6 Negara Muslim dengan Gaya Hidup Modern dan Tidak Kaku terhadap Aturan Islam
- uea
4. Kosovo dan Albania: Islam sebagai Budaya, Bukan Aturan Ketat
Kedua negara di kawasan Balkan ini memiliki penduduk mayoritas Muslim, namun penerapan ajaran Islam tidak terlalu mengikat kehidupan sehari-hari.
Di Kosovo dan Albania, Islam lebih dipandang sebagai identitas budaya daripada aturan agama yang ketat. Wanita jarang terlihat memakai hijab, dan kegiatan sosial seperti pesta, konser, hingga kehidupan malam berlangsung dengan cukup terbuka. Sekolah dan pemerintahan juga bersifat sekuler, sehingga pemisahan antara urusan agama dan publik sangat dijaga.
5. Maroko: Modern dengan Sentuhan Tradisi
Sebagai salah satu negara paling progresif di Afrika Utara, Maroko menampilkan perpaduan menarik antara tradisi Islam dan pengaruh budaya Eropa, khususnya dari Prancis. Kota-kota seperti Casablanca dan Marrakech sangat dikenal dengan gaya hidup yang dinamis dan terbuka.
Wanita bisa memilih busana modern atau tradisional, tergantung preferensi pribadi. Kehidupan malam pun berkembang pesat, terutama di kawasan wisata. Meski begitu, Maroko tetap menjaga nilai-nilai Islam dalam aspek spiritual dan budaya lokal.
6. Indonesia: Ragam Gaya Hidup di Negeri Muslim Terbesar
Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia menghadirkan keberagaman dalam penerapan nilai-nilai Islam. Di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan bahkan di Bali, masyarakat menjalani kehidupan yang modern dan terbuka.
Banyak wanita Muslim mengenakan pakaian kasual, bahkan tanpa hijab, tergantung pada pilihan masing-masing. Tempat hiburan, kafe, hingga bar tersedia luas di pusat kota. Sementara itu, meskipun sebagian wilayah menerapkan aturan berbasis agama secara ketat, wilayah perkotaan cenderung lebih toleran dan multikultural.
Islam dan Modernitas Bisa Berdampingan
Keenam negara di atas menjadi bukti bahwa Islam tidak selalu identik dengan aturan yang kaku. Setiap negara memiliki cara sendiri dalam menyeimbangkan antara ajaran agama dan tuntutan zaman.
Dengan pendekatan yang lebih inklusif dan fleksibel, negara-negara ini membuka ruang bagi masyarakatnya untuk hidup dengan gaya modern, tetap berpegang pada nilai-nilai budaya, tanpa harus merasa terbelenggu oleh aturan keagamaan yang membatasi.
Tren ini menunjukkan bahwa dunia Muslim sangat beragam, dan modernitas bukanlah ancaman bagi keimanan, melainkan jembatan menuju toleransi dan kemajuan bersama.