TikTok Dilarang di Nepal, Diduga Menyebarkan Konten Negatif

Nepal Larang TikTok Picu Kontroversi
Sumber :
  • TikTok

Gadget – Pemerintah Nepal secara resmi telah melarang TikTok, aplikasi berbagi video populer, sejak tanggal 13 November 2023. Larangan tersebut diumumkan dalam sebuah pernyataan yang menyatakan bahwa TikTok digunakan untuk menyebarkan ujaran kebencian, kekerasan, dan pelecehan seksual. Pemerintah juga mengatakan bahwa TikTok memiliki dampak negatif pada kerukunan sosial dan hubungan keluarga.

data-sourcepos="6:1-6:214">Larangan TikTok merupakan yang terbaru dalam serangkaian tindakan keras pemerintah Nepal terhadap aplikasi media sosial. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah juga telah melarang Facebook, Twitter, dan YouTube.

Perusahaan Tiongkok ByteDance, yang memiliki TikTok, mengatakan bahwa mereka "sangat kecewa" dengan larangan tersebut. Perusahaan juga mengatakan bahwa mereka akan bekerja dengan pemerintah Nepal untuk menyelesaikan masalah yang menyebabkan larangan tersebut.

Belum jelas bagaimana larangan TikTok akan ditegakkan. Aplikasi tersebut masih tersedia untuk diunduh di Nepal, dan tidak ada indikasi bahwa pemerintah akan memblokir aksesnya. Namun, kemungkinan besar pemerintah akan meningkatkan pemantauan konten TikTok dan mengambil tindakan terhadap pengguna yang melanggar aturannya.

Larangan TikTok telah disambut dengan reaksi yang beragam di Nepal. Beberapa orang mendukung larangan tersebut, dengan alasan bahwa hal itu diperlukan untuk melindungi anak-anak dari bahaya. Yang lain menentang larangan tersebut, dengan alasan bahwa itu merupakan pelanggaran kebebasan berbicara.

Masih harus dilihat apa dampak jangka panjang dari larangan TikTok. Mungkin larangan tersebut akan dicabut di masa depan jika pemerintah puas bahwa ByteDance telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi kekhawatirannya. Namun, juga mungkin larangan tersebut akan tetap berlaku untuk waktu yang lama.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa Nepal mungkin telah melarang TikTok:

  • Kekhawatiran tentang ujaran kebencian dan kekerasan: TikTok telah dikritik karena penanganannya terhadap ujaran kebencian dan kekerasan di platformnya. Dalam beberapa kasus, video ditemukan untuk menghasut kekerasan atau mempromosikan ideologi ekstremis.
  • Kekhawatiran tentang privasi data: Ada kekhawatiran bahwa TikTok mungkin mengumpulkan terlalu banyak data tentang penggunanya, termasuk data pribadi dan informasi tentang lokasi mereka. Beberapa orang khawatir bahwa data ini dapat digunakan untuk melacak pengguna atau menargetkan mereka dengan iklan.
  • Kekhawatiran tentang pengaruh Tiongkok: TikTok dimiliki oleh ByteDance, sebuah perusahaan Tiongkok. Beberapa orang khawatir bahwa pemerintah Tiongkok mungkin menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini publik atau memata-matai penggunanya.

Larangan TikTok merupakan perkembangan yang signifikan di Nepal. Ini merupakan tanda bahwa pemerintah semakin khawatir tentang pengaruh perusahaan media sosial terhadap warganya. Ini juga merupakan tanda bahwa pemerintah bersedia mengambil tindakan untuk melindungi warganya dari bahaya.