PSSI Akui Kendala Biaya Hambat Seleksi Pelatih Baru Timnas Indonesia, Shin Tae-yong Dicoret dari Bursa
- Iraq FA
 
Masalah Biaya Jadi Pertimbangan Utama PSSI
Selain urusan teknis dan strategi, Vivin juga menyoroti faktor finansial sebagai kendala utama. Biaya perekrutan pelatih kelas dunia tidak murah, terutama jika dikaitkan dengan kontrak jangka panjang dan kebutuhan staf pendukung.
“Prestasi adalah investasi. Ini bukan cuma soal biaya, tapi juga waktu dan strategi yang pas,” ucap Vivin.
Dengan pernyataan ini, PSSI tampak menegaskan bahwa pencarian pelatih baru bukan hanya tentang kemampuan membayar, tetapi juga tentang efisiensi dan keberlanjutan. Federasi tak ingin mengulangi kesalahan masa lalu dalam memilih pelatih tanpa perencanaan matang.
Daftar Kandidat Pelatih: Dari Asia hingga Eropa
Dalam beberapa minggu terakhir, sejumlah nama mulai dikaitkan dengan kursi panas pelatih Timnas Indonesia. Beberapa di antaranya adalah sosok berpengalaman di kancah Asia, seperti Jesus Casas, mantan pelatih Irak yang dipecat pada Maret 2025, dan Timur Kapadze, yang sempat membawa Uzbekistan lolos ke Piala Dunia 2026 meski hanya berstatus caretaker.
Selain itu, rumor juga menyebut ada tiga nama pelatih top dunia yang masuk radar. Mereka adalah Roberto Donadoni, Juan Carlos Osorio, dan Oscar Garcia — ketiganya dikenal berpengalaman menangani klub dan tim nasional dengan reputasi kuat.
Meski begitu, belum ada konfirmasi resmi dari PSSI terkait kandidat yang sedang didekati. Federasi menegaskan masih dalam tahap penjajakan dan evaluasi mendalam.
Garuda Butuh Arah Baru, Publik Diminta Bersabar
Pasca kegagalan di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026, Timnas Indonesia butuh arah baru. Dua kekalahan beruntun dari Arab Saudi dan Irak memperlihatkan bahwa perubahan di level taktik dan mental pemain mutlak diperlukan. Oleh karena itu, penunjukan pelatih baru diharapkan menjadi momentum kebangkitan.
Namun, seperti diungkap PSSI, semua proses harus dilakukan dengan kesabaran dan perhitungan matang. Tidak hanya menyoal biaya, tetapi juga menyangkut filosofi bermain, komunikasi dengan pemain lokal, hingga kemampuan membangun tim dari berbagai level usia.
Federasi pun memastikan bahwa keputusan akhir nantinya tidak akan diambil terburu-buru, melainkan berdasarkan analisis profesional dan kebutuhan jangka panjang sepak bola nasional.