Amerika Kalah Jauh Cuma Bisa Ngikutin China, Ini Faktanya!
- Net
Keberhasilan TikTok tak lepas dari kontroversi. Di Amerika Serikat, kepemilikan aplikasi ini oleh perusahaan asal China, ByteDance, menuai kekhawatiran. Pemerintah AS bahkan sempat mempertimbangkan untuk melarang TikTok dengan alasan keamanan data.
Namun, di balik ancaman tersebut, perusahaan teknologi Amerika melihat peluang. Menurut eMarketer, jika TikTok benar-benar dibatasi atau dilarang di AS, maka Meta dan YouTube berpotensi merebut hingga 50% belanja iklan yang sebelumnya dialokasikan ke TikTok.
Dengan kata lain, pesaing dari Amerika seolah menunggu momen kelemahan TikTok untuk mengambil alih pasar, alih-alih mampu mengalahkan aplikasi ini dengan inovasi yang benar-benar orisinal.
China Unggul, Amerika Tertinggal
Situasi ini memperlihatkan kenyataan pahit: Amerika kalah jauh dari China dalam hal inovasi aplikasi video pendek. Meta dan Google boleh saja menghadirkan produk mirip TikTok, tetapi mereka tetap dianggap "hanya menyontek" tanpa bisa menghadirkan pengalaman yang sama.
Di sisi lain, TikTok terus berkembang dengan inovasi baru, seperti integrasi e-commerce, durasi video yang lebih panjang, hingga fitur live shopping. Strategi ini membuat aplikasi asal China tersebut bukan hanya jadi pusat hiburan, tetapi juga arena bisnis digital yang semakin kuat.
Pada akhirnya, dominasi TikTok menjadi bukti nyata bahwa China mampu menciptakan tren global, sementara Amerika justru dipaksa untuk mengikuti.
| Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di : | |
|---|---|
| @gadgetvivacoid | |
| Gadget VIVA.co.id | |
| X (Twitter) | @gadgetvivacoid |
| Whatsapp Channel | Gadget VIVA |
| Google News | Gadget |