Empat Momen Paling Adem Buat Menikmati Jakarta yang Biasanya Bikin Kepala Ngebul

Empat Momen Paling Adem Buat Menikmati Jakarta yang Biasanya Bikin Kepala Ngebul
Sumber :
  • wonderfulimages.kemenparekraf.go.id

Setiap Minggu pagi, beberapa ruas jalan utama ditutup untuk kendaraan bermotor. Inilah waktu di mana Jakarta memberi ruang bagi warganya untuk bernapas lebih lega. Masyarakat dari berbagai latar belakang berkumpul untuk berolahraga, berjalan santai, atau sekadar menikmati udara pagi yang lebih bersih.

Meski tidak benar-benar sepi, suasananya jauh lebih bersahabat. Tidak ada suara klakson atau deru kendaraan. Hanya riuh manusia yang sedang bersantai. Car Free Day menjadi bukti bahwa Jakarta pun bisa ramah, asalkan diberi kesempatan untuk melambat.

3. Dini Hari hingga Subuh: Saat Kota Menurunkan Suaranya

Bagi Anda yang terbiasa terjaga di malam hari, Jakarta pada pukul 2 hingga 5 pagi adalah pengalaman tersendiri. Jalanan kosong, udara lebih sejuk, dan lampu-lampu kota menjadi satu-satunya penerang yang menemani. Saat seperti ini, Jakarta terasa lebih jujur, tanpa topeng kesibukan yang biasanya menutupinya.

Beberapa warung masih buka, tukang bubur bersiap melayani pelanggan pertama, dan langit perlahan berubah warna. Di waktu-waktu ini, Jakarta tidak menuntut apa-apa. Ia hanya hadir, menemani, dan membiarkan kita menikmati keheningannya tanpa interupsi.

4. Saat Ada Event Besar di Satu Titik (Namun Anda Berada di Titik Lain)

Ini mungkin terdengar seperti strategi diam-diam. Ketika konser besar digelar di GBK, atau festival rakyat berlangsung di Monas, ribuan orang akan tertarik menuju satu titik. Namun, justru di saat itulah, kawasan lain di Jakarta menjadi lebih lengang.