Starlink di Indonesia: Apakah Layanan Satelit Ini Benar-Benar Solusi untuk Kesenjangan Digital?

Starlink di Indonesia: Apakah Layanan Satelit Ini Benar-Benar Solusi untuk Kesenjangan Digital?
Sumber :
  • starlink

Perbandingan Starlink vs FWA

Di atas kertas, Starlink unggul dalam kecepatan unduh, tetapi Fixed Wireless Access (FWA) menang dalam tiga aspek penting lainnya:

  • Kecepatan Unggah: FWA menawarkan kecepatan unggah yang lebih stabil.
  • Konsistensi Kualitas: FWA mencapai skor hampir 50% dalam metrik kualitas, jauh di atas Starlink.
  • Pengalaman Video: FWA menunjukkan performa yang lebih baik dalam hal streaming video.

Namun, FWA memiliki kelemahan besar yaitu cakupan. Wilayah terpencil dan pulau-pulau kecil sulit dijangkau karena biaya pembangunan menara dan jaringan backhaul yang tinggi.

Telkomsel mendominasi pasar FWA dengan layanan Orbit, yang tumbuh 31 persen menjadi 1,1 juta pelanggan pada tahun 2023. XL dan IOH juga ikut bersaing melalui layanan seperti HiFi Air, yang diluncurkan seiring ekspansi jaringan 4G/5G nasional bekerja sama dengan Nokia.

Koneksi dari Langit, Tantangan di Bumi

Secara geografis, teknologi satelit seperti Starlink memiliki keunggulan alami. Layanan ini mampu memberikan performa yang relatif seragam secara nasional, termasuk di wilayah timur seperti Maluku dan Papua, di mana FWA belum punya pijakan kuat.

Namun, stabilitas sinyal Starlink di pedesaan masih lemah, sementara FWA justru menunjukkan keandalan yang lebih baik di wilayah padat seperti Jawa dan Sumatra. Oleh karena itu, Starlink bukan pengganti fiber atau FWA, tetapi lebih tepat sebagai pelengkap penting di area sulit dijangkau.

Rintangan Regulasi dan Isu Persaingan

Masuknya Starlink ke Indonesia mendapat restu pemerintah terutama untuk sektor kesehatan, pendidikan, dan kapal pengawas laut. Namun, ada beberapa tantangan regulasi yang tidak mudah diatasi:

  • Izin Operasional: Starlink wajib mendirikan Network Operation Center (NOC) lokal agar lalu lintas datanya tidak melewati gerbang luar negeri.
  • Larangan Roaming Darat: Peraturan di Indonesia hanya mengizinkan roaming untuk kapal dan maksimal tujuh hari. Penggunaan di mobil atau area darat bisa membuat izinnya dicabut.
  • Kekhawatiran Monopoli: Otoritas Persaingan Usaha (KPPU) menyarankan Starlink dibatasi hanya untuk wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) agar tidak mengganggu pemain lokal. Namun, data Opensignal menunjukkan 17,3 persen pengguna Starlink justru berasal dari kota besar.