2 Peserta Siksorogo Lawu Ultra Meninggal, Ini Penyebab Kematian di Siksorogo Lawu Ultra
- Dokumentasi Kominfo Karanganyar
Gadget – Dua peserta ajang lari trail bergengsi Siksorogo Lawu Ultra 2025 dilaporkan meninggal dunia saat mengikuti perlombaan di kawasan Gunung Lawu, Jawa Tengah, pada awal Desember 2025. Insiden ini mengguncang komunitas lari nasional dan memicu refleksi mendalam tentang tanggung jawab bersama antara panitia dan peserta dalam menjaga keselamatan selama event olahraga ekstrem.
Menurut Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Jawa Tengah, Muhamad Masrofi, kedua korban Pujo Buntoro (Kepala Biro Hukum Kementerian Pariwisata) dan Sigit Joko Poernomo (ASN Pemkab Karanganyar) memiliki riwayat penyakit bawaan yang tidak dilaporkan saat pemeriksaan kesehatan pra-lomba. Fakta ini menjadi poin kritis yang, menurut Disporapar, menyebabkan penanganan medis darurat tidak dapat menyelamatkan nyawa keduanya meski SOP telah dijalankan secara ketat.
Artikel ini mengupas kronologi kejadian, respons resmi pemerintah, peran asuransi, serta pelajaran penting bagi seluruh pelari dan penyelenggara event olahraga di Indonesia.
Kronologi Kematian: Serangan Jantung dan Krisis Asma di Ketinggian
Peristiwa tragis terjadi pada Sabtu–Minggu (6–7 Desember 2025) selama pelaksanaan Siksorogo Lawu Ultra ajang lari trail jarak jauh yang menantang dengan medan ekstrem dan suhu dingin di kaki Gunung Lawu.
Korban Pertama: Pujo Buntoro – Serangan Jantung Mendadak
Pujo Buntoro, pejabat senior di Kementerian Pariwisata, mengalami serangan jantung akut saat menempuh rute lomba. Meski sempat ditolong oleh peserta lain yang merupakan dokter spesialis jantung, kondisinya terlalu kritis untuk diselamatkan. Belakangan diketahui bahwa ia memiliki riwayat penyakit jantung, namun tidak mengungkapkannya dalam formulir kesehatan yang wajib diisi sebelum lomba.
Korban Kedua: Sigit Joko Poernomo – Asma Kambuh di Udara Dingin
Sigit Joko Poernomo, pegawai negeri dari Karanganyar, meninggal akibat gangguan pernapasan berat yang dipicu oleh penyakit paru kronis. Saat berlari di kawasan dengan suhu rendah dan oksigen tipis, kondisinya memburuk hingga mengalami krisis asma fatal. Seperti Pujo, Sigit juga tidak mencantumkan riwayat penyakitnya dalam dokumen pra-event.
Respons Disporapar Jateng: “Ini Bukan Kelalaian Panitia”
Dalam konferensi pers di kantornya, Selasa (9/12/2025), Muhamad Masrofi menegaskan bahwa Siksorogo Lawu Ultra telah memenuhi standar keamanan nasional sejak pertama kali digelar pada 2019.
“Event ini memiliki SOP ketat, termasuk ratusan relawan, pos medis strategis, ambulans siaga, dan bahkan koordinasi dengan tim SAR,” ujarnya. “Yang terjadi bukan kegagalan sistem, tapi kegagalan komunikasi awal dari peserta.”
Masrofi menekankan bahwa panitia tidak bisa mencegah risiko yang tidak diketahui. “Kalau punya penyakit bawaan, siapa yang tahu kalau tidak disampaikan?” tanyanya retoris.
Asuransi Tak Menanggung Penyakit Bawaan Hanya Santunan Sosial
Salah satu fakta yang mengejutkan publik: kedua korban tidak tercover asuransi kematian karena penyebab kematiannya terkait kondisi medis pre-existing (penyakit bawaan).
