Tarif Ojol Naik 15%, Maxim Kasih Peringatan: Driver Bisa Kena Imbas Besar!

Tarif Ojol Naik 15%, Maxim Kasih Peringatan: Driver Bisa Kena Imbas Besar!
Sumber :
  • Maxim

Tidak berhenti di situ, lebih dari 30% pengguna di wilayah tersebut memilih berhenti menggunakan layanan, sementara sekitar 20% lainnya mengurangi frekuensi pemesanan.

“Ketidakseimbangan antara permintaan konsumen dan sumber daya yang tersedia akibat kenaikan tarif akan membuat perusahaan sulit bertahan untuk terus beroperasi di Indonesia,” terang Rafi.

Ancaman Terhadap Ekosistem Digital

Maxim menyebut, rencana kenaikan tarif ini bukan hanya soal naiknya ongkos. Lebih dari itu, ini adalah isu tentang kelangsungan ekosistem transportasi daring secara keseluruhan. Jika permintaan terus turun, aplikator pun akan menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan operasional mereka. Ini bisa berdampak sistemik terhadap industri teknologi digital yang sedang berkembang pesat di Indonesia.

Maxim menilai, keputusan kenaikan tarif tidak bisa hanya dilihat dari satu sisi, seperti kepentingan driver atau aplikator. Yang lebih penting adalah keseimbangan antara daya beli masyarakat, biaya operasional perusahaan, dan penghasilan mitra di lapangan.

Seruan kepada Pemerintah

Dengan mempertimbangkan semua faktor tersebut, Maxim secara terbuka meminta Kemenhub untuk tidak tergesa-gesa dalam menaikkan tarif ojol. Perusahaan ini menilai, kondisi ekonomi masyarakat saat ini masih dalam tahap pemulihan, dan daya beli masih cukup rapuh. Kenaikan tarif tanpa kajian menyeluruh hanya akan memperparah kondisi.

"Jika masyarakat tidak lagi mampu membayar layanan transportasi daring, maka bukan hanya konsumen yang dirugikan, tetapi juga mitra pengemudi dan aplikator itu sendiri," ujar Rafi.

Selain mempertimbangkan aspek ekonomi, Maxim juga mendorong agar pemerintah membuat kebijakan berbasis data dan riset lapangan. Dengan demikian, keputusan yang diambil bisa lebih akurat dan berkelanjutan.