4 Celah WhatsApp yang Sering Diserang Hacker dan Cara Menutupnya Total
3. Pintu Jebakan: File Phishing dari Nomor Tak Dikenal
Pesan seperti, “Selamat! Anda memenangkan hadiah. Klik file .PDF ini untuk klaim,” atau “Lihat foto paket Anda di sini (.APK),” adalah contoh klasik phishing. Tujuannya sederhana: memancing rasa penasaran korban.
Bagaimana Peretas Masuk:
Begitu Anda mengunduh dan membuka file jebakan, malware akan terinstal otomatis. Dari sana, peretas bisa mengumpulkan kata sandi, informasi perbankan, hingga dokumen penting lainnya.
Cara Menutup Pintu:
Biasakan bersikap skeptis terhadap file dari nomor tak dikenal. Meski judulnya menarik, jangan unduh atau buka file yang mencurigakan. Jika ragu, abaikan atau langsung blokir pengirimnya.
4. Pintu yang Usang: Mengabaikan Pembaruan Aplikasi
Banyak pengguna menganggap pembaruan aplikasi hanya menambahkan fitur baru yang tidak penting. Padahal, setiap update juga berisi perbaikan celah keamanan yang bisa saja sudah diketahui para peretas.
Bagaimana Peretas Masuk:
Mereka memanfaatkan kelemahan pada versi lama WhatsApp yang belum diperbarui. Celah ini biasanya sudah diperbaiki pada versi terbaru, tetapi tetap terbuka bagi pengguna yang malas update.
Cara Menutup Pintu:
Selalu perbarui aplikasi WhatsApp ke versi terbaru. Aktifkan pembaruan otomatis di Google Play Store atau Apple App Store agar tidak ketinggalan perbaikan keamanan penting.
Mengubah WhatsApp Jadi Benteng Digital
Mengamankan WhatsApp sebenarnya tidak rumit, hanya membutuhkan kedisiplinan dan sedikit kewaspadaan. Aktifkan verifikasi dua langkah, hindari aplikasi tidak resmi, waspadai file mencurigakan, dan rajin memperbarui aplikasi.
Langkah-langkah sederhana ini mampu mengubah akun WhatsApp Anda dari target empuk menjadi benteng yang sulit ditembus. Sebab, bagi hacker, akun yang terlindungi baik adalah medan yang terlalu sulit untuk diserang.