Amerika Kalah Jauh Cuma Bisa Ngikutin China, Ini Faktanya!

Amerika Kalah Jauh Cuma Bisa Ngikutin China, Ini Faktanya!
Sumber :
  • Net

Sebagai perbandingan, YouTube Shorts hanya membayar sekitar empat sen (Rp600) untuk setiap 1.000 tayangan, jauh lebih rendah dibandingkan video berdurasi panjang di YouTube. Sementara itu, Instagram mencoba berbagai inovasi untuk menarik kreator, termasuk fitur Trial Reels, yang memungkinkan pengujian konten hanya kepada non-pengikut sebelum dirilis lebih luas.

Namun Meta sendiri mengakui, monetisasi Reels masih dalam tahap uji coba. Artinya, meski TikTok sedang berjaya, para pesaing tetap mencari celah agar tidak sepenuhnya tertinggal.

Amerika Cari Celah di Tengah Isu Larangan

Keberhasilan TikTok tak lepas dari kontroversi. Di Amerika Serikat, kepemilikan aplikasi ini oleh perusahaan asal China, ByteDance, menuai kekhawatiran. Pemerintah AS bahkan sempat mempertimbangkan untuk melarang TikTok dengan alasan keamanan data.

Namun, di balik ancaman tersebut, perusahaan teknologi Amerika melihat peluang. Menurut eMarketer, jika TikTok benar-benar dibatasi atau dilarang di AS, maka Meta dan YouTube berpotensi merebut hingga 50% belanja iklan yang sebelumnya dialokasikan ke TikTok.

Dengan kata lain, pesaing dari Amerika seolah menunggu momen kelemahan TikTok untuk mengambil alih pasar, alih-alih mampu mengalahkan aplikasi ini dengan inovasi yang benar-benar orisinal.

China Unggul, Amerika Tertinggal