Heboh Demo di Nepal: Gen Z Tuntut Akhir dari "Nepo Kids" dan Korupsi Sistemik!

Heboh Demo di Nepal: Gen Z Tuntut Akhir dari "Nepo Kids" dan Korupsi Sistemik!
Sumber :
  • REUTERS/Navesh Chitrakar

Pada tahun 2024, remitansi mencapai 33,1 persen dari PDB Nepal, salah satu proporsi tertinggi di dunia. Namun, meskipun kontribusi finansial ini signifikan, distribusi manfaatnya tetap tidak merata. Sebagian besar masyarakat pedesaan masih hidup dalam kemiskinan ekstrem, dengan kepemilikan lahan yang sangat timpang. 10 persen rumah tangga teratas memiliki lebih dari 40 persen lahan, sementara mayoritas penduduk miskin tidak memiliki akses lahan sama sekali.

Korupsi, Inflasi, dan Politik Dinasti

Selain ketimpangan sosial, korupsi dan politik dinasti juga menjadi penyebab utama frustasi masyarakat Nepal. Para analis mencatat bahwa diaspora Nepal di luar negeri memainkan peran penting dalam menyulut kemarahan melalui media sosial. Jaringan internasional ini membantu memperkuat narasi antikorupsi dan menyoroti priviledge elit.

Seorang sumber intelijen senior menjelaskan bahwa pola eskalasi protes di Nepal mirip dengan Bangladesh. "Aktivisme digital cepat menyebar ke jalanan, menyebabkan mobilisasi besar-besaran," katanya. Gerakan ini dipimpin oleh kaum muda yang merasa dirampas masa depan oleh sistem yang koruptif dan tidak adil.

Inti dari kedua gerakan ini adalah kemarahan antargenerasi. Kaum muda di Nepal dan Bangladesh melihat kelas politik sebagai korup dan egois, serta gagal menangani isu-isu penting seperti inflasi dan pengangguran. Jika tidak ditangani, kebencian ini dapat mengancam stabilitas sistem kepartaian tradisional.

Eskalasi di Parlemen

Situasi politik di Nepal semakin memburuk setelah 21 anggota parlemen dari Partai Rastriya Swatantra pimpinan Rabi Lamichhane menunjukkan sikap oposisi terhadap pemerintahan Oli. Aksi mogok ini memperdalam pertanyaan tentang legitimasi parlemen dan menjadi titik api bagi mobilisasi massa yang lebih luas.

Dalam surat pengunduran dirinya kepada Presiden Ramchandra Paudel, PM Sharma Oli menyatakan, "Mengingat situasi yang tidak menguntungkan di negara ini, saya telah mengundurkan diri efektif hari ini untuk memfasilitasi penyelesaian masalah secara politis sesuai dengan konstitusi."

Kesimpulan:

Demonstrasi berdarah di Nepal mencerminkan kemarahan mendalam terhadap korupsi, ketimpangan sosial, dan sistem politik yang dianggap tidak adil. Generasi muda, yang disebut sebagai "Gen Z," menuntut akhir dari praktik nepotisme dan priviledge elit melalui aksi protes yang signifikan. Apakah perubahan politik ini akan membawa solusi nyata bagi masyarakat Nepal? Mari kita tunggu perkembangan selanjutnya.