“Kami memberikan asuransi untuk kecelakaan atau cedera akibat lomba, bukan untuk komplikasi penyakit yang tidak dilaporkan,” jelas Masrofi. Sebagai bentuk empati, pihak Disporapar dan panitia memberikan santunan sosial kepada keluarga korban, meski di luar skema asuransi resmi.
Hal ini memicu diskusi luas di media sosial: haruskah panitia meminta surat keterangan sehat dari dokter spesialis untuk event ultra trail?
Pelajaran dari Kebumen: Ini Bukan Pertama Kalinya Terjadi
Masrofi mengungkap bahwa insiden serupa pernah terjadi di Kebumen, di mana seorang peserta meninggal karena serangan jantung setelah tidak melaporkan hipertensi kronis. “Ini sudah kedua kalinya. Kita berharap ini jadi peringatan terakhir,” katanya.
Ia mengimbau seluruh masyarakat, khususnya mereka yang memiliki riwayat:
- Penyakit jantung
- Hipertensi
- Asma atau PPOK
- Diabetes berat
...untuk berpikir matang sebelum mendaftar event fisik ekstrem seperti ultra trail, maraton gunung, atau lari jarak jauh di ketinggian.
Pentingnya Keterbukaan: Antara Etika Peserta dan Tanggung Jawab Panitia
Insiden ini menyoroti ketimpangan dalam sistem kepercayaan antara panitia dan peserta. Di satu sisi, panitia menyediakan:
- Formulir deklarasi kesehatan
- Pemeriksaan medis dasar
- Tim penolong profesional
Namun, di sisi lain, tidak ada mekanisme verifikasi medis wajib seperti EKG, spirometri, atau rujukan dokter yang bisa mengonfirmasi kondisi kesehatan peserta secara objektif.
Banyak komunitas lari kini menyerukan agar event berisiko tinggi mewajibkan surat keterangan sehat dari dokter umum atau spesialis, terutama untuk usia di atas 40 tahun atau peserta dengan indeks massa tubuh (IMT) tinggi.
Apa yang Harus Dilakukan Sebelum Ikut Event Trail Ekstrem?
Berdasarkan rekomendasi dokter olahraga dan Disporapar Jateng, berikut langkah wajib sebelum mendaftar event seperti Siksorogo Lawu Ultra:
- Konsultasi dengan dokter minimal 2 minggu sebelum lomba
- Jujur saat mengisi formulir kesehatan jangan sembunyikan riwayat penyakit
- Lakukan tes jantung dan paru jika berusia >40 tahun atau pernah mengalami sesak napas
- Latih tubuh secara bertahap sesuai medan lomba
- Bawa obat pribadi (inhaler, nitrogliserin, dll) dan beri tahu tim medis
Ingat: semangat petualangan tidak boleh mengalahkan kesadaran akan batas tubuh.
Kesimpulan: Keselamatan di Atas Prestise
Tragedi Siksorogo Lawu Ultra 2025 bukan hanya soal dua nyawa yang hilang tapi juga cermin dari budaya olahraga yang terlalu mengejar pencapaian tanpa menghargai keterbatasan fisik.
Disporapar Jateng menegaskan komitmennya untuk terus menggelar event olahraga wisata, tetapi dengan penekanan baru pada transparansi kesehatan peserta. “Kami ingin semua pulang dengan cerita indah, bukan dengan peti,” ujar Masrofi.
Bagi komunitas lari, pelajaran ini jelas:
Keberanian sejati bukan hanya berani berlari tapi juga berani mengakui kapan tubuh harus berhenti.
Catatan Redaksi:
Artikel ini disusun berdasarkan keterangan resmi Disporapar Jawa Tengah dan laporan media per 9 Desember 2025. Nama korban telah dikonfirmasi melalui sumber terpercaya. Kami turut berduka cita sedalam-dalamnya kepada keluarga korban.
| Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di : | |
|---|---|
| @gadgetvivacoid | |
| Gadget VIVA.co.id | |
| X (Twitter) | @gadgetvivacoid |
| Whatsapp Channel | Gadget VIVA |
| Google News | Gadget |