PSSI Tekor Ratusan Miliar! Gaji Shin Tae-yong dan Patrick Kluivert Bikin Sulit Rekrut Pelatih Dunia

Shin Tae-yong
Sumber :
  • AFC

Gadget – Federasi Sepak Bola Indonesia (PSSI) tengah menghadapi tantangan besar di sisi keuangan setelah dua keputusan berani dalam waktu singkat: memutus kontrak pelatih Shin Tae-yong dan Patrick Kluivert. Keputusan ini bukan hanya berdampak pada prestasi Timnas Indonesia, tetapi juga membawa konsekuensi finansial yang berat.

Berdasarkan informasi yang beredar di lingkungan sepak bola nasional, total kompensasi yang harus dibayarkan kepada kedua pelatih tersebut bisa menembus angka lebih dari Rp100 miliar. Angka fantastis ini mencakup gaji sisa kontrak, tunjangan staf kepelatihan, serta hak-hak tambahan lain yang sudah diatur dalam perjanjian resmi dengan PSSI.

Sumber internal federasi menyebutkan bahwa dana kompensasi ini menjadi salah satu pengeluaran terbesar dalam sejarah manajemen Timnas Indonesia. Kondisi tersebut membuat federasi kini harus berhitung cermat jika ingin kembali mendatangkan pelatih kelas dunia untuk menggantikan posisi yang kosong.


Shin Tae-yong: Kontrak Panjang yang Berujung Mahal

Pelatih asal Korea Selatan, Shin Tae-yong, sejatinya masih terikat kontrak hingga 2027. Namun, perbedaan visi dan hasil evaluasi yang dinilai tidak sesuai target membuat PSSI memilih mengakhiri kerja sama lebih cepat.

Keputusan itu ternyata memiliki dampak besar. Berdasarkan perhitungan kasar dari nilai kontrak dan durasi sisa kerja, kompensasi untuk Shin Tae-yong diperkirakan mencapai sekitar Rp60 miliar. Angka ini belum termasuk bonus yang sebelumnya disepakati atas pencapaian Timnas di ajang internasional.

Kompensasi besar itu meliputi berbagai komponen seperti gaji bulanan, fasilitas staf pelatih, serta hak-hak tambahan yang tertuang dalam kontrak resmi. Tak heran, langkah ini menimbulkan tekanan signifikan bagi keuangan PSSI, terutama di tengah upaya federasi memperkuat struktur organisasi dan membangun infrastruktur sepak bola nasional.

Salah satu sumber bahkan menyebutkan, keputusan memecat Shin Tae-yong diambil setelah serangkaian rapat evaluasi yang melibatkan Komite Eksekutif PSSI. Federasi menilai performa tim belum stabil, terutama setelah kegagalan di babak lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.


Patrick Kluivert: 10 Bulan yang Mahal untuk PSSI

Belum tuntas dengan masalah Shin Tae-yong, PSSI kembali harus mengeluarkan uang besar untuk Patrick Kluivert, pelatih asal Belanda yang baru menangani Timnas Indonesia selama 10 bulan. Kinerja skuad Garuda yang tidak sesuai harapan membuat federasi kembali mengambil keputusan pemecatan.

Kendati demikian, langkah ini juga tidak murah. Berdasarkan laporan keuangan sementara, kompensasi untuk Kluivert diperkirakan mencapai Rp30 hingga Rp40 miliar, tergantung pada perhitungan klausul kontrak dan tunjangan tambahan.

Jika seluruh klausul aktif — termasuk bonus performa dan tunjangan staf — jumlah total bisa melonjak lebih tinggi. Dengan demikian, bila dikombinasikan dengan kompensasi Shin Tae-yong, total pengeluaran PSSI untuk dua pelatih ini dapat melampaui Rp100 miliar.

Besarnya angka ini menjadi catatan penting bagi federasi, terutama dalam aspek manajemen kontrak pelatih Timnas. Kesalahan strategi dalam negosiasi atau perpanjangan kontrak bisa berakibat fatal bagi kondisi finansial organisasi.


PSSI Harus Cermat Rekrut Pelatih Baru

Beban finansial akibat dua pemecatan besar ini membuat PSSI kini harus lebih berhati-hati. Tidak hanya dalam menentukan kualitas pelatih baru, tetapi juga dalam memastikan aspek legal dan kontraktual agar tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Federasi dikabarkan tengah menjajaki beberapa nama pelatih kelas dunia dari Jepang dan Eropa Timur. Namun, dengan kondisi keuangan yang terbatas, langkah ini tidak akan mudah. Gaji pelatih berpengalaman di level internasional umumnya jauh lebih tinggi, berkisar antara Rp20–30 miliar per tahun, belum termasuk fasilitas dan bonus.

Situasi ini menimbulkan dilema tersendiri bagi federasi. Di satu sisi, publik mendesak hadirnya sosok pelatih berpengalaman internasional untuk mengangkat prestasi Timnas Indonesia. Di sisi lain, kemampuan finansial PSSI belum sepenuhnya siap menanggung biaya sebesar itu setelah membayar dua kompensasi besar.

Kini, PSSI harus benar-benar menata ulang prioritas. Keputusan mendatangkan pelatih baru tidak lagi bisa hanya berdasarkan reputasi, tetapi juga mempertimbangkan kesinambungan jangka panjang, arah pengembangan pemain muda, serta keberlanjutan proyek pembinaan nasional.


Pemecatan Shin Tae-yong dan Patrick Kluivert menjadi pelajaran mahal bagi PSSI. Dengan total kompensasi mencapai ratusan miliar rupiah, federasi kini dituntut untuk lebih strategis dalam mengambil keputusan.

Langkah berikutnya tidak hanya soal mencari pelatih baru, tetapi juga memastikan bahwa setiap keputusan memiliki dasar perencanaan keuangan yang kuat. Jika tidak, PSSI berisiko kembali terjebak dalam siklus yang sama — kehilangan dana besar tanpa hasil maksimal bagi Timnas Indonesia.

 

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram@gadgetvivacoid
FacebookGadget VIVA.co.id
X (Twitter)@gadgetvivacoid
Whatsapp ChannelGadget VIVA
Google NewsGadget