PHK Massal di Perusahaan Teknologi: Akankah AI Menggantikan Pekerjaan Manusia?
- unsplash.com/Matthew Manuel
Dengan kata lain, PHK massal ini bukan hanya disebabkan oleh adopsi AI, tetapi juga oleh kesalahan perencanaan perekrutan di masa lalu.
3. Daftar 10 Perusahaan Teknologi dengan PHK Terbesar pada 2025
Berikut adalah daftar 10 perusahaan teknologi yang melakukan PHK paling besar selama tahun 2025:
| Perusahaan | Jumlah yang diPHK |
| Intel | 37.000–45.000 |
| Microsoft | 15.500 |
| Siemens | 5.600 |
| HPE (Hewlett Packard Enterprise) | 2.500 |
| Workday | 1.750 |
| Autodesk | 1.350 |
| Indeed & Glassdoor | 1.300 |
| Salesforce | 1.262 |
| Blue Origin | Lebih dari 1.000 |
| Ola Electric | Lebih dari 1.000 |
Dua perusahaan teratas dalam daftar ini, Intel dan Microsoft, menjadi sorotan karena skala PHK yang sangat besar. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk menyesuaikan diri dengan kondisi ekonomi global yang lesu serta transformasi digital yang diakibatkan oleh implementasi AI.
4. Apakah AI Benar-Benar Penyebab Utama PHK Massal?
Meskipun AI memang telah menggantikan sebagian pekerjaan manusia, analis menyebut bahwa PHK massal ini tidak hanya disebabkan oleh perkembangan teknologi tersebut. Beberapa faktor lain yang turut memengaruhi antara lain:
- Overhiring selama pandemi: Banyak perusahaan teknologi melakukan rekrutmen secara besar-besaran selama pandemi Covid-19, ketika permintaan layanan digital melonjak drastis. Saat kondisi kembali normal, mereka harus melakukan pemangkasan untuk menyeimbangkan jumlah tenaga kerja.
- Penyesuaian strategi bisnis: Beberapa perusahaan memilih untuk fokus pada bidang tertentu, seperti AI atau metaverse, sehingga mereka memutuskan untuk memangkas divisi-divisi yang dianggap kurang relevan.
- Kondisi ekonomi global: Lesunya perekonomian global juga memaksa perusahaan untuk mencari cara memangkas biaya operasional, termasuk dengan mengurangi jumlah karyawan.
5. Implikasi bagi Dunia Kerja di Masa Depan
Meskipun AI tidak sepenuhnya menjadi penyebab utama PHK massal ini, tak dapat dipungkiri bahwa teknologi ini akan terus mempengaruhi dunia kerja di masa depan. Beberapa pekerjaan repetitif dan rutin kemungkinan besar akan digantikan oleh sistem otomatis yang didukung oleh AI. Namun, di sisi lain, AI juga membuka peluang baru di bidang-bidang seperti pengembangan teknologi, manajemen data, dan riset.
Untuk menghadapi perubahan ini, para pekerja perlu terus mengembangkan kompetensi mereka, terutama di bidang teknologi dan keterampilan yang sulit digantikan oleh mesin. Selain itu, perusahaan juga diharapkan dapat memberikan dukungan berupa pelatihan ulang (retraining) atau pengembangan keterampilan (upskilling) kepada karyawannya.