kualitas dan kedalaman skuad. Di tengah transisi kepelatihan, para pemain naturalisasi bisa menjadi faktor penentu stabilitas tim.
Ezra, bersama pemain lain seperti Jay Idzes, Thom Haye, dan Eliano Reijnders, menjadi bukti bahwa proyek naturalisasi bukan sekadar strategi jangka pendek, melainkan bagian dari investasi jangka panjang untuk menghadirkan Timnas Indonesia yang kompetitif di level Asia.
Apabila terus menjaga performanya, peluang Ezra untuk kembali mengenakan seragam merah putih pada 2026 sangat terbuka. Dengan usia yang masih produktif dan pengalaman internasional yang cukup, ia bisa menjadi mentor bagi generasi muda, sekaligus tumpuan serangan yang stabil di lini depan.
Kini, bola berada di tangan pelatih baru. Jika konsistensi dan performa menjadi ukuran, maka Ezra Walian layak mendapat kesempatan kedua di Timnas Indonesia — bukan sekadar nostalgia, tetapi karena kontribusinya nyata di lapangan.
 
	         
             
           
              
     
              
     
              
     
              
     
              
     
              
     
     
     
     
     
     
                   
                   
                   
                   
                   
    