Benarkah Bioetanol Bisa Sebabkan Korosi di Tangki Bahan Bakar Mobil? Ini Jawabannya!

Benarkah Bioetanol Bisa Sebabkan Korosi di Tangki Bahan Bakar Mobil? Ini Jawabannya!
Sumber :
  • pertamina

Gadget – Penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar campuran semakin menjadi perhatian publik, terutama terkait risiko korosi pada sistem bahan bakar kendaraan. Salah satu alasan utama kekhawatiran ini adalah sifat etanol yang higroskopis—yaitu kemampuan etanol untuk menyerap air dari udara. Namun, apakah benar bahwa bioetanol selalu menyebabkan korosi? Mari kita simak penjelasan lebih lanjut.

Anggapan Umum tentang Korosi Akibat Etanol

Ronny Purwadi, seorang dosen Teknik Kimia dari Institut Teknologi Bandung (ITB), menjelaskan bahwa anggapan bahwa etanol akan langsung menyebabkan korosi tidak sepenuhnya benar. Meskipun air dapat mempercepat proses karat, tidak semua kondisi akan menyebabkan logam kendaraan berkarat akibat kelembapan tersebut.

Korosi hanya terjadi jika sistem penyimpanan tidak dirancang dengan baik atau terdapat kebocoran yang memungkinkan masuknya air secara signifikan. Dalam sistem modern, tangki bahan bakar telah dilengkapi dengan lapisan pelindung khusus yang membuat potensi korosi menjadi sangat rendah.

Faktor yang Mempengaruhi Korosi dalam Sistem Bahan Bakar

Menurut Ronny, keberadaan air dalam tangki bahan bakar tidak otomatis menyebabkan korosi, terutama jika sistem penyimpanan terjaga dengan baik. Contohnya, pipa air di rumah tidak selalu berkarat meskipun terisi air secara konstan. Hal serupa berlaku untuk tangki bahan bakar mobil.

Dalam kendaraan modern, material yang digunakan dalam sistem bahan bakar, mulai dari tangki hingga seal, dirancang agar tahan terhadap pelarut seperti etanol. Oleh karena itu, penggunaan bioetanol dalam proporsi rendah seperti E10 (10% etanol) umumnya aman bagi sebagian besar kendaraan.

Pengalaman Global dengan Bioetanol

Beberapa negara sudah lama menggunakan etanol sebagai bahan bakar utama. Di Brasil, sebagian besar mobil beroperasi dengan etanol murni (hydrous ethanol) atau campuran tinggi seperti E85. Bahkan di Swedia, bus kota banyak yang menggunakan etanol sebagai sumber energi utama. Ini membuktikan bahwa dengan teknologi yang tepat, bioetanol dapat digunakan tanpa khawatir terhadap risiko korosi.

Keunggulan Bioetanol bagi Lingkungan

Selain mitos korosi, bioetanol juga memiliki banyak keunggulan. Salah satunya adalah angka oktan yang tinggi, yaitu sekitar 108–113, lebih tinggi dibandingkan Pertamax Turbo. Hal ini membantu proses pembakaran menjadi lebih efisien. Selain itu, bioetanol memiliki kandungan sulfur yang jauh lebih rendah dibandingkan bensin tradisional, sehingga menghasilkan emisi gas buang yang lebih bersih.

Di Indonesia, pemerintah menargetkan porsi energi terbarukan mencapai 23% pada tahun 2025, dan bioetanol merupakan salah satu solusi penting untuk mencapai target tersebut. Dengan memanfaatkan bahan lokal seperti tebu, singkong, dan sorgum, Indonesia dapat menekan impor BBM serta mengurangi emisi gas rumah kaca.

Tantangan Produksi Bioetanol di Indonesia

Meskipun potensi produksi bioetanol di Indonesia sangat besar, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Saat ini, sebagian besar bioetanol dihasilkan dari molase (tetes tebu), sedangkan sumber lain seperti singkong dan limbah pertanian belum dimanfaatkan secara maksimal. Efisiensi produksi dan ketersediaan bahan baku menjadi faktor utama yang harus ditingkatkan.

Solusi untuk Masalah Korosi

Untuk mengatasi kekhawatiran pemisahan etanol dan bensin akibat kelembapan udara, Ronny menjelaskan bahwa pengaturan sistem penyimpanan yang tepat dapat menjaga kadar air tetap rendah. Dengan demikian, etanol akan tetap stabil dan tidak mudah terpisah dari bensin. Dengan pengelolaan yang baik, masalah korosi akibat kelembapan dapat diminimalkan, sehingga bahan bakar tetap efektif dan aman digunakan.

Kesimpulan:

Penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar campuran tidak selalu menyebabkan korosi jika sistem penyimpanan dan distribusi dirancang dengan baik. Selain itu, bioetanol menawarkan banyak manfaat, termasuk emisi yang lebih bersih dan potensi besar untuk mengurangi ketergantungan pada BBM impor. Dengan pemahaman yang tepat dan teknologi yang sesuai, bioetanol dapat menjadi bagian penting dari transisi energi menuju masa depan yang lebih ramah lingkungan.

 

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram@gadgetvivacoid
FacebookGadget VIVA.co.id
X (Twitter)@gadgetvivacoid
Whatsapp ChannelGadget VIVA
Google NewsGadget