Andre Rosiade Desak PSSI CLBK dengan Shin Tae-yong, Sindir Gengsi Pengurus

Gadget – Penasehat Semen Padang FC, Andre Rosiade, kembali mencuri perhatian publik sepak bola nasional lewat pernyataannya soal pelatih Timnas Indonesia. Ia menilai PSSI sebaiknya tidak gengsi untuk kembali bekerja sama dengan Shin Tae-yong setelah pemecatan Patrick Kluivert.

Andre, yang dikenal vokal dalam mengkritik kinerja pelatih asal Belanda tersebut, menyebut desakan dirinya bukan tanpa dasar. Menurutnya, ada banyak pihak di dalam tubuh PSSI yang merasa tidak puas dengan performa Kluivert, namun kesulitan untuk bersuara secara langsung.

“Banyak informasi dari orang dalam yang disampaikan ke saya. Mereka sulit bicara langsung, jadi saya yang menyuarakan,” ungkap Andre dalam program Apa Kabar Indonesia Malam di tvOne, Kamis (16/10/2025).

Andre menilai langkah PSSI yang akhirnya memecat Patrick Kluivert sudah tepat. Ia pun memberi apresiasi kepada Ketua Umum PSSI Erick Thohir dan jajaran komite eksekutif yang berani mengambil keputusan sulit tersebut.

“Alhamdulillah, akhirnya PSSI memutuskan memecat Kluivert. Kita harus apresiasi keputusan Pak Erick dan jajaran yang berani ambil langkah itu,” ujarnya.

Desak PSSI Segera Tentukan Pelatih Baru

Meski mendukung pemecatan Kluivert, Andre Rosiade juga menyoroti belum adanya kejelasan soal pelatih baru Timnas Indonesia. Padahal, agenda FIFA Matchday November 2025 sudah di depan mata.

Andre mendesak agar PSSI segera mengambil keputusan agar persiapan tim tidak terganggu. Ia menilai, pelatih berikutnya harus memahami karakter pemain Indonesia, baik dari sisi mentalitas maupun budaya sepak bolanya.

“Pelatih baru harus tahu karakter pemain kita, paham budaya sepak bola Indonesia, dan siap bekerja keras,” tegas Andre.

Dari pandangannya, satu nama paling ideal untuk memenuhi kriteria itu adalah Shin Tae-yong. Pelatih asal Korea Selatan itu dinilai punya rekam jejak sukses dan sudah memahami kultur sepak bola Indonesia selama masa kepelatihannya 2019–2024.

CLBK dengan Shin Tae-yong Dianggap Langkah Wajar

Andre Rosiade secara terbuka mengusulkan agar PSSI melakukan CLBK (Cinta Lama Bersemi Kembali) dengan Shin Tae-yong. Ia beralasan, dalam dunia sepak bola, kembali mempercayai pelatih lama bukanlah hal yang tabu.

“Budaya CLBK itu biasa di sepak bola. Bahkan Indonesia juga pernah. Almarhum Benny Dollo dulu sempat diberhentikan lalu dipanggil lagi,” jelas Andre.

Ia bahkan mencontohkan situasi serupa di negara lain. Arab Saudi, yang menyingkirkan Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026, juga pernah memecat pelatihnya sebelum kemudian mempercayakan kembali jabatan itu pada orang yang sama. Hasilnya, sang pelatih sukses membawa Arab Saudi kembali ke Piala Dunia.

“Pelatih Arab Saudi itu juga sempat dipecat lalu diangkat lagi, dan akhirnya sukses. Jadi CLBK itu bukan hal aneh,” tambahnya.

Mayoritas Exco PSSI Disebut Dukung Kembalinya Shin

Lebih lanjut, Andre membocorkan bahwa di dalam Komite Eksekutif (Exco) PSSI, mayoritas anggota ternyata sepakat menginginkan Shin Tae-yong kembali menangani Timnas Indonesia. Meski masih ada beberapa pihak yang belum setuju, suara mayoritas diklaim condong ke arah pelatih asal Korea Selatan itu.

“Saya dengar mayoritas Exco setuju kalau Coach Shin dikembalikan. Meskipun ada juga yang belum sependapat,” ujarnya.

Dengan dukungan besar tersebut, Andre berharap PSSI bisa menurunkan ego dan membuka kembali komunikasi dengan Shin Tae-yong. Ia menilai hanya pelatih berpengalaman seperti Shin yang mampu membawa Timnas Indonesia kembali bangkit setelah keterpurukan di bawah asuhan Kluivert.

Desakan Andre Rosiade agar PSSI tak gengsi CLBK dengan Shin Tae-yong mencerminkan keresahan publik sepak bola nasional. Setelah gagal di Kualifikasi Piala Dunia 2026, masyarakat menuntut pembenahan serius, bukan sekadar pergantian nama pelatih.

Dengan pengalaman Shin yang memahami karakter pemain dan sistem sepak bola Indonesia, peluang untuk kembali meraih konsistensi prestasi terbuka lebar. Kini, tinggal bagaimana Erick Thohir dan jajaran PSSI berani menempatkan kepentingan Timnas di atas gengsi politik internal.