Erick Thohir Ungkap Alasan PSSI Tak Ingin Gegabah Cari Pengganti Patrick Kluivert di Timnas Indonesia

Erick Thohir
Sumber :
  • x.com

Kursi pelatih Timnas Indonesia hingga kini masih kosong setelah kepergian Patrick Kluivert pada 16 Oktober 2025. Federasi sepak bola nasional, PSSI, memilih untuk tidak terburu-buru menunjuk pengganti. Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menegaskan bahwa keputusan ini diambil dengan penuh pertimbangan agar tidak salah langkah dalam menentukan sosok yang akan memimpin Skuad Garuda ke depan.

Butuh Proses dan Pertimbangan Matang

Erick Thohir menjelaskan bahwa proses pemilihan pelatih kepala tidak bisa dilakukan secara tergesa-gesa. Ia menilai, langkah hati-hati justru penting agar PSSI dapat menemukan figur yang tepat untuk membawa Timnas Indonesia ke level yang lebih tinggi. “Saya rasa kami tidak terburu-buru menunjuk kepelatihan,” ujar Erick dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu (26/10/2025).

Menurutnya, mencari pelatih bukan sekadar soal reputasi besar atau asal negara, melainkan tentang kecocokan filosofi dan kemampuan beradaptasi dengan kultur sepak bola Indonesia. Karena itu, PSSI masih memerlukan waktu untuk melakukan diskusi internal yang mendalam. Erick menyebut bahwa keputusan akhir akan dibicarakan bersama Direktur Teknik PSSI, Alexander Zwiers, dan Ketua Badan Tim Nasional, Sumardji.

Ia menegaskan bahwa pembahasan ini bukan hanya soal siapa yang pantas, tapi juga tentang arah pembinaan dan pengembangan tim nasional ke depan. Dengan pengalaman di dunia manajemen olahraga, Erick memahami bahwa kesalahan dalam menentukan pelatih bisa berdampak panjang, terutama terhadap performa Timnas dan atmosfer di ruang ganti pemain.

Evaluasi Pasca Kegagalan Kluivert

Patrick Kluivert meninggalkan kursi pelatih Timnas Indonesia setelah gagal membawa tim melaju ke Piala Dunia 2026. Pelatih asal Belanda itu memang datang dengan ekspektasi tinggi, namun performa Timnas di babak kualifikasi tidak sesuai harapan. Kekalahan dalam beberapa laga penting membuat posisinya goyah hingga akhirnya kedua pihak sepakat berpisah secara baik-baik.

Kegagalan ini menjadi bahan evaluasi besar bagi PSSI. Erick menilai, pengalaman bersama Kluivert memberi banyak pelajaran tentang pentingnya sinkronisasi antara pelatih, federasi, dan pemain. Ia tidak ingin kesalahan serupa terulang, sehingga proses seleksi kali ini dilakukan dengan lebih hati-hati dan terukur.