Diam Seribu Bahasa, Pemain Timnas Indonesia Bungkam Usai Patrick Kluivert Dipecat PSSI

Timnas Indonesia
Sumber :
  • Timnas Indonesia

Gadget – Pemecatan Patrick Kluivert oleh PSSI meninggalkan kesan yang berbeda di mata publik. Tak seperti momen ketika Shin Tae-yong dipecat pada awal 2025 lalu, kali ini tak satu pun pemain Timnas Indonesia yang memberikan ucapan perpisahan kepada pelatih asal Belanda tersebut.

Kabar berakhirnya kerja sama itu diumumkan langsung oleh Ketua Umum Erick Thohir melalui unggahan di Instagram. “Terima kasih atas kontribusi yang sudah diberikan Coach Patrick Kluivert dan tim kepelatihannya selama hampir 12 bulan. Dengan penuh rasa hormat, PSSI dan Coach Patrick sepakat untuk mengakhiri kerja sama ini,” tulis Erick.

Di balik pernyataan resmi itu, publik menyadari satu hal mencolok: tidak ada respons dari para pemain, baik di media sosial maupun dalam wawancara publik.


Tak Ada Satu Pun Ucapan dari Pemain

Hasil penelusuran tim tvOneNews memperlihatkan bahwa tidak satu pun pemain, baik lokal maupun diaspora, menuliskan pesan perpisahan kepada Kluivert.
Nama-nama besar seperti Jay Idzes, Calvin Verdonk, Justin Hubner, Kevin Diks, dan Ole Romeny sama sekali tak menyinggung pemecatan pelatihnya.
Hal serupa juga terjadi di kubu pemain lokal seperti Rizky Ridho, Beckham Putra, Yance Sayuri, Yakob Sayuri, Ernando Ari, hingga Nadeo Argawinata.

Padahal, dalam tradisi sepak bola profesional, ucapan perpisahan kepada pelatih yang dipecat merupakan hal lumrah—setidaknya sebagai bentuk penghormatan. Namun, dalam kasus ini, diamnya para pemain justru memunculkan tanda tanya besar: apakah hubungan mereka dengan Kluivert memang tidak sedekat yang terlihat di lapangan?


Kontras dengan Momen Pemecatan Shin Tae-yong

Jika dibandingkan dengan momen pemecatan Shin Tae-yong pada Januari 2025, perbedaannya terasa begitu tajam. Kala itu, banyak pemain Timnas Indonesia justru menumpahkan rasa terima kasih dan dukungan kepada pelatih asal Korea Selatan tersebut.

Dari data yang dihimpun, sedikitnya sembilan pemain mengunggah pesan emosional di media sosial masing-masing.
Salah satunya datang dari sang kapten Jay Idzes, yang menulis:

“Coach, terima kasih atas semua kenangan yang telah dibuat bersama Timnas Indonesia. Kami menulis sejarah bersama dan menghargai setiap momen yang kita miliki.”

Ucapan itu diikuti oleh pesan serupa dari Maarten Paes, Nathan Tjoe-A-On, Marselino Ferdinan, hingga Justin Hubner, yang semuanya mengekspresikan penghargaan terhadap sosok Shin Tae-yong.
Gestur tersebut menunjukkan kedekatan emosional antara pelatih dan pemain yang mungkin tak tercipta di era Kluivert.


Masa Sulit di Bawah Patrick Kluivert

Kehadiran Patrick Kluivert di kursi pelatih Timnas Indonesia awalnya disambut penuh harapan. Sebagai legenda sepak bola Belanda, ia diharapkan bisa membawa pendekatan Eropa modern ke skuad Garuda. Namun, hasil di lapangan berbicara lain.

Di bawah arahannya, Timnas Indonesia gagal melangkah ke Piala Dunia 2026, setelah tersingkir di babak keempat Kualifikasi Zona Asia. Hasil minor itu memperkuat desakan publik agar PSSI segera melakukan perubahan.
Kritik terhadap gaya main yang tidak stabil dan hasil uji coba yang inkonsisten membuat tekanan kepada Kluivert kian besar, hingga akhirnya keputusan pemutusan kontrak diambil.

Meski Erick Thohir menegaskan bahwa pemutusan kerja sama dilakukan secara “baik-baik”, suasana di internal tim tampak dingin. Tidak ada unggahan kebersamaan, tidak ada ucapan terima kasih, dan tidak ada tanda-tanda kedekatan emosional antara pelatih dan pemain.


Publik Terbelah, Tapi Pemain Kompak Diam

Menariknya, reaksi publik terhadap pemecatan ini justru beragam. Sebagian pendukung menilai keputusan PSSI sudah tepat karena performa tim yang stagnan. Namun, ada juga yang menyayangkan berakhirnya era Kluivert yang dinilai masih membutuhkan waktu adaptasi lebih lama.

Meski begitu, para pemain tampaknya memilih jalur aman: diam. Tidak ada komentar, baik positif maupun negatif.
Bagi sebagian pengamat, sikap ini bisa dibaca sebagai bentuk kehati-hatian, mengingat dinamika hubungan pelatih dan federasi yang sensitif. Namun bagi publik, diamnya para pemain justru menjadi sinyal bahwa hubungan internal mungkin tak berjalan harmonis sejak awal.


Perbedaan sikap pemain Timnas Indonesia terhadap pemecatan dua pelatih terakhir mencerminkan dinamika yang lebih dalam dari sekadar urusan teknis di lapangan. Jika saat Shin Tae-yong para pemain menunjukkan rasa hormat dan emosional, maka di era Patrick Kluivert, mereka memilih untuk tidak berkata apa pun.

Entah karena alasan profesionalisme, kehati-hatian, atau memang tak ada kedekatan personal, satu hal pasti: momen pemecatan Kluivert menjadi babak sunyi dalam perjalanan Timnas Indonesia.
Kini, sorotan publik beralih ke langkah PSSI berikutnya—siapa yang akan dipercaya memimpin skuad Garuda menuju fase baru?


Disclaimer: Artikel ini disusun berdasarkan sumber resmi PSSI, unggahan media sosial publik, dan laporan media nasional tanpa bermaksud menilai hubungan personal antara pemain, pelatih, atau pihak terkait.

 

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram@gadgetvivacoid
FacebookGadget VIVA.co.id
X (Twitter)@gadgetvivacoid
Whatsapp ChannelGadget VIVA
Google NewsGadget