Jurnalis Belanda Bongkar Kerugian Mees Hilgers Usai Gagal ke Piala Dunia

Gadget – Kabar mengejutkan datang dari media Belanda terkait nasib pemain keturunan Indonesia, Mees Hilgers. Bek FC Twente itu dikabarkan mengalami kerugian finansial setelah Timnas Indonesia gagal menembus Piala Dunia 2026. Informasi ini diungkap oleh jurnalis asal Belanda, Leon ten Voorde, yang menyebut kegagalan Garuda berimbas langsung pada pendapatan Hilgers dari media sosial.

Seperti diketahui, Indonesia harus mengakhiri perjuangannya di babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 setelah menelan dua kekalahan beruntun — 2-3 dari Arab Saudi dan 0-1 dari Irak. Kekalahan tersebut menempatkan skuad Patrick Kluivert di posisi ketiga Grup B, di bawah Arab Saudi dan Irak. Dengan hasil ini, peluang Indonesia untuk tampil di ajang terbesar dunia pupus, sementara Arab Saudi memastikan tiket otomatis ke putaran final.

Berita tersebut menjadi sorotan di sejumlah media Belanda, termasuk Tubantia, yang dikenal rutin membahas perkembangan klub FC Twente. Dalam laporan itu, Ten Voorde menyoroti sisi lain dari kegagalan Timnas Indonesia, yakni dampak ekonomi yang turut dirasakan oleh salah satu pemainnya.

Popularitas Mees Hilgers di Mata Suporter Indonesia

Dalam wawancaranya, Leon ten Voorde menegaskan bahwa Hilgers ikut terdampak secara finansial akibat kegagalan Garuda. Menurutnya, hal itu berhubungan langsung dengan popularitas Hilgers di kalangan suporter Indonesia.

“Hilgers bermain melawan Paderborn dan beberapa hari kemudian, Indonesia tersingkir dari Piala Dunia. Itu merupakan kerugian secara finansial,” kata Ten Voorde dikutip dari Twente Insite.

Jurnalis itu menjelaskan bahwa popularitas besar pemain naturalisasi seperti Mees Hilgers di Indonesia memberikan keuntungan ekonomi melalui media sosial. Para pemain kerap menerima tawaran kerja sama promosi dan endorsement dari merek lokal berkat jumlah pengikut yang besar di Instagram.

“Dia memiliki banyak pengikut, tentu saja. Orang-orang Indonesia sangat menyukai pemain keturunan Belanda di Instagram,” ujarnya. “Itu juga yang memberinya pemasukan tambahan. Namun, jika dia tidak lagi dipilih atau kehilangan perhatian publik, maka itu berarti kehilangan penghasilan.”

Selain faktor Timnas Indonesia, kondisi Hilgers di klub juga sedang tidak menguntungkan. Bek 23 tahun itu sudah lama tak tampil membela FC Twente, lantaran terhambat urusan kontrak. Saat ini, ia masih terikat kontrak hingga musim panas 2026.

Hilgers sebenarnya berusaha hengkang pada bursa transfer musim panas lalu, namun gagal mendapatkan klub baru. Situasi itu membuat Twente mengambil sikap tegas — pemain hanya akan dimainkan kembali jika bersedia menandatangani perpanjangan kontrak minimal satu tahun. Sampai kini, Hilgers tetap menolak perpanjangan tersebut, menyebabkan dirinya tak lagi masuk skuad utama.

Ketegangan kontrak ini memperburuk situasi Hilgers yang tengah kehilangan sorotan akibat absennya di Timnas Indonesia. Kombinasi dua faktor tersebut — kegagalan Indonesia ke Piala Dunia dan statusnya di Twente — membuat posisi finansial serta kariernya berada dalam titik sulit.

Kasus Mees Hilgers menjadi contoh bahwa kegagalan Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026 memiliki dampak yang lebih luas dari sekadar prestasi di lapangan. Para pemain naturalisasi seperti Hilgers, Jay Idzes, atau Ragnar Oratmangoen memiliki basis penggemar besar di Tanah Air, yang turut memengaruhi nilai komersial mereka di media sosial.

Ketika performa tim menurun, eksposur terhadap para pemain juga ikut meredup. Hal ini menyebabkan peluang kerja sama dan aktivitas endorsement ikut berkurang. Dalam dunia sepak bola modern, pemasukan dari media sosial sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan para atlet, terutama bagi mereka yang memiliki pasar besar seperti Indonesia.

Kini, nasib Hilgers menjadi tanda tanya. Apakah ia akan segera menyelesaikan masalah kontraknya dengan Twente atau mencari jalan baru agar bisa kembali tampil, baik di klub maupun bersama Garuda? Yang pasti, kehilangan panggung internasional membuat posisinya semakin sulit, baik secara karier maupun finansial.