Patrick Kluivert Gagal Total di Timnas Indonesia, tapi Justru Dipuja Setinggi Langit oleh Publik Irak

Erick Thohir dan Patrick Kluivert
Sumber :
  • x.com

Gadget – Belum genap seminggu setelah resmi dipecat oleh PSSI, nama Patrick Kluivert justru kembali ramai diperbincangkan—bukan di Indonesia, melainkan di Irak.
Media olahraga Irak, Winwin, melaporkan bahwa pelatih asal Belanda itu kini tengah menjadi sorotan publik sepak bola Irak.
Menurut laporan tersebut, Kluivert bahkan disebut menyaingi popularitas pelatih Timnas Australia, Graham Arnold, di kalangan penggemar Irak.

Fenomena ini cukup mengejutkan. Sebab, hanya dalam hitungan jam setelah PSSI mengumumkan pemecatan Kluivert, media sosial Irak langsung dibanjiri seruan agar Federasi Sepak Bola Irak (IFA) segera merekrutnya sebagai pelatih baru.
Nama Kluivert bahkan sempat menjadi trending topic di beberapa platform lokal di Irak, menunjukkan betapa kuatnya kesan yang ditinggalkannya saat memimpin Indonesia melawan Irak di kualifikasi Piala Dunia 2026.


Kegagalan di Indonesia, Pengakuan di Negeri Lawan

Dari sisi hasil, tidak bisa dipungkiri bahwa Kluivert gagal total bersama Timnas Indonesia.
Skuad Garuda tersingkir di babak play-off Piala Dunia 2026 setelah kalah dari Arab Saudi dan Irak.
Namun, ironisnya, dari kekalahan itu pula justru muncul apresiasi dari publik Irak.

Banyak penggemar sepak bola di Irak menilai Kluivert berhasil menampilkan permainan cepat, progresif, dan modern yang jarang mereka lihat dari pelatih Asia dalam beberapa tahun terakhir.
“Nama pelatih asal Belanda Patrick Kluivert ramai disebut oleh penggemar Irak di media sosial, meski ia baru saja dipecat dari jabatan pelatih Timnas Indonesia,” tulis Winwin dalam artikelnya.

Media tersebut menambahkan bahwa popularitas Kluivert kini menyaingi Graham Arnold, bahkan banyak fans Irak yang berharap dia bisa menjadi pelatih baru Timnas Irak.


Analisis: Filosofi Modern yang Bikin Kagum Irak

Tak hanya penggemar, sejumlah analis sepak bola Irak juga ikut menyoroti gaya bermain Kluivert.
Salah satunya, mantan analis teknis Timnas Irak, Ali Al-Naimi, menilai bahwa Kluivert membawa “angin segar” dalam peta sepak bola Asia Tenggara.
Menurutnya, filosofi menyerang dengan penguasaan bola dan rotasi pemain disiplin membuat Indonesia tampil berbeda meski kalah dari tim-tim besar.

“Ketika Patrick Kluivert mengambil alih Timnas Indonesia, ia sebenarnya menghadapi tim yang sudah terbentuk dari gaya bertahan ketat ala Shin Tae-yong. Namun, ia tetap berani mengubah pendekatan itu dengan permainan menyerang,” ungkap Al-Naimi dikutip Winwin.

Hal ini pula yang membuat banyak publik Irak terkesan.
Bagi mereka, Kluivert adalah contoh pelatih berani yang tidak takut menantang sistem konservatif yang selama ini melekat pada tim-tim Asia.
“Para pelatih nasional Irak selama ini cenderung bermain defensif dan mengandalkan serangan balik. Gaya Kluivert yang agresif justru dianggap lebih menarik,” tulis Winwin dalam analisisnya.


Kharisma dan Gaya Eropa, Bikin Irak Terpikat

Selain soal taktik, karisma Kluivert sebagai sosok mantan bintang Barcelona dan Ajax juga menjadi daya tarik tersendiri.
Publik Irak melihat figur Kluivert sebagai pelatih yang punya aura pemimpin dan kemampuan membangun kepercayaan diri pemain muda—sesuatu yang mereka rasa hilang dari pelatih lokal dalam beberapa tahun terakhir.

Beberapa penggemar di platform X (Twitter) bahkan menuliskan bahwa Kluivert adalah “pelatih dengan gaya Eropa sejati” yang bisa membawa Timnas Irak ke level baru.
Salah satu komentar yang viral menyebut: “Jika Irak ingin maju, rekrut Kluivert. Ia sudah membuktikan bisa membuat tim Asia Tenggara tampil berani melawan tim besar.”

Fenomena ini menunjukkan bahwa meski gagal dari sisi prestasi, Kluivert tetap berhasil membangun citra positif dan meninggalkan kesan kuat di mata penggemar luar negeri—khususnya di Irak.


Meski kontraknya bersama Indonesia sebenarnya berdurasi dua tahun, PSSI memutuskan mengakhiri kerja sama lebih cepat setelah kegagalan di babak kualifikasi.
Namun, ironisnya, justru di saat dirinya “terbuang” dari Timnas Indonesia, nama Kluivert semakin naik daun di Asia.

Beberapa laporan bahkan menyebut bahwa Federasi Sepak Bola Irak (IFA) tengah menimbang beberapa nama untuk kursi pelatih, dan Kluivert masuk dalam daftar rekomendasi penggemar.
Belum ada konfirmasi resmi, namun euforia dukungan publik Irak bisa menjadi tekanan tersendiri bagi IFA untuk mempertimbangkannya.

Kluivert sendiri belum memberikan komentar resmi setelah pemecatannya.
Namun, jika benar minat Irak berlanjut, kariernya di Asia mungkin belum berakhir.
Bisa jadi, dari kegagalan di Indonesia, justru lahir peluang baru bagi pelatih berusia 49 tahun itu untuk menorehkan cerita sukses di Timur Tengah.


Kasus Patrick Kluivert ini menjadi bukti bahwa gagal tak selalu berarti kehilangan segalanya.
Meski gagal membawa Timnas Indonesia ke Piala Dunia, ia tetap mampu menarik simpati dan kekaguman dari publik lawan yang dulu mengalahkannya.
Bagi publik Irak, Kluivert bukan sekadar pelatih gagal—melainkan simbol pelatih modern yang berani keluar dari pola lama.

 

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram@gadgetvivacoid
FacebookGadget VIVA.co.id
X (Twitter)@gadgetvivacoid
Whatsapp ChannelGadget VIVA
Google NewsGadget