Kenapa AS Tak Pernah Menyudutkan Israel? Lima Fakta yang Jarang Diketahui Publik

Kenapa AS Tak Pernah Menyudutkan Israel? Lima Fakta yang Jarang Diketahui Publik
Sumber :
  • Wikimedia

Gadget – Hubungan antara Amerika Serikat (AS) dan Israel telah menjadi salah satu ikatan diplomatik terkuat di dunia. Dari era Perang Dingin hingga saat ini, AS tidak pernah ragu untuk mendukung Israel secara ekonomi, militer, maupun diplomasi dalam setiap konflik yang melibatkannya. Fenomena ini sering kali menarik perhatian publik global karena sifatnya yang konsisten—bahkan ketika tekanan internasional meningkat atau muncul kritik terhadap tindakan Israel.

Namun, dukungan tersebut bukan semata-mata didasarkan pada empati atau hubungan emosional. Ada serangkaian alasan strategis dan politik yang menjadikan Israel sebagai sekutu penting bagi AS. Artikel ini akan membahas lima alasan utama mengapa Amerika Serikat begitu loyal terhadap Israel di berbagai konflik hingga perang.

Alasan Pertama: Kepentingan Strategis dan Geopolitik

Sejak awal pendirian negara Israel pada tahun 1948, AS telah memandang Israel sebagai mitra strategis di wilayah Timur Tengah. Kawasan ini memiliki signifikansi besar karena menyimpan cadangan minyak terbesar dunia, yang merupakan sumber energi vital bagi perekonomian global.

Posisi geografis Israel membuatnya menjadi pelopor hegemoni AS di Timur Tengah. Dengan kekuatan militer yang canggih, Israel mampu mengimbangi ancaman dari negara-negara anti-Barat seperti Iran, Suriah, dan kelompok militan seperti Hizbullah. Dalam konteks Perang Dingin, Israel juga menjadi senjata geopolitik AS untuk melawan pengaruh Uni Soviet di wilayah tersebut.

Selain itu, Israel telah membuktikan dirinya sebagai sekutu yang andal melalui serangkaian kemenangan militernya, seperti Perang Enam Hari pada tahun 1967. Prestasi ini membangun kepercayaan tinggi dari AS terhadap kemampuan pertahanan Israel. Oleh karena itu, AS terus memberikan dukungan militer dan teknologi canggih kepada Israel untuk memperkuat posisinya sebagai pelindung kepentingan Barat di Timur Tengah.

Alasan Kedua: Ikatan Sejarah dan Hubungan Diplomatik

Hubungan diplomatik antara AS dan Israel dimulai sejak hari pertama kemerdekaan Israel pada tahun 1948. Saat itu, Presiden Harry Truman menjadi pemimpin pertama yang mengakui negara Israel secara resmi. Keputusan ini menciptakan fondasi kuat bagi kerja sama bilateral kedua negara.

Perang Enam Hari pada tahun 1967 menjadi titik balik penting dalam hubungan ini. Meskipun Israel memenangkan perang tanpa bantuan langsung dari AS, kemenangan tersebut memperkuat keyakinan AS bahwa Israel adalah sekutu yang mampu bertahan meskipun dihadapkan dengan tantangan besar. Sejak itu, hubungan kedua negara semakin erat dengan dukungan finansial, militer, dan teknologi yang terus mengalir dari AS ke Israel.

Israel juga dianggap sebagai satu-satunya negara demokratis stabil di wilayah Timur Tengah, yang sesuai dengan nilai-nilai politik dan sistem pemerintahan AS. Hal ini menjadikan Israel sebagai "ekstensi" ideologi Barat di tengah-tengah wilayah yang kompleks dan penuh ketegangan.

Alasan Ketiga: Kerja Sama Keamanan dan Intelijen

Kerja sama keamanan dan intelijen antara AS dan Israel adalah salah satu aspek terpenting dari hubungan mereka. Keduanya saling berbagi informasi sensitif tentang aktivitas kelompok militan, rencana serangan, serta gerakan pasukan musuh.

