Inilah Akibatnya Jika Pemerintah Tak Tanggapi 17+8 Tuntutan Rakyat!
- X
Gadget – Belakangan ini, warga ramai-ramai membagikan unggahan bertajuk "17+8 Tuntutan Rakyat" di media sosial. Tuntutan ini diformulasikan oleh beberapa influencer, termasuk Jerome Polin dan Salsa Erwina, sebagai rangkuman dari aspirasi masyarakat yang semakin besar, seiring merebaknya aksi demonstrasi di berbagai penjuru tanah air.
Tuntutan-tuntutan tersebut mencakup isu-isu penting seperti pencegahan PHK massal, kepastian upah layak bagi seluruh angkatan kerja (termasuk mitra ojek online, guru, dan buruh), hingga permintaan transparansi audit DPR yang dilaporkan kepada publik. Namun, apa yang akan terjadi jika pemerintah tidak kunjung menepati tuntutan ini?
Dampak Ekonomi Akibat Tidak Memenuhi Tuntutan
Para ahli ekonomi telah memberikan analisis mendalam mengenai risiko yang bisa terjadi jika pemerintah abai terhadap tuntutan rakyat. Berikut adalah beberapa konsekuensi utama:
1. Gangguan Aktivitas Produksi
Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, menjelaskan bahwa skenario terburuk dari ketidakpemenuhan tuntutan rakyat adalah munculnya ketidakpercayaan (distrust) yang besar terhadap pemerintah. Hal ini dapat menyebabkan gangguan signifikan dalam aktivitas produksi.
"Demonstrasi masif dapat merusak fasilitas publik dengan nilai kerugian mencapai triliunan rupiah. Lebih dari itu, roda ekonomi akan terhambat, dan kredibilitas Indonesia sebagai tujuan investasi serta bisnis akan anjlok," kata Wijayanto saat dihubungi Kompas.com.
2. Pelemahan Nilai Rupiah
Direktur Eksekutif Center of Economic Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, menambahkan bahwa pelemahan nilai rupiah juga menjadi risiko nyata jika tuntutan masyarakat tidak dipenuhi. Kenaikan harga kebutuhan pokok akibat inflasi dapat membuat daya beli masyarakat semakin melemah.
Selain itu, perusahaan-perusahaan besar berpotensi menunda rekrutmen pegawai baru karena tingginya ketidakpastian politik. "Situasi saat ini tanpa ada jalan keluar yang konkret memengaruhi penilaian investor dan mitra luar negeri terkait risiko politik," ujar Bhima.
3. Pengaruh Ekspor dan Logistik
Bhima juga menyoroti bahwa roda ekspor akan terganggu akibat potensi kenaikan biaya logistik, yang sering kali menjadi efek samping dari penutupan jalan atau akses transportasi akibat demonstrasi. Hal ini dapat merugikan industri manufaktur dan agrikultur yang bergantung pada rantai pasok internasional.