Media Vietnam Curiga Patrick Kluivert Kabur ke Belanda, PSSI Bungkam Soal Nasib Timnas Indonesia

Patrick Kluivert bersama staf pelatih
Sumber :
  • ig/@dennylandzaat

Gadget – Kabar kepulangan mendadak Patrick Kluivert ke Belanda langsung mengundang reaksi tajam dari media Vietnam, Dantri. Mereka menyoroti sikap diam pelatih asal Belanda itu setelah Timnas Indonesia tersingkir dari Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Dalam laporannya, Dantri menulis bahwa Kluivert “diam-diam kembali ke Belanda” di tengah tekanan besar dari publik Indonesia. Langkah tersebut dianggap aneh karena tidak ada pernyataan resmi dari PSSI mengenai keberangkatannya.

“Pelatih Kluivert diam-diam kembali ke Belanda, menghadapi tekanan pemecatan dari Indonesia,” tulis Dantri dalam artikelnya yang menyoroti situasi genting di skuad Garuda.

Kabar tersebut menimbulkan tanda tanya besar, terutama karena publik merasa Kluivert memilih menghindar dari kritik setelah kegagalan besar di turnamen bergengsi itu.

Kepala Tim Nasional Indonesia, Sumardji, kemudian membenarkan bahwa Kluivert memang terlihat di Bandara Soekarno-Hatta pada 13 Oktober pagi sebelum terbang menuju Belanda. Namun, hingga kini belum ada pernyataan resmi mengenai tujuan kepulangannya.


Harapan Tinggi yang Berubah Jadi Kecurigaan

Ketika ditunjuk pada awal 2025 menggantikan Shin Tae-yong, Kluivert dianggap sebagai sosok berkelas Eropa yang diharapkan membawa gaya permainan modern dan meningkatkan performa pemain naturalisasi asal Belanda seperti Jay Idzes dan Calvin Verdonk.

Namun, seiring berjalannya waktu, media Vietnam mulai meragukan keputusan PSSI. Mereka menilai pengalaman Kluivert di dunia kepelatihan masih minim dan tidak memberi dampak signifikan terhadap gaya bermain Indonesia.

“Pelatih Patrick Kluivert mengecewakan. Pengalamannya di level tertinggi cukup minim, sehingga tim Indonesia kurang variatif dalam gaya bermainnya,” tulis Dantri.

Statistik memperkuat kritik tersebut. Sejak memimpin Timnas Indonesia pada Januari 2025, Kluivert hanya mencatat tiga kemenangan, empat kekalahan, dan satu hasil imbang dari delapan laga.

Dalam periode itu, Garuda mencetak sembilan gol, namun kebobolan lima belas kali. Kemenangan yang diraih pun dinilai tidak meyakinkan, seperti melawan Bahrain (1-0), China (1-0), dan Taiwan (6-0). Sementara di laga-laga penting, Indonesia kalah telak dari Australia (1-5), Jepang (0-6), Arab Saudi (2-3), dan Irak (0-1).


Bagi Dantri, catatan buruk tersebut menunjukkan bahwa proyek besar PSSI bersama Kluivert sedang menuju kegagalan. Mereka bahkan menulis bahwa atmosfer di tubuh Timnas Indonesia mulai tidak sehat, ditambah pelatihnya memilih meninggalkan tim tanpa penjelasan.