Media Irak Heran, Graham Arnold Malah Sebut Laga Timnas Indonesia yang Jadi Titik Penentuan

Gadget – Media Irak Winwin menyoroti pernyataan mengejutkan dari pelatih mereka, Graham Arnold, setelah Irak gagal memastikan tiket langsung ke Piala Dunia 2026. Dalam laporannya, Winwin menulis bahwa alih-alih mengevaluasi kekurangan timnya, Arnold justru menuding sistem play-off sebagai penyebab gagalnya langkah Lions of Mesopotamia.

“Arnold menolak menyerah meski impian Piala Dunia ditunda,” tulis Winwin dalam laporan terbarunya. Pelatih asal Australia itu memang dikenal memiliki karakter keras kepala dan percaya diri tinggi, namun pernyataannya kali ini membuat banyak pihak terkejut.

Irak hanya bermain imbang tanpa gol melawan Arab Saudi di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah, di hadapan lebih dari 60 ribu penonton. Hasil itu memastikan mereka harus menjalani laga tambahan melawan Uni Emirat Arab (UEA) untuk merebut satu tiket menuju babak play-off global Piala Dunia 2026.

Arnold Singgung Laga Kontra Timnas Indonesia

Dalam konferensi pers usai laga, Arnold menyebut timnya sebenarnya tampil baik di babak play-off Asia, termasuk saat menghadapi Timnas Indonesia. Ia menganggap laga kontra Garuda menjadi titik penting perjalanan timnya, meski hasilnya tak sesuai harapan.

“Kami hanya membutuhkan satu gol untuk lolos. Para pemain sudah berjuang maksimal di babak ini. Namun terkadang, faktor lain seperti absennya Ayman Hussein dan Ali Al Hammadi membuat kami kesulitan,” ucap Arnold seperti dikutip Winwin.

Arnold kemudian menyinggung sistem kompetisi yang dianggap tidak adil. “Tim-tim yang mendapat jeda tujuh hari bisa tampil lebih segar. Ini pertama kali saya melihat sistem seperti ini. Kami sempat diberi tahu bahwa laga play-off akan digelar di tempat netral, tapi kenyataannya berbeda,” ujar pelatih asal Australia itu.

Pernyataan ini membuat publik Irak terbelah. Sebagian menilai Arnold terlalu sibuk mencari alasan daripada fokus memperbaiki performa tim. Apalagi, saat menghadapi Timnas Indonesia dan Arab Saudi, Irak sebenarnya punya peluang besar untuk menang namun gagal memanfaatkannya.

Setelah dua hasil imbang beruntun, banyak pendukung Irak mulai kehilangan kepercayaan terhadap Arnold. Mereka menilai sang pelatih belum mampu mengangkat moral tim dan sering kali beralasan ketika hasil tidak sesuai harapan.

Beberapa media lokal juga menyoroti bagaimana Arnold lebih banyak membicarakan laga melawan Timnas Indonesia ketimbang kegagalan menghadapi Arab Saudi. Hal itu dinilai menunjukkan tekanan besar yang dialami tim setelah kehilangan momentum di laga penting.

Arnold menegaskan timnya harus segera bangkit. “Mulai hari ini, kami harus melupakan pertandingan melawan Indonesia dan Arab Saudi, serta fokus penuh menghadapi UEA di babak berikutnya. Saya yakin para pemain akan lebih siap bulan depan,” ujarnya.

Irak dijadwalkan menghadapi Uni Emirat Arab pada 13 dan 18 bulan depan. Pemenang dari dua leg tersebut akan melangkah ke babak play-off global yang digelar Maret 2026, untuk memperebutkan satu tiket terakhir menuju Piala Dunia di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.

Dengan dua hasil mengecewakan, posisi Graham Arnold di kursi pelatih mulai goyah. Kritik datang dari berbagai arah, terutama karena strategi dan rotasi pemainnya dinilai tidak efektif. Absennya penyerang utama seperti Ayman Hussein dan Ali Al Hammadi memperparah situasi, tetapi banyak yang menilai pelatih seharusnya mampu mencari solusi alternatif.

Kini, perjalanan Irak menuju Piala Dunia bergantung pada dua pertandingan krusial melawan Uni Emirat Arab. Jika gagal lagi, besar kemungkinan Federasi Sepak Bola Irak akan mengevaluasi posisi Arnold.

Meski demikian, sebagian kecil penggemar masih memberikan dukungan. Mereka berharap pelatih berpengalaman seperti Arnold dapat membangkitkan semangat tim dan mengembalikan kebanggaan Lions of Mesopotamia setelah kegagalan kontra Arab Saudi dan Timnas Indonesia.