5 Rudal Iran yang Bikin Israel Kewalahan: Dari Zolfaghar hingga Shahed-136
- lifeworks
Meskipun hingga pertengahan 2025 belum ada pernyataan resmi bahwa Israel kalah dalam konflik militer melawan Iran, beberapa insiden menunjukkan bahwa kekuatan rudal Iran mampu memberikan tekanan serius terhadap sistem pertahanan udara Israel. Hal ini dibuktikan dengan penggunaan rudal dan drone yang berhasil menembus pagar pertahanan seperti Iron Dome, David’s Sling, hingga Arrow.
Ketegangan antara Iran dan Israel memang bukan hal baru. Namun, perkembangan terbaru dalam persenjataan rudal Iran yang juga didukung oleh kelompok proksi seperti Hizbullah menunjukkan potensi ancaman serius terhadap dominasi pertahanan Israel di kawasan Timur Tengah.
Berikut adalah lima jenis rudal dan sistem serangan yang membuat Israel harus bekerja keras mempertahankan wilayahnya:
1. Fateh-110 dan Zolfaghar: Cepat, Presisi, Sulit Dicegat
Rudal balistik taktis ini buatan Iran dan memiliki jangkauan antara 300 hingga 700 km. Keunggulan utamanya adalah presisi tinggi dan kecepatan luar biasa. Inilah yang membuatnya sulit diantisipasi oleh sistem Iron Dome yang lebih cocok untuk menanggulangi roket jarak pendek.
Selain digunakan untuk menyerang posisi militer AS di Irak, rudal ini juga diyakini telah diberikan kepada Hizbullah dan digunakan dalam sejumlah serangan ke arah Israel.
2. Khorramshahr: Rudal Balistik Jarak Menengah yang Mengguncang
Dengan jangkauan hingga 2.000 km dan muatan hulu ledak yang bisa mencapai 1.800 kg, Khorramshahr merupakan salah satu rudal paling berbahaya dalam arsenal Iran. Tak hanya memiliki daya hancur tinggi, rudal ini juga bisa melakukan manuver selama fase terminal penerbangan, menyulitkan sistem pertahanan untuk memprediksi titik jatuhnya.
Jika diluncurkan dari wilayah Iran, rudal ini mampu mencapai target mana pun di Israel, dan itu menambah lapisan ancaman yang sangat serius.
3. Soumar dan Hoveyzeh: Rudal Jelajah yang Sulit Dideteksi
Berbeda dari rudal balistik, rudal jelajah seperti Soumar dan Hoveyzeh terbang rendah dan pelan, menjadikannya sangat sulit terdeteksi radar. Iran merancang rudal ini dengan teknologi yang mengadopsi desain dari rudal Rusia Kh-55.
Dengan jangkauan mencapai 1.350 km, rudal ini ideal untuk menyerang target bernilai tinggi seperti fasilitas militer, pusat komunikasi, atau bahkan infrastruktur penting di dalam Israel.
4. Shahed-136: Drone Kamikaze Penggempur Massal
Salah satu kejutan terbesar dalam serangan Iran ke Israel pada April 2024 adalah penggunaan drone kamikaze Shahed-136 dalam jumlah besar. Meski bukan rudal dalam definisi klasik, drone ini memiliki daya ledak seperti rudal dan menjadi senjata andalan Iran karena biayanya rendah serta bisa diproduksi secara massal.
Strategi Iran adalah menggunakan drone ini bersamaan dengan rudal balistik dan jelajah untuk membanjiri sistem pertahanan Israel. Hasilnya, Iron Dome dan sistem lainnya pun kewalahan.
5. Zelzal dan Raad: Rudal Hizbullah yang Dilepaskan Serentak
Iran telah lama memasok kelompok Hizbullah di Lebanon dengan rudal Zelzal dan Raad. Walau teknologi rudalnya tergolong lebih lama dan kurang presisi, kekuatannya justru terletak pada jumlah. Rudal ini sering digunakan dalam skenario peluncuran massal untuk “memecah fokus” sistem pertahanan Israel.
Dalam skala besar, rudal ini bisa menimbulkan kerusakan luas, terutama jika sistem pertahanan kehabisan interceptor atau lambat merespons gelombang serangan.
Kenapa Sistem Pertahanan Israel Bisa Jebol?
Israel dikenal memiliki salah satu sistem pertahanan udara tercanggih di dunia. Iron Dome efektif menangkal roket jarak pendek, David’s Sling untuk rudal jarak menengah, dan Arrow untuk ancaman jarak jauh.
Namun, ada celah.
Pertama, sistem-sistem ini hanya mampu menangani jumlah ancaman terbatas dalam waktu bersamaan. Kedua, serangan berlapis menggunakan kombinasi rudal balistik, jelajah, dan drone kamikaze menyulitkan radar untuk membedakan ancaman mana yang paling prioritas. Ketiga, beberapa rudal Iran seperti Khorramshahr dan Shahed-136 dilengkapi dengan manuver akhir atau lintasan rendah, membuat sistem radar Israel kesulitan mengantisipasi.
Bukan Soal Kalah, Tapi Beban Pertahanan Semakin Berat
Meski Israel belum benar-benar kalah dalam arti militer, tekanan dari rudal-rudal Iran sudah cukup untuk mengganggu stabilitas dan memaksa Israel meningkatkan pertahanannya secara drastis. Dalam jangka panjang, penggunaan rudal-rudal ini bisa menjadi game changer jika tidak diantisipasi secara menyeluruh.
Karena itu, pengamat pertahanan pun mulai mewaspadai bahwa perang di masa depan bukan lagi soal jumlah tentara di medan tempur, tetapi seberapa efisien sebuah negara dalam menangkal serangan udara berlapis yang datang tanpa henti.