Dua Nama Calon Kuat Pengganti Kluivert! Jesus Casas atau Timur Kapadze yang Paling Cocok Pimpin Timnas Indonesia?
- Timnas Indonesia
Setelah pemutusan kerja sama antara PSSI dan Patrick Kluivert pada Kamis, 16 Oktober 2025, perhatian publik sepak bola nasional langsung tertuju pada satu pertanyaan besar: siapa sosok yang paling tepat menggantikan pelatih asal Belanda tersebut? Di tengah berbagai spekulasi di media sosial, dua nama mencuat paling kuat dan ramai diperbincangkan, yakni Jesus Casas dari Spanyol dan Timur Kapadze asal Uzbekistan.
Kedua pelatih ini sama-sama memiliki rekam jejak menarik dan prestasi yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Namun, gaya permainan, pengalaman, serta karakter kepelatihan mereka punya perbedaan mencolok yang bisa menjadi pertimbangan besar bagi PSSI.
Jesus Casas: Pelatih Eropa dengan Rekam Jejak Mengesankan
Jesus Casas bukanlah sosok asing di dunia sepak bola internasional. Pria kelahiran Spanyol ini dikenal luas sebagai pelatih berpengalaman yang meniti karier dari level analis hingga menjadi kepala pelatih tim nasional. Sebelum menukangi Timnas Irak, Casas sempat menjadi asisten pelatih di beberapa klub besar Eropa, termasuk Watford di Liga Inggris dan Timnas Spanyol di era kepelatihan Luis Enrique. Ia bahkan pernah menjadi match analyst di Barcelona, klub raksasa yang terkenal dengan filosofi permainan menyerang dan penguasaan bola tinggi.
Perjalanan kariernya mencapai puncak ketika ia ditunjuk sebagai pelatih kepala Timnas Irak pada 5 November 2022. Sejak saat itu, penampilan Irak di bawah arahannya menunjukkan peningkatan signifikan. Di babak kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Irak tampil luar biasa dengan menyapu bersih enam pertandingan tanpa kekalahan. Hasil tersebut mengantarkan Irak ke fase selanjutnya dengan penuh percaya diri.
Tak hanya itu, di ajang Piala Asia 2023, Irak tampil menggigit dengan meraih kemenangan di semua laga fase grup, termasuk kemenangan bersejarah 2-1 atas Jepang. Dominasi Irak di bawah arahan Casas juga terasa bagi Timnas Indonesia, yang sempat tiga kali kalah dari mereka dengan skor 5-1, 3-1, dan 2-0.
Namun perjalanan Casas tak selalu mulus. Pada 26 Maret 2025, Federasi Sepak Bola Irak memutus kontraknya setelah mencatatkan 20 kemenangan, 4 hasil imbang, dan 9 kekalahan. Meski demikian, reputasi Casas tetap tinggi di mata publik sepak bola Asia karena kemampuannya membangun tim dengan struktur taktik yang solid dan disiplin tinggi.
Melihat gaya kepelatihannya, Jesus Casas dikenal dengan pendekatan modern ala Eropa: pressing ketat, transisi cepat, serta permainan berbasis penguasaan bola. Pola ini bisa menjadi angin segar bagi Timnas Indonesia yang tengah berusaha menyeimbangkan antara permainan cepat khas Asia Tenggara dan organisasi taktik yang rapi.
Timur Kapadze: Pelatih Muda Berprestasi dari Asia Tengah
Di sisi lain, nama Timur Kapadze juga tidak kalah menarik. Mantan gelandang andalan Timnas Uzbekistan ini dikenal sebagai pelatih muda yang berprestasi dan punya visi sepak bola jangka panjang. Setelah pensiun sebagai pemain, Kapadze langsung terjun ke dunia kepelatihan dan mencuri perhatian lewat performa impresif bersama Timnas Uzbekistan U-23.
Ia berhasil membawa Uzbekistan U-23 dua kali finis sebagai runner-up di Piala Asia U-23, masing-masing pada edisi 2022 dan 2024. Puncak keberhasilannya terjadi saat Uzbekistan U-23 mengalahkan Indonesia U-23 dengan skor 2-0 di semifinal Piala Asia U-23 2024. Hasil ini membuat namanya dikenal luas oleh publik Indonesia.
Prestasi mentereng di level junior membuat Federasi Sepak Bola Uzbekistan (UFA) mempercayakan posisi pelatih kepala tim senior kepadanya pada awal 2025. Ia naik menggantikan Srecko Katanec yang mundur karena alasan kesehatan. Menariknya, di tangan Kapadze, Uzbekistan tampil solid di empat laga sisa babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, mencatat dua kemenangan dan dua hasil imbang. Hasil tersebut membawa Uzbekistan lolos ke Piala Dunia 2026 — sebuah pencapaian bersejarah.
Tidak berhenti di situ, pada FIFA Matchday September 2025, Kapadze menorehkan prestasi gemilang dengan mengantarkan Uzbekistan menjuarai CAFA Nations Cup, turnamen bergengsi kawasan Asia Tengah, setelah menumbangkan Iran 1-0 di final.
Meski demikian, perjalanan Kapadze sempat mengalami perubahan. Awal Oktober 2025, ia harus turun posisi menjadi asisten pelatih setelah Fabio Cannavaro ditunjuk menukangi Timnas Uzbekistan. Namun hal ini tak mengurangi apresiasi publik terhadap kemampuan dan potensinya.
Menariknya, sinyal positif sempat datang langsung dari sang pelatih. Akun sepak bola lokal @nusantara.ballers sempat mengirim pesan pribadi (DM) kepada Kapadze pada 15 Oktober 2025 untuk menanyakan kesediaannya jika ditawari melatih Timnas Indonesia. Secara mengejutkan, Kapadze memberikan respons berupa emoji jempol — yang ditafsirkan banyak penggemar sebagai tanda kesediaan atau setidaknya ketertarikan.
Casas atau Kapadze, Siapa yang Lebih Ideal untuk Indonesia?
Jika dibandingkan secara pengalaman, Jesus Casas unggul dari segi jam terbang dan pemahaman taktik Eropa modern. Ia juga sudah terbukti mampu mengubah tim medioker menjadi kekuatan baru di Asia. Namun, pendekatan Casas yang sangat disiplin dan taktikal bisa saja menjadi tantangan bagi pemain Indonesia yang masih beradaptasi dengan filosofi permainan Eropa.
Sementara itu, Timur Kapadze lebih memahami karakter sepak bola Asia. Usianya yang masih muda membuatnya lebih fleksibel terhadap perubahan dan mampu berkomunikasi lebih dekat dengan para pemain. Selain itu, pengalamannya membawa tim muda Uzbekistan berprestasi menunjukkan ia piawai mengembangkan talenta muda — hal yang sangat cocok dengan kondisi skuad Indonesia saat ini.
Keputusan kini ada di tangan PSSI. Apakah mereka akan memilih pelatih berpengalaman dari Eropa dengan reputasi internasional seperti Jesus Casas, atau justru memberi kesempatan pada pelatih muda Asia seperti Timur Kapadze yang tengah naik daun?
Satu hal yang pasti, siapa pun yang akan memegang tongkat kepelatihan Garuda, tantangan ke depan tidak ringan. Setelah era Kluivert, publik menanti sosok yang tidak hanya mampu membawa Timnas Indonesia tampil kompetitif di level Asia, tetapi juga mampu membangun fondasi jangka panjang demi masa depan sepak bola nasional.