BAKTI Komdigi Bawa Internet 8Mbps ke Daerah 3T, Pakai SATRIA-1

BAKTI Komdigi
Sumber :
  • Foto: Istimewa

Gadget – Menurut rekomendasi ITU, kecepatan minimum internet ideal untuk daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) adalah 10–25 Mbps agar bisa menjalankan edukasi daring, layanan kesehatan jarak jauh, dan pemerintahan digital dengan lancar. Namun, realita infrastruktur di desa terpencil biasanya hanya memasang internet 2–5 Mbps, belum cukup memenuhi kebutuhan digital masyarakat. Karenanya, hadirnya layanan 8 Mbps per lokasi dari BAKTI Komdigi jadi lompatan besar untuk meningkatkan kualitas layanan publik di wilayah 3T.

Dengan kecepatan 8 Mbps CIR melalui teknologi satelit SATRIA‑1 dan kombinasi transmisi VSAT–microwave, BAKTI mampu memenuhi standar yang lebih baik ketimbang layanan sebelumnya. Kecepatan stabil ini mendukung aplikasi video konferensi, telemedicine, dan transaksi e‑commerce, sehingga bisa meningkatkan produktivitas masyarakat di daerah terpencil.

Komitmen BAKTI Komdigi: Menghadirkan Konektivitas Merata

Pemerataan akses internet kini menjadi keniscayaan di tengah transformasi digital Indonesia. Demi mewujudkan Indonesia yang terhubung dari Sabang hingga Merauke, BAKTI Komdigi terus memperluas layanan konektivitas, terutama di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar). Pada konferensi Monitoring Konektivitas Digital, 11 Juni 2025, Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menegaskan, “Konektivitas harus dibarengi edukasi. Internet bukan hanya soal tersambung, tetapi soal bagaimana digunakan dengan bijak untuk kemajuan.” Beliau menegaskan pentingnya transformasi digital tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga meningkatkan literasi masyarakat.

BAKTI Komdigi di 3T di Maluku

Photo :
  • Istimewa

Dalam pernyataannya, Paradiva dapat mencermati bahwa pembangunan infrastruktur harus melibatkan berbagai pihak lintas sektor. “Kami harus membangun infrastruktur hingga pelosok dan perbatasan. Ini tidak mudah, tapi bukan berarti tidak mungkin,” ujar Meutya. Ia juga menambahkan pentingnya keamanan siber agar masyarakat tidak terjebak konten negatif saat mengakses internet.

Infrastruktur dan Capaian Nyata di Lapangan

Komitmen BAKTI Komdigi terlihat jelas melalui data lapangan. Di Nusa Tenggara Timur (NTT), telah berdiri 584 BTS 4G dan USO serta 2.691 titik akses internet gratis, sementara di Maluku Utara tercatat 497 BTS 4G dan 687 titik layanan internet gratis. Secara total, 27.858 lokasi publik kini terhubung via satelit SATRIA‑1, dan 6.747 lokasi mendapatkan sinyal 4G. Salah satu pencapaiannya adalah penerapan Committed Information Rate (CIR) sebesar 8 Mbps per lokasi, yang dikelola melalui kolaborasi dengan Telkomsat.

Menurut Fadhilah Mathar, Direktur Utama BAKTI Komdigi, performa jaringan sekarang lebih andal. “Migrasi kapasitas dari Februari 2025 ini membuat performansi jaringan lebih stabil. Indikator seperti latency menurun dan packet loss semakin kecil, yang berarti layanan makin dapat diandalkan oleh masyarakat.”

Dengan kualitas koneksi seperti ini, Paradiva kini bisa menikmati akses internet yang dapat diandalkan untuk kegiatan penting seperti pembelajaran online, konsultasi kesehatan, maupun transaksi ekonomi digital.

Dampak Positif di Pendidikan, Pertahanan, dan Ekonomi Lokal

Salah satu contoh nyata terlihat di SD Inpres 9 Halmahera Barat, Maluku Utara. Kepada awak media, Kepala Sekolah Nurul mengemukakan:

“Guru kini bisa mengikuti pelatihan daring dan siswa pun bisa melakukan asesmen online tanpa hambatan.” Paradiva tentunya mengapresiasi bagaimana konektivitas mendorong kualitas pendidikan di daerah yang sebelumnya minim akses digital.

Di perbatasan NTT, Kapten Arhanud Kasman Effendi, Komandan Kompi II PAMTAS SATGAS RI–RDTL Inbate, menyampaikan:

“Konektivitas sangat membantu kami. Akses berita nasional dan internasional menjadi lebih mudah, dan laporan kegiatan bisa dikirim secara cepat. Bahkan masyarakat sekitar pos pun ikut menikmati fasilitas ini.” Hal ini menunjukkan, internet bukan sekadar sarana komunikasi, tetapi juga penguat keterhubungan militer dan publik setempat.

Transformasi digital juga direspons positif di sektor pemerintahan desa. Inkarianto Christi Saban, Kepala Desa Sasur, mengatakan "digitalisasi membantu kami membangun desa yang lebih modern dan terhubung.” Lebih lanjut, Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena menyoroti bagaimana program One Village One Product (OVOP) menjadi lebih efektif berkat koneksi internet yang andal. Produk lokal dapat dipasarkan melalui e-commerce, membuka peluang baru bagi PAD desa.

Di akhir sesi konferensi daring, Menkomdigi kembali menekankan pentingnya kolaborasi. “Pemerintah pusat menyediakan infrastruktur, tetapi daerah dan masyarakat yang menjadikan manfaatnya nyata,” tegas Meutya Hafid. Paradiva tentu setuju bahwa keberhasilan digitalisasi daerah bergantung pada partisipasi semua pihak—pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta.

Kolaborasi ini terlihat dari bagaimana TNI, kepala desa, dan guru aktif menggunakan layanan digital. Kombinasi antara teknologi, edukasi, dan literasi digital menciptakan ekosistem yang berkelanjutan, tidak sekadar memperluas jangkauan tetapi juga mempertahankan kualitas layanan.

Meskipun kecepatan 8 Mbps sudah menghadirkan dampak positif, masih ada tantangan yang perlu diperhatikan. Infrastruktur listrik tak stabil, kondisi geografis berat, serta kebutuhan pelatihan bagi masyarakat untuk mengefektifkan penggunaan teknologi merupakan kendala jangka panjang. Namun, Paradiva harus optimis: program edukasi digital yang digulirkan pemerintah akan semakin memperkuat pemahaman masyarakat dan menumbuhkan kapasitas lokal untuk mengelola konektivitas.

Peluang untuk memperluas layanan juga masih terbuka. Diharapkan cakupan 4G dan kecepatan internet akan meningkat—umumnya menuju 20–25 Mbps di tahap selanjutnya, sesuai standar ideal internasional—agar dapat mendukung aplikasi smart village, telehealth, dan industri kreatif di desa.

 

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram @gadgetvivacoid
Facebook Gadget VIVA.co.id
X (Twitter) @gadgetvivacoid
Whatsapp Channel Gadget VIVA
Google News Gadget