Timnas Indonesia Dihujat Dunia Usai Gagal ke Piala Dunia 2026, Suporter Luar Negeri Seret Nama Belanda
- tvonenews.com
Gadget – Kegagalan Timnas Indonesia melangkah ke Piala Dunia 2026 meninggalkan luka mendalam bagi publik sepak bola Tanah Air. Harapan besar yang telah dibangun selama dua tahun terakhir akhirnya runtuh setelah Garuda takluk dari Irak dan Arab Saudi pada putaran keempat Kualifikasi Zona Asia.
Dua kekalahan beruntun tersebut memastikan Indonesia menempati posisi buncit di klasemen akhir grup, menutup peluang untuk lolos ke pesta sepak bola terbesar dunia itu. Sejak terakhir kali tampil pada 1938, mimpi skuad Garuda untuk kembali mencatat sejarah harus tertunda lagi.
Kekecewaan pun menyelimuti seluruh pemain dan staf pelatih. Begitu peluit panjang berbunyi, wajah-wajah murung para pemain tampak jelas di lapangan. Patrick Kluivert yang baru beberapa bulan menangani tim juga tak mampu menyembunyikan rasa frustrasi di bench pelatih.
Namun di luar itu, badai kritik justru datang dari arah yang tak terduga—dunia internasional.
Sorotan Dunia dan Sindiran Pedas ke Arah Timnas Indonesia
Kegagalan Indonesia rupanya menarik perhatian banyak penggemar sepak bola global. Di media sosial, terutama X (Twitter), ribuan komentar bermunculan. Sebagian besar justru menyoroti komposisi pemain Timnas Indonesia yang dinilai terlalu bergantung pada keturunan Belanda.
Bahkan, beberapa pengguna dari luar negeri secara sarkastik menjuluki Indonesia sebagai “Belanda versi Asia”.
“Selamat Irak, Belanda bangkit lebih kuat,” tulis akun @a8fxxx.
“Menggunakan semua pemain dari Belanda tetap saja kalah,” sindir @pamxxx.
“Kini internet akan tenang tanpa orang Indonesia yang merasa mereka raja galaksi. Maaf Hindia Belanda,” ungkap @thexxx.
Sindiran ini muncul karena dalam beberapa tahun terakhir, PSSI memang membuka jalan naturalisasi besar-besaran bagi pemain keturunan seperti Maarten Paes, Jay Idzes, Calvin Verdonk, dan Nathan Tjoe-A-On.
Kehadiran mereka sempat dianggap membawa kualitas baru bagi Garuda, bahkan sempat menembus babak keempat kualifikasi—prestasi tertinggi dalam sejarah modern Timnas Indonesia.
Namun setelah kekalahan terakhir dari Irak, para penggemar luar negeri mulai mempertanyakan sejauh mana “Belanda rasa Indonesia” itu benar-benar punya karakter Asia Tenggara.
Kluivert dan Para Pemain Jadi Sasaran Kritik
Tak hanya para pemain, pelatih Patrick Kluivert juga tak luput dari serangan kritik. Banyak pendukung di Indonesia yang menilai mantan striker legendaris Barcelona itu gagal mengangkat performa Garuda di dua laga penting terakhir.
“Sudah saatnya PSSI mencari pelatih yang paham karakter pemain lokal,” tulis salah satu komentar yang ramai disorot.
Sebagian besar pendukung juga menilai sistem rotasi pemain yang diterapkan Kluivert membuat tim kehilangan konsistensi. Dalam laga melawan Irak misalnya, beberapa perubahan di lini tengah dan pertahanan dinilai justru mengacaukan pola permainan.
Kiper Maarten Paes tampil cukup baik dengan sejumlah penyelamatan krusial, namun gawangnya tetap kebobolan dua gol akibat koordinasi lini belakang yang lemah.
Kritik lain juga datang karena Indonesia gagal memanfaatkan momentum setelah sukses menahan tekanan di babak pertama. Irak mampu menguasai permainan dan mencetak gol cepat di awal babak kedua yang mematikan semangat Garuda.
Kontras: Rasa Bangga di Tengah Kekecewaan
Di tengah hujatan, tak sedikit pula pihak luar negeri yang justru memberi apresiasi. Mereka menganggap pencapaian Indonesia sampai babak keempat adalah kemajuan besar. Sebab, tim-tim Asia Tenggara lain seperti Thailand, Vietnam, atau Malaysia bahkan sudah tersingkir lebih awal.
Media dari Eropa pun sempat menyoroti kiprah Garuda. “Indonesia menunjukkan bahwa mereka bisa bersaing di level Asia, hanya kurang pengalaman menghadapi tim besar,” tulis salah satu media Belanda.
Pujian tersebut menjadi sedikit penghiburan bagi para pemain yang sudah bekerja keras sepanjang kualifikasi. Namun bagi publik nasional, luka kegagalan ini tentu belum akan sembuh dalam waktu dekat.
Banyak pihak kini berharap PSSI segera mengevaluasi arah pembinaan, terutama soal keseimbangan antara pemain lokal dan naturalisasi.
Sindiran Soal ‘Belanda Asli Masih Bisa Lolos’
Selain komentar pedas, beberapa netizen luar juga melemparkan sindiran yang menggelitik. Mereka menulis bahwa pendukung Indonesia tak perlu sedih karena “Belanda yang asli” di Eropa masih berpeluang besar lolos ke Piala Dunia 2026.
“Jangan khawatir, Belanda asli masih memenuhi syarat,” tulis akun @panxxx.
“Setelah menonton pertandingan ini, saya yakin Indonesia terletak di Eropa Barat,” tambah @sukxxx.
Sindiran itu semakin ramai diperbincangkan dan memicu reaksi balik dari netizen Indonesia. Banyak yang menilai komentar tersebut berlebihan dan tidak menghargai perjuangan Garuda yang sudah melampaui ekspektasi.
Kegagalan ke Piala Dunia 2026 memang menyesakkan, tapi perjalanan panjang Timnas Indonesia di kualifikasi kali ini tetap patut dihargai. Dari tim yang dulu hanya pelengkap di Asia, kini Garuda mampu berdiri sejajar dan menantang tim kuat seperti Arab Saudi, Jepang, dan Irak.
Meski kritik datang bertubi-tubi, terutama dari luar negeri, semangat dan kebanggaan pendukung sejati Timnas Indonesia tak akan luntur. Mereka percaya, masa depan tim ini masih cerah—asal evaluasi dilakukan dengan jujur dan menyeluruh.
Bagi sebagian suporter, kekalahan ini bukan akhir, melainkan pelajaran berharga agar Indonesia lebih kuat di masa depan. Karena setiap kegagalan, jika disikapi dengan benar, selalu jadi awal dari kebangkitan.
| Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di : | |
|---|---|
| @gadgetvivacoid | |
| Gadget VIVA.co.id | |
| X (Twitter) | @gadgetvivacoid | 
| Whatsapp Channel | Gadget VIVA | 
| Google News | Gadget |