Jika Israel Serang Iran, Begini Strategi Tempur Rahasia Teheran
- lifeworks
Ketegangan antara Iran dan Israel sudah lama menjadi perhatian dunia internasional. Keduanya sama-sama memiliki kemampuan militer yang mumpuni, jaringan aliansi yang luas, serta strategi perang yang berbeda. Karena itu, jika suatu saat Israel benar-benar melancarkan serangan mendadak, maka respons Iran diperkirakan akan sangat kompleks dan melibatkan berbagai dimensi perang.
Melihat pola kebijakan pertahanan Iran, ada sejumlah skenario yang bisa dibayangkan berdasarkan analisis intelijen terbuka. Skenario ini mencakup pertahanan udara, serangan rudal, perang asimetris lewat proksi, hingga perang siber. Mari kita uraikan lebih detail.
Pertahanan Udara dan Serangan Rudal Balistik
Langkah pertama yang kemungkinan besar dilakukan Iran adalah mengaktifkan sistem pertahanan udaranya. Negeri itu memiliki beberapa lapisan sistem antirudal seperti Bavar-373 dan Khordad-15 yang dikembangkan secara lokal, bahkan ada juga sistem yang terinspirasi dari S-300 buatan Rusia. Sistem ini akan menjadi tameng awal untuk menghadapi serangan udara Israel.
Namun Iran tidak hanya bertahan. Mereka memiliki stok rudal balistik jarak menengah seperti Shahab-3, Sejjil, hingga Emad yang mampu menjangkau wilayah Israel. Target utamanya bisa berupa pangkalan militer, bandara internasional, atau pusat komando yang vital. Selain itu, Iran juga punya senjata lain yang kerap dipakai dalam perang modern, yakni drone kamikaze. Drone jenis ini biasanya digunakan secara massal untuk membanjiri sistem pertahanan udara Israel seperti Iron Dome, David’s Sling, dan Arrow. Jika jumlahnya banyak, kemungkinan besar ada beberapa yang bisa lolos dan mengenai sasaran.
Serangan Asimetris Lewat Proksi
Iran hampir pasti tidak akan berperang sendirian. Selama bertahun-tahun, Teheran sudah membangun jaringan aliansi dengan kelompok-kelompok milisi di berbagai kawasan. Misalnya Hezbollah di Lebanon, milisi Syiah di Irak dan Suriah, serta Hamas maupun Jihad Islam di Gaza.
Jika Israel menyerang, kelompok-kelompok ini bisa langsung meluncurkan roket atau drone ke wilayah Israel. Strategi membuka banyak front ini punya tujuan jelas, yaitu memaksa Israel membagi perhatian dan kekuatan militernya. Dengan begitu, Israel tidak hanya menghadapi ancaman dari Iran, melainkan juga dari beberapa arah sekaligus.