Smartphone Linux Asli Pertama di Dunia? Ini Dia Jolla Phone yang Anti-Spying

Smartphone Linux Asli Pertama di Dunia? Ini Dia Jolla Phone yang Anti-Spying
Sumber :
  • Jolla

Gadget – Di tengah dominasi Android dan iOS, muncul angin segar dari Negeri Seribu Danau Finlandia. Perusahaan teknologi Jolla kembali meluncurkan smartphone keduanya, Jolla Phone, setelah jeda panjang sejak debut pertamanya pada 2013. Namun kali ini, mereka datang bukan sekadar sebagai pemain alternatif melainkan sebagai penantang filosofis terhadap model bisnis big tech yang mengandalkan data pengguna.

Berbeda dari kebanyakan ponsel pintar, Jolla Phone berjalan di atas sistem operasi Linux asli: Sailfish 5. Bukan Android yang berbasis kernel Linux, bukan juga distribusi modifikasi melainkan OS Linux murni, dirancang dari nol untuk privasi dan kebebasan digital. Dan yang membuatnya semakin menarik: ponsel ini hadir dengan tombol privasi fisik, bebas dari pelacakan, dan memungkinkan pengguna menghapus seluruh layanan Google kapan saja.

Dengan harga 499 euro (sekitar Rp6,9 juta) dan spesifikasi kelas menengah-atas, Jolla Phone bukan sekadar mainan niche ia adalah manifesto teknologi untuk era pasca-surveillance.

Artikel ini mengupas tuntas filosofi di balik Jolla Phone, fitur privasi revolusioner, spesifikasi teknis, strategi produksi unik, serta posisinya dalam lanskap smartphone global yang kian terpusat.

“Linux Sejati”: Filosofi yang Memisahkan Jolla dari Android

Jolla secara tegas menyebut Jolla Phone sebagai “smartphone Linux sejati” sebuah klaim yang bukan sekadar pemasaran.

Sementara Android memang menggunakan kernel Linux, sistem operasinya dibangun di atas lapisan proprietary Google, lengkap dengan layanan latar belakang yang mengumpulkan data pengguna untuk iklan, personalisasi, dan analitik. Bahkan ponsel “tanpa Google” seperti Huawei atau smartphone dengan GrapheneOS tetap menggunakan basis Android yang kompleks.

Sebaliknya, Sailfish OS yang kini memasuki versi 5 adalah sistem operasi Linux independen, dikembangkan sepenuhnya oleh Jolla dan komunitas open-source. Ia:

  • Tidak memiliki telemetry atau analytics module
  • Tidak mengirim data ke server pihak ketiga
  • Tidak terikat pada ekosistem Google atau Apple
  • Dibangun dengan prinsip “privacy by design”

“Kami tidak menjual data Anda karena kami tidak mengumpulkannya sejak awal,” ujar tim Jolla dalam siaran pers peluncuran.

Fitur Privasi Revolusioner: Tombol Fisik yang Matikan Sensor Seketika

Salah satu fitur paling mencolok dari Jolla Phone adalah tombol privasi fisik yang terletak di sisi perangkat. Dengan satu tekanan, tombol ini secara instan menonaktifkan:

  • Mikrofon
  • Kamera depan & belakang
  • Bluetooth
  • Akses sensor gerak

Ini bukan sekadar toggle software melainkan pemutusan fisik pada level hardware, memastikan tidak ada aplikasi, malware, atau bahkan sistem operasi yang bisa mengakses sensor tersebut tanpa izin eksplisit pengguna.

Fitur ini menjawab kekhawatiran nyata tentang spyware, deepfake audio, atau penyadapan diam-diam masalah yang kerap diabaikan di ponsel mainstream.

Selain itu, pengguna bisa menghapus semua layanan Google termasuk Play Services tanpa merusak stabilitas sistem. Ini berkat arsitektur Sailfish yang modular. Namun, untuk kompatibilitas, Jolla tetap menyediakan dukungan aplikasi Android via lapisan kompatibilitas, mirip seperti Waydroid di Linux desktop.

