Ternyata Insomnia Bisa Memicu Kematian, Begini Penjelasan Ahli!

Ternyata Insomnia Bisa Memicu Kematian, Begini Penjelasan Ahli!
Sumber :
  • Alodokter

Gadget – Meskipun insomnia bukanlah penyebab kematian langsung, gangguan tidur ini memiliki dampak serius pada kesehatan jika berlangsung secara kronis dalam jangka panjang. Menurut Dr. Santi, Health Management Specialist di Corporate HR Kompas Gramedia, insomnia kronis dapat meningkatkan risiko kematian secara tidak langsung melalui berbagai penyakit yang ditimbulkannya.

“Insomnia kronis bisa meningkatkan risiko orang terkena penyakit jantung dan pembuluh darah, stroke, diabetes, hipertensi, obesitas, dan sebagainya,” ujar Santi kepada Kompas.com pada Senin (16/6/2025). Artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai bahaya insomnia sebagai salah satu faktor yang dapat memperbesar risiko penyebab kematian.

Apa Itu Insomnia?

Sebelum membahas bahaya insomnia kronis, penting untuk memahami apa itu insomnia. Berdasarkan penjelasan dari laman Health Match yang ditinjau oleh Trish Kahawita, MBBS, FRACGP, CWH, DCH, CHIA, ESME, insomnia adalah istilah medis untuk gangguan tidur yang ditandai dengan kesulitan memulai tidur, mempertahankan tidur, atau mendapatkan tidur yang berkualitas.

Namun, gangguan tidur yang disebabkan oleh faktor eksternal seperti suara keras dari lingkungan tidak digolongkan sebagai insomnia. Insomnia dikategorikan sebagai kronis apabila terjadi setidaknya tiga kali seminggu selama lebih dari tiga bulan dan tidak dapat dijelaskan oleh kondisi medis lain.

Bahaya Insomnia Kronis terhadap Kesehatan

Tidur cukup sangat penting bagi pemulihan tubuh dan kestabilan sistem hormon. Salah satu fungsi utama tidur adalah mengatur kadar kortisol, hormon yang berkaitan dengan stres. Jika kortisol tetap tinggi, proses tidur akan terganggu. Selain itu, tidur juga berperan penting dalam proses perbaikan sel-sel tubuh.

Jika kurang tidur terus berlangsung, berbagai gangguan kesehatan dapat muncul dan berdampak serius, bahkan memicu risiko kematian. Berikut adalah beberapa penyakit yang terkait dengan insomnia kronis:

  • Hipertensi
    Penelitian menunjukkan bahwa tidur kurang dari lima jam per malam dapat melipatgandakan risiko tekanan darah tinggi (hipertensi). Hipertensi sendiri merupakan pemicu utama penyakit jantung dan gangguan ginjal kronis.
  • Penyakit Jantung
    Kurang tidur dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit arteri koroner hingga 200-300 persen. Hal ini disebabkan oleh gangguan metabolisme dan kerusakan pada dinding pembuluh darah.
  • Diabetes
    Kualitas tidur yang buruk seperti insomnia berhubungan dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2 sebesar 1,5 kali. Kurang tidur dapat memengaruhi sensitivitas insulin tubuh.
  • Stroke
    Orang yang tidur kurang dari enam jam sehari memiliki risiko terkena stroke empat kali lipat lebih besar, terutama bagi mereka yang mengalami obstructive sleep apnea (OSA).
  • Kanker
    Insomnia dapat mengganggu ritme sirkadian tubuh, yang dapat meningkatkan risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker payudara, usus besar, ovarium, dan prostat. Hal ini disebabkan oleh penurunan kadar melatonin, hormon yang membantu menghambat pertumbuhan sel kanker.

Dampak Insomnia terhadap Kesehatan Mental

Selain masalah fisik, insomnia juga dapat mempengaruhi kesehatan mental. Dr. Santi menjelaskan bahwa insomnia dapat menyebabkan kecemasan berlebihan, depresi, hingga pikiran bunuh diri. Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini bisa berlanjut menjadi tindakan bunuh diri.

Selain itu, gangguan tidur kronis dapat mengganggu kemampuan berpikir dan konsentrasi. Fenomena "microsleep" dapat terjadi ketika seseorang mengalami hutang tidur. Microsleep adalah momen singkat hilangnya kesadaran tanpa sadar, yang dapat meningkatkan risiko kecelakaan fatal.

Solusi untuk Mengatasi Insomnia

Menghadapi gangguan tidur seperti insomnia tidak boleh diabaikan, terutama jika sudah berlangsung kronis. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi insomnia antara lain:

  • Tetapkan waktu tidur dan bangun yang konsisten.
  • Hindari konsumsi kafein dan alkohol menjelang tidur.
  • Buat suasana kamar yang nyaman dan redup.
  • Lakukan aktivitas relaksasi seperti meditasi atau yoga sebelum tidur.
  • Batasi penggunaan gadget minimal satu jam sebelum tidur.

Jika insomnia terus berlanjut, konsultasi ke dokter sangat dianjurkan untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan obat atau terapi perilaku kognitif (CBT) untuk membantu mengatasi insomnia.

Kesimpulan:

Meskipun insomnia tidak langsung menyebabkan kematian, dampak jangka panjangnya dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit serius seperti hipertensi, penyakit jantung, diabetes, stroke, hingga kanker. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala insomnia dan mencari solusi tepat agar kualitas hidup tetap terjaga. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga medis jika insomnia sudah berlangsung kronis.

 

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram @gadgetvivacoid
Facebook Gadget VIVA.co.id
X (Twitter) @gadgetvivacoid
Whatsapp Channel Gadget VIVA
Google News Gadget