Eks Pelatih Persib Kritik Naturalisasi, Minta Timnas Indonesia Fokus Bina Pemain Lokal untuk Piala Dunia 2030

Robert Rene Alberts
Sumber :
  • x.com

Fokus Piala Dunia 2030 dan Penghentian Naturalisasi

Robert menilai lima tahun ke depan menjadi waktu krusial bagi Timnas Indonesia untuk membangun fondasi yang lebih kuat. Ia mempertanyakan apakah skuad saat ini sudah ideal untuk dilanjutkan atau sudah saatnya memulai regenerasi.

“Tahun 2030 itu tidak lama lagi, hanya lima tahun dari sekarang. Apakah tim yang sekarang ini layak diteruskan, atau sudah waktunya memberi ruang untuk generasi baru?” katanya.

Pelatih asal Belanda itu juga menegaskan bahwa proyek naturalisasi sebaiknya dihentikan. Bukan karena Indonesia sudah cukup memiliki pemain berbakat, tetapi agar pembinaan di dalam negeri bisa tumbuh tanpa ketergantungan pada pemain keturunan.

Menurut Robert, jika Indonesia terus mengandalkan pemain luar negeri, sistem pembibitan lokal tidak akan berkembang. Padahal, kunci keberhasilan sepak bola suatu negara justru terletak pada konsistensi pengembangan pemain muda.


Belajar dari Korea Selatan dan Malaysia

Robert kemudian membandingkan pendekatan Indonesia dengan dua negara yang pernah ia kenal dari dekat, yakni Malaysia dan Korea Selatan.

Ia mengungkapkan, kemajuan sepak bola Korea Selatan bukan terjadi secara instan, tetapi hasil dari investasi panjang pada tim usia muda. Menurutnya, kesuksesan tim senior Korea di Piala Dunia berawal dari konsistensi tim U-17 dan U-20 mereka yang rutin berpartisipasi di turnamen dunia.

“Kesuksesan Korea lahir dari pembinaan berkelanjutan. Tim muda mereka selalu bermain di Piala Dunia U-17 dan U-20. Dari situ lahir pemain yang siap bersaing di level tertinggi,” jelas Robert.

Ia berharap PSSI meniru model pembinaan tersebut, bukan sekadar mencari solusi instan melalui naturalisasi. Robert menegaskan bahwa pondasi sepak bola nasional harus dibangun dari kompetisi usia muda yang sehat dan berkelanjutan.


Di akhir pernyataannya, Robert Rene Alberts berharap agar Indonesia benar-benar belajar dari pengalaman di kualifikasi Piala Dunia 2026. Ia menilai kegagalan itu bisa menjadi pelajaran berharga untuk memperkuat sistem pembinaan nasional.

“Semoga Indonesia bisa menentukan arah yang jelas, agar pada tahun 2030 nanti kita benar-benar siap bersaing dan lolos ke Piala Dunia,” katanya.