Chromebook: Laptop Google yang Jadi Sorotan dalam Skandal Korupsi Pendidikan 2025

Chromebook: Laptop Google yang Jadi Sorotan dalam Skandal Korupsi Pendidikan 2025
Sumber :
  • Samsung

Kelebihan Chromebook: Efisien dan Ramah Pendidikan

Chromebook dirancang untuk efisiensi dan kemudahan akses, terutama untuk kebutuhan pendidikan dan pekerjaan ringan berbasis web. Beberapa keunggulan utamanya:

  • Penyimpanan berbasis cloud: Pengguna tidak perlu khawatir kehabisan ruang penyimpanan lokal.
  • Integrasi layanan Google: Sinkronisasi otomatis dengan Google Drive, Gmail, Google Docs, Sheets, dan Slides.
  • Daya tahan baterai tinggi: Chromebook rata-rata mampu menyala hingga 8–10 jam dalam sekali pengisian.
  • Keamanan ketat: Mengusung sistem keamanan seperti verified boot dan chip keamanan Google H1 untuk mencegah serangan malware atau peretasan.

Karena itu, banyak lembaga pendidikan di berbagai negara, termasuk Indonesia, menggunakan Chromebook sebagai perangkat standar untuk pembelajaran digital.

Keterbatasan Chromebook: Bergantung pada Internet

Meski menawarkan banyak keunggulan, Chromebook juga memiliki sejumlah keterbatasan yang perlu diperhatikan, terutama terkait konektivitas internet. Beberapa fungsi dan aplikasi di Chromebook hanya dapat berjalan optimal dalam kondisi online.

Selain itu, Chromebook tidak menyediakan aplikasi Microsoft Office secara bawaan, namun memungkinkan penggunaan versi Android-nya via Google Play Store. Untuk file Office, Chromebook mengandalkan layanan Google Workspace seperti Docs, Sheets, dan Slides.

Kenapa Chromebook Dipilih untuk Digitalisasi Pendidikan?

Pemilihan Chromebook untuk program digitalisasi pendidikan didasari sejumlah pertimbangan, seperti:

  • Harga relatif lebih murah dibanding laptop Windows
  • Mudah digunakan oleh pelajar dan guru
  • Manajemen perangkat bisa dilakukan terpusat oleh administrator sekolah
  • Keamanan yang lebih tinggi dibanding sistem operasi tradisional
  • Dukungan ekosistem Google for Education yang sudah luas digunakan secara global

Namun dalam kasus pengadaan Kemendikbudristek, Kejagung tengah mengusut apakah pemilihan Chromebook ini murni berdasarkan efisiensi, atau ada faktor intervensi pihak tertentu yang mengambil keuntungan.

Dugaan Permainan dalam Proses Pengadaan

Menurut Kejagung, indikasi kuat adanya kongkalikong pengadaan bermula dari hasil pengumpulan keterangan para saksi dan dokumen pengadaan yang menunjukkan pengaturan sejak proses perencanaan.

Tim teknis yang seharusnya melakukan kajian objektif justru diduga diarahkan untuk menyusun kajian teknis yang mengunggulkan Chromebook sebagai pilihan utama pengadaan.

Apabila terbukti adanya pelanggaran hukum, Kejagung berpotensi menjerat para pihak yang terlibat dengan pasal-pasal tindak pidana korupsi, termasuk penyalahgunaan wewenang, persekongkolan tender, hingga kerugian keuangan negara.