Menelusui Pemimpin Kekaisaran Ottoman yang Terkenal Keji dan Tidak Pandang Bulu

Menelusui Pemimpin Kekaisaran Ottoman yang Terkenal Keji dan Tidak Pandang Bulu
Sumber :
  • Fausto Zonaro

Gadget – Ketika melihat ke belakang sejarah, Kekaisaran Ottoman memunculkan wadah multikultural yang megah di panggung dunia. Wilayah kekuasaannya yang luas membentang dari barat laut Afrika hingga Teluk Persia, serta dari Laut Merah hingga Budapest.

Mulai dari tahun 1299 hingga puncak kejayaannya berakhir pada tanggal 1 November 1922, sultan-sultan memerintah dengan tangan besi. Di antara mereka ada yang dihormati sebagai pemimpin yang mendukung seni, ilmu pengetahuan, dan reformasi.

Namun, tidak dapat disangkal bahwa di antara para penguasa tersebut, ada yang meninggalkan jejak kelam dengan kekejaman dan ketidakberpihakan yang tak terkalahkan. Kisah tujuh sultan yang paling dikenal karena kekejamannya dapat ditemukan di sini.

Mehmed II

Mehmed II, atau yang lebih dikenal sebagai Mehmed sang Penakluk, adalah sosok yang menjabat sebagai sultan Kekaisaran Ottoman dua kali.

Dia adalah seorang negarawan ulung yang mahir dalam lima bahasa. Namun, sebagai pemimpin, Mehmed menetapkan standar pemerintahan despotik yang kejam.

Tidak ada belas kasihan dalam hatinya; dia bahkan makan sendirian dan memperlakukan para pejabatnya seperti budak.

Sejarah mencatat bahwa dia secara tiba-tiba memenggal dua wazir agung tanpa alasan yang jelas. Bahkan, lima menit setelah naik takhta, dia memerintahkan pembunuhan adik bayinya yang masih bayi, sesuai kebiasaan pembunuhan saudara yang dilakukan oleh sultan-sultan sebelumnya.

Ketika merebut Konstantinopel pada usia 21 tahun, Mehmed membiarkan pasukannya menjarah kota dan merampok harta serta menghina penduduknya.

Dia juga terkenal karena kebiasaannya yang ekstrem; misalnya, ketika melihat satu melon hilang, dia dengan cepat menyalahkan 14 stafnya, memerintahkan agar mereka diiris untuk mencari pelakunya.

Selim I, sang malaikat maut

Sultan Selim I dikenal sebagai penakluk yang berhasil memperluas wilayah kekuasaan Kekaisaran Ottoman hingga 70%. Dia adalah sosok yang senang membaca dan sering terlibat dalam diskusi ilmiah, namun juga memiliki sisi gelap yang menakutkan.

Julukan "si Suram" melekat padanya karena kekejamannya. Dia terkenal karena kebiasaannya yang brutal dalam memperdaya dan membunuh pejabat-pejabatnya. Bahkan, terkadang dia sendiri yang melakukan eksekusi.

Selim meninggalkan jejak darah dengan pembantaian ribuan orang, seperti pada tahun 1514 ketika lebih dari 50.000 penduduk Kairo dibantai. Julukan "si Suram" semakin menancap setelah eksekusi lima keponakannya dan dua saudaranya yang masih muda.

Suleiman I, si pemantik api

Suleiman Agung, sultan ke-10, tidak ragu-ragu membunuh dua putranya dan empat putra seorang pangeran di Rhodes. Dia juga terlibat dalam serangan militer yang kejam, seperti pada tahun 1526 ketika pasukannya membantai ratusan ribu orang di Hungaria.

Pada saat mengepung Wina, Suleiman menyalakan api besar dan melemparkan ratusan petani ke dalamnya. Dia juga membawa pulang gadis-gadis muda sebagai bagian dari haremnya setelah menyerang sebuah kota.

Mehmed III, si pembunuh saudara

Setelah naik takhta, Mehmed III memerintahkan pembunuhan 19 saudara laki-lakinya yang masih anak-anak. Bahkan, hingga sekitar tahun 1603, undang-undang diabadikan yang memerintahkan eksekusi saudara-saudara setiap kali seorang sultan diangkat. Bahkan anggota keluarga lainnya tidak luput dari kekejaman tersebut.

Murad IV, sultan pemarah

Murad, sultan ke-17, memulai pemerintahannya dengan pembantaian 25.000 rakyatnya sendiri. Dia melanjutkan dengan menyerang Bagdad, membunuh 30.000 tentara dan 30.000 wanita serta anak-anak.

Murad sangat membenci rokok sehingga memerintahkan larangan merokok dan menghukum mati siapa pun yang melanggar, bahkan tukang kebun yang tidak bersalah. Dia bahkan memiliki kebiasaan membunuh orang secara acak jika merasa terganggu.

Ibrahim, sultan yang kumuh

Ibrahim, dikenal sebagai "si Gila", naik takhta setelah terlepas dari kafes tempat dia dipenjara sebagai putra mahkota. Dia dikenal karena gaya hidupnya yang hedonistis dan tidak bermoral, bahkan sampai menyiksa 280 selirnya karena seorang pria membujuk salah satu dari mereka.

Ibrahim akhirnya digulingkan oleh para pejabatnya yang tidak tahan dengan kelakuannya, dan ibunya, Kosem Sultan, menyetujui eksekusi putranya.

Abdul Hamid II, sultan yang paranoid

Sultan ke-34 ini dikenal sebagai seorang reformis yang otoriter dan kejam. Dia memperkuat cengkeramannya terhadap rakyatnya melalui sensor, polisi rahasia yang brutal, dan pembatasan pergerakan.

Dia hidup dalam ketakutan akan pembunuhan sehingga mempekerjakan pelayan untuk mengenakan pakaiannya terlebih dahulu. Dia juga selalu membawa pistol dan bahkan menembak mati putrinya sendiri secara tidak sengaja.

Kisah para sultan yang kejam ini merupakan bagian dari sejarah yang menegangkan dari Kekaisaran Ottoman, yang menunjukkan sisi gelap kekuasaan absolut dalam sejarah manusia.

 

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram @gadgetvivacoid
Facebook Gadget VIVA.co.id
X (Twitter) @gadgetvivacoid
Whatsapp Channel Gadget VIVA
Google News Gadget