Erick Thohir Ogah Mundur dari PSSI Meski Timnas Gagal ke Piala Dunia 2026, Ini Alasan Tegasnya

Erick Thohir
Sumber :
  • tvonenews.com

Mantan Presiden Inter Milan ini menegaskan bahwa dirinya tidak alergi terhadap kritik. Ia justru menganggap kritik publik sebagai cermin untuk memperbaiki kinerja federasi. “Tidak apa-apa, justru hal itu menjadi bahan introspeksi bagi saya,” ujarnya dengan tenang.


Terbuka terhadap Kritik, Ajak Publik Bangun Sepak Bola

Erick menolak anggapan bahwa PSSI menutup diri dari masukan. Ia menyebut setiap saran dan kritik dari masyarakat menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun kebijakan. Menurutnya, suara publik adalah elemen penting dalam membangun sepak bola Indonesia yang lebih sehat.

“Saya tidak menutup diri, saya selalu terbuka. Kalau ada kekurangan, saya mohon maaf,” tegasnya.

Erick juga mengaku sudah melakukan sejumlah pertemuan dengan berbagai pihak, baik di dalam maupun luar negeri. Diskusi tersebut bertujuan mencari formula terbaik untuk memperbaiki sistem sepak bola Indonesia, mulai dari pembinaan usia dini hingga perbaikan tata kelola kompetisi profesional.

“Saya sudah berdiskusi dengan banyak pihak, bukan hanya di dalam negeri tapi juga luar negeri, untuk merumuskan langkah ke depan berdasarkan masukan dan kritik yang ada,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa langkah konkret akan terus dilakukan agar Indonesia bisa bersaing di level internasional. Salah satu fokusnya adalah membangun fondasi kuat bagi generasi muda pemain yang kelak bisa membawa Garuda tampil di Piala Dunia 2030.


Janji untuk Terus Membangun dan Tidak Menyerah

Di tengah tekanan besar dan suara publik yang menuntut tanggung jawab, Erick Thohir tetap memilih bersikap tenang. Ia menegaskan bahwa dirinya tidak ingin menjadi pemimpin yang mudah menyerah hanya karena kegagalan sementara.

“Kalau malah membuat kita keras kepala, ya salah. Tapi kalau kritik membuat kita sadar dan memperbaiki diri, itu justru langkah yang benar,” katanya.

Erick mengingatkan bahwa perjalanan reformasi sepak bola Indonesia baru berjalan dua tahun sejak ia memimpin PSSI pada 2023. Ia berkomitmen menyelesaikan masa baktinya dengan transparansi dan hasil nyata.

Dengan nada optimistis, ia menegaskan bahwa kegagalan di Piala Dunia 2026 bukan akhir dari segalanya. Sebaliknya, ini menjadi pelajaran penting untuk menata kembali arah sepak bola Indonesia menuju impian besar: lolos ke Piala Dunia 2030.