Media China Sindir Pedas Timnas Indonesia: Banyak Naturalisasi, Tapi Tak Bikin Kuat!
- IG/@erickthohir
Gadget – Media China menyoroti nasib pahit Timnas Indonesia yang harus terhenti di babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Mereka menyindir keras bahwa keberadaan banyak pemain naturalisasi rupanya belum membawa hasil signifikan bagi skuad Garuda.
Dalam laporan 163.com, media China itu menulis dengan nada sinis, “Indonesia mengirimkan 20 pemain naturalisasi ke Kualifikasi Piala Dunia tetapi akhirnya gagal lolos.” Kalimat tersebut menjadi pembuka dari kritik pedas mereka terhadap strategi PSSI yang dinilai terlalu mengandalkan pemain keturunan luar negeri.
Bagi China, langkah Indonesia dianggap ambisius namun tak diimbangi hasil nyata di lapangan. “Selama kualifikasi Piala Dunia, Indonesia gagal menunjukkan dominasinya di babak 18 besar dan hanya berhenti di babak keempat Grup C,” tulis media itu lagi.
Sindiran ini muncul tak lama setelah Timnas Indonesia kalah beruntun dari dua tim kuat, Arab Saudi dan Irak. Kekalahan tersebut memupus harapan Indonesia melangkah ke putaran final Piala Dunia 2026.
Banyak Pemain Naturalisasi, Tapi Tak Bawa Perubahan
Dalam skuad terakhir, Indonesia membawa 21 pemain naturalisasi dari berbagai liga dunia. Nama-nama seperti Maarten Paes, Jay Idzes, dan Calvin Verdonk diharapkan mampu membawa perubahan besar dalam performa Garuda. Namun kenyataannya, hasil di lapangan justru mengecewakan.
Pertandingan melawan Arab Saudi pada 9 Oktober 2025 berakhir dengan skor 2-3, meski Indonesia sempat memberikan perlawanan sengit. Sementara saat berhadapan dengan Irak pada 12 Oktober 2025, Garuda harus takluk 0-1. Hasil ini membuat posisi Indonesia tak lagi memiliki peluang melaju ke babak berikutnya.
Banyak pendukung yang masih memberi semangat, bahkan sebagian suporter Indonesia hadir langsung di Stadion King Abdullah Sport City, Jeddah, untuk mendukung tim kesayangan. Namun dukungan besar itu tak mampu mengubah nasib.
Media China menilai hal ini sebagai bukti bahwa naturalisasi tak bisa menjadi solusi tunggal. Menurut mereka, Indonesia memang berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, namun masih lemah dalam taktik dan koordinasi permainan.
Kritik Tertuju ke Patrick Kluivert
Selain menyoroti pemain, media China juga menyindir gaya kepelatihan Patrick Kluivert yang dianggap monoton. Mereka menilai pelatih asal Belanda itu belum mampu menemukan formula yang pas untuk mengoptimalkan potensi para pemain naturalisasi.