Salah satu contoh nyata dari kerja sama ini adalah program pengembangan sistem pertahanan udara canggih seperti Iron Dome. Sistem ini mampu menetralkan roket jarak dekat yang ditembakkan oleh kelompok-kelompok militan Palestina. Selain itu, Israel juga menjadi salah satu penerima utama pesawat tempur F-35 Lightning II dari AS, yang memperkuat dominasi udaranya di wilayah tersebut.

Melalui Memorandum of Understanding (MoU), AS telah berkomitmen untuk memberikan miliaran dolar bantuan militer kepada Israel setiap tahunnya. Dana ini digunakan untuk membeli senjata canggih, pengembangan teknologi pertahanan, serta pelatihan militer bersama. Dengan kerja sama ini, AS dan Israel dapat menjaga stabilitas regional dan melindungi kepentingan strategis mereka di Timur Tengah.

Alasan Keempat: Lobi Politik Pro-Israel di Washington

Di dalam negeri AS, kelompok-kelompok lobi pro-Israel memiliki pengaruh besar terhadap kebijakan luar negeri negara tersebut. Salah satu organisasi paling kuat adalah American Israel Public Affairs Committee (AIPAC). Organisasi ini aktif menggalang dukungan lintas partai untuk mempertahankan hubungan strategis dengan Israel.

Lobi pro-Israel tidak hanya berfokus pada advokasi kebijakan, tetapi juga memberikan kontribusi finansial signifikan kepada kampanye politisi yang mendukung kepentingan Israel. Akibatnya, banyak keputusan politik AS—baik dari Partai Republik maupun Demokrat—cenderung memihak Israel, bahkan ketika ada tekanan internasional yang kuat.

Pengaruh lobi ini terlihat jelas dalam komitmen AS untuk terus memberikan bantuan militer dan finansial kepada Israel, meskipun beberapa kebijakan Israel sering kali menuai kritik dari komunitas internasional.

Alasan Kelima: Pertimbangan Politik Dalam Negeri AS

Dukungan AS terhadap Israel juga dipengaruhi oleh dinamika politik dalam negeri. Isu Israel menjadi bagian penting dari agenda politik AS yang melintasi batas partai. Baik Partai Republik maupun Demokrat cenderung mempertahankan sikap pro-Israel demi menjaga stabilitas dukungan politik dari berbagai kelompok suara.

Kelompok konservatif, evangelis Kristen, dan komunitas Yahudi di AS menjadi basis suara penting dalam pemilihan umum. Mereka cenderung mendukung kebijakan AS yang mendukung Israel, sehingga para politisi merasa perlu mempertahankan sikap ini untuk memperoleh dukungan pemilih. Contohnya, Joe Biden—meskipun memiliki pandangan lebih inklusif terhadap Palestina—tetap mempertahankan komitmennya kepada Israel sebagai sekutu strategis.

Kesimpulan: Israel sebagai Mitra Penting AS di Timur Tengah

Dukungan Amerika Serikat terhadap Israel bukanlah hasil dari hubungan emosional semata, melainkan kombinasi dari kepentingan strategis, geopolitik, dan politik dalam negeri. Israel dianggap sebagai sekutu penting AS dalam menjaga dominasi global di wilayah Timur Tengah, yang kaya akan sumber daya energi dan sering menjadi pusat konflik internasional.

Melalui kerja sama militer, intelijen, dan pengaruh lobi politik di Washington, hubungan AS-Israel terus berkembang menjadi salah satu ikatan diplomatik terkuat di dunia. Dalam berbagai konflik, Israel tetap menjadi mitra kunci AS dalam menjaga stabilitas regional dan melindungi kepentingan strategis global.

 

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram @gadgetvivacoid
Facebook Gadget VIVA.co.id
X (Twitter) @gadgetvivacoid
Whatsapp Channel Gadget VIVA
Google News Gadget