Louis van Gaal Dirumorkan Latih Timnas Indonesia? Ini 4 Alasan Kenapa Hampir Mustahil Terjadi!

Timnas Indonesia
Sumber :
  • AFC

Dalam sepak bola modern yang terus berkembang, pelatih dituntut untuk selalu mengikuti tren taktik dan pendekatan baru. Ketidakhadiran Van Gaal selama beberapa tahun membuatnya mungkin perlu adaptasi panjang, sesuatu yang sulit dilakukan bila langsung menangani tim nasional di benua lain.

3. Tidak Punya Pengalaman di Luar Eropa

Nama Louis van Gaal memang besar di Eropa. Ia dikenal sebagai pelatih yang sarat pengalaman dan prestasi. Selama kariernya, ia pernah menukangi klub-klub elite seperti Ajax Amsterdam, Barcelona, AZ Alkmaar, Bayern Munich, hingga Manchester United. Ia juga tiga kali menangani Timnas Belanda dalam periode berbeda.

Meski begitu, seluruh karier Van Gaal berpusat di Eropa Barat. Ia belum pernah sekalipun melatih di luar benua tersebut. “Itu menjadi faktor lain yang membuat peluangnya melatih Indonesia sangat kecil,” terang Bung Harpa.

Menurutnya, pelatih yang akan menangani Timnas Indonesia idealnya memahami kultur dan karakter sepak bola Asia, termasuk gaya bermain pemain-pemain dari kawasan ASEAN. Adaptasi terhadap kondisi cuaca, pola latihan, hingga mentalitas pemain juga menjadi aspek penting yang tidak bisa diabaikan.

“Pelatih asing yang sukses di Asia umumnya punya pengalaman di sini sebelumnya, atau setidaknya pernah bekerja di negara dengan kultur sepak bola serupa,” ujarnya. “Van Gaal tidak memiliki latar belakang itu, sehingga butuh waktu panjang untuk menyesuaikan diri.”

4. Gaji Selangit, Di Luar Jangkauan PSSI

Faktor terakhir yang menjadi tembok besar bagi kemungkinan Van Gaal melatih Indonesia adalah soal finansial. Gaji yang diterima pelatih asal Belanda itu ketika menangani Timnas Belanda pada 2021–2022 mencapai 2,9 juta euro per tahun, atau sekitar Rp56 miliar. Angka ini tentu sangat tinggi untuk ukuran PSSI, yang memiliki keterbatasan anggaran dalam merekrut pelatih top dunia.

Dengan gaji sebesar itu, sulit membayangkan federasi sepak bola Indonesia sanggup menanggung kontraknya. Apalagi, biaya tambahan seperti staf pelatih, penerjemah, dan kebutuhan pribadi juga akan menambah beban finansial.

“Louis van Gaal pernah membawa Ajax juara Liga Champions 1994–1995, prestasi luar biasa yang membuat namanya mahal hingga kini,” kata Bung Harpa. “PSSI tentu perlu realistis melihat kemampuan anggaran sebelum memutuskan nama pelatih baru.”