Jasad Penuh Lebam, Polisi Ekshumasi Mahasiswa UNG yang Meninggal Misterius Usai Diksar
- Alodokter
Ekshumasi dan Pengujian Forensik: Upaya Mengungkap Penyebab Kematian Sebenarnya
Ekshumasi—proses menggali kembali jenazah dari makam—bukan langkah yang diambil sembarangan. Dalam hukum Indonesia, prosedur ini hanya dilakukan jika ada indikasi kuat tindak pidana atau keraguan atas penyebab kematian.
Menurut Kapolres Bone Bolango, AKBP Supriantoro, proses ekshumasi dilakukan dengan izin keluarga dan sesuai prosedur hukum. “Alhamdulillah berlangsung aman dan lancar,” ujarnya di Gorontalo, Senin (27/10/2025).
Tim forensik yang hadir langsung mengambil sampel dari organ vital seperti jantung, paru-paru, hati, ginjal, otak, dan jaringan kulit. Sampel-sampel ini akan dianalisis untuk mendeteksi:
- Adanya racun atau zat kimia berbahaya
- Tanda trauma internal akibat pemukulan atau kekerasan fisik
- Kerusakan organ akibat kelelahan ekstrem atau dehidrasi
- Infeksi atau penyakit yang mungkin disembunyikan
Hasil uji lab di Makassar diperkirakan memakan waktu 2–4 minggu, tergantung kompleksitas analisis. Namun, polisi menegaskan bahwa penyelidikan tetap berjalan paralel dengan pemeriksaan saksi.
Saksi dan Bukti: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kematian MJ?
Hingga kini, penyidik telah memeriksa 11 orang saksi, termasuk panitia diksar, instruktur, dan petugas medis yang sempat menangani MJ. Rencananya, 16 orang tambahan—semua rekan satu angkatan MJ dalam diksar—akan dipanggil untuk memberikan keterangan.
Pertanyaan kunci yang diajukan penyidik meliputi:
- Apakah ada praktik bullying atau hukuman fisik selama diksar?
- Bagaimana protokol kesehatan dan keselamatan peserta diterapkan?
- Apakah MJ sempat mengeluh sakit sebelum kolaps?
- Apakah ada upaya pertolongan pertama yang memadai?
Organisasi Mapala UNG belum memberikan pernyataan resmi kepada media. Namun, sumber internal menyebut bahwa diksar tahun ini tidak melibatkan kegiatan ekstrem, dan semua peserta telah menandatangani surat pernyataan kesediaan mengikuti risiko.
Namun, bagi keluarga MJ, klaim tersebut tidak cukup. “Anak saya pulang dalam peti, tubuhnya penuh luka. Ini bukan kecelakaan. Ini kejahatan,” kata seorang kerabat korban kepada wartawan.
Reaksi Publik dan Desakan Reformasi Diksar Kampus
Kasus kematian MJ bukan yang pertama di Indonesia. Sejarah mencatat puluhan mahasiswa tewas dalam kegiatan diksar—baik Mapala, UKM militer, maupun organisasi kemahasiswaan lain—akibat kekerasan, kelalaian, atau tekanan psikologis berlebihan.