Spesifikasi Jolla Phone: Performa Modern dengan Sentuhan User-Control

Meski fokus pada privasi, Jolla tidak mengorbankan performa. Berikut spesifikasi lengkapnya:

Layar
AMOLED 6,36 inci, Full HD (2340 x 1080), 390 ppi, notch, Gorilla Glass

Chipset
MediaTek (model tidak diungkap, tapi diklaim efisien dan stabil)

RAM
12 GB

Penyimpanan
256 GB internal + slot microSD

Kamera Belakang
Dual: 50 MP (utama) + 13 MP (ultrawide)

Kamera Depan
Tersemat di notch (resolusi tidak diungkap)

Baterai
5.500 mAh, bisa diganti pengguna

Desain
Casing belakang bisa diganti (modular)

Keamanan
Pemindai sidik jari di sisi samping

Konektivitas
5G, Dual SIM, NFC

Sistem Operasi
Sailfish OS 5 (Linux murni)

Dukungan Pembaruan
Minimal 5 tahun sejak rilis

Fitur baterai yang bisa diganti dan casing modular adalah sentuhan langka di era ponsel segel permanen. Ini mencerminkan komitmen Jolla terhadap kepemilikan pengguna dan keberlanjutan prinsip yang selaras dengan semangat open-source.

Model Produksi Unik: Hanya Diproduksi Jika Minimal 2.000 Orang Pesan

Alih-alih memproduksi secara massal, Jolla menerapkan model pre-order berbasis komunitas. Ponsel ini hanya akan diproduksi jika minimal 2.000 unit dipesan sebelum 4 Januari 2026.

Strategi ini:

  • Menghindari limbah elektronik akibat overproduction
  • Memastikan permintaan nyata sebelum investasi manufaktur
  • Membangun komunitas pengguna yang benar-benar percaya pada visi privasi

Fakta menarik: hingga awal November 2025, sudah lebih dari 3.200 unit dipesan melebihi target minimal. Ini menunjukkan bahwa permintaan untuk alternatif privasi tinggi benar-benar ada.

Pengiriman dijadwalkan akhir semester II 2026, dengan peluncuran awal di Inggris, Norwegia, Swiss, dan seluruh Uni Eropa. Ekspansi ke wilayah lain sedang dalam pertimbangan.

Sailfish OS 5: Linux yang Ramah Pengguna, Tanpa Komplikasi

Banyak orang menganggap Linux di ponsel sebagai “terlalu teknis” atau “tidak user-friendly”. Namun, Sailfish OS 5 justru dirancang untuk pengalaman intuitif.

Antarmukanya menampilkan:

  • Gesture-based navigation (geser dari tepi layar)
  • Multitasking ala desktop dengan jendela aplikasi yang bisa diatur
  • Notifikasi terpusat dan transparan
  • Manajemen izin aplikasi yang ketat

Aplikasi Android tetap bisa diinstal via toko aplikasi pihak ketiga atau file APK, meski Jolla menyarankan penggunaan aplikasi native Sailfish untuk keamanan optimal.

Yang paling penting: tidak ada notifikasi iklan, tidak ada rekomendasi berbasis pelacakan, dan tidak ada “smart assistant” yang menyimpan riwayat suara Anda.

Apa Arti Jolla Phone bagi Masa Depan Smartphone?

Jolla Phone bukan akan menggantikan iPhone atau Samsung tapi ia menawarkan jalan keluar bagi mereka yang lelah dengan eksploitasi data.

Dalam konteks global:

  • Jerman telah mengganti 25.000 komputer pemerintah ke Linux
  • Uni Eropa mendorong regulasi ketat terhadap platform big tech
  • Permintaan akan perangkat “sovereign tech” terus meningkat

Jolla Phone adalah bagian dari gerakan yang lebih besar: kedaulatan digital. Ia membuktikan bahwa teknologi canggih tidak harus dikorbankan demi privasi keduanya bisa berjalan beriringan.

Kesimpulan: Bukan Hanya Ponsel Tapi Pernyataan Prinsip

Dengan harga Rp6,9 juta, Jolla Phone mungkin terlihat mahal bagi sebagian orang. Tapi bagi mereka yang menghargai kepemilikan atas data pribadi, transparansi sistem, dan kebebasan digital, ponsel ini menawarkan nilai yang tak ternilai.

Ia bukan sekadar perangkat melainkan pernyataan: “Saya bukan produk. Saya adalah pengguna.”

Dan di dunia di mana setiap klik, ketukan, dan napas digital kita diukur, dijual, dan diprediksi pernyataan itu mungkin yang paling revolusioner dari semuanya.

 

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram@gadgetvivacoid
FacebookGadget VIVA.co.id
X (Twitter)@gadgetvivacoid
Whatsapp ChannelGadget VIVA
Google NewsGadget