Ada 5 Nama Calon Pelatih Timnas! Tapi Erick Thohir Akui: Bisa Jadi Semua Menolak
- PSSI
Gadget – Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, membuka sedikit keran informasi mengenai proses panjang pencarian pelatih kepala untuk Tim Nasional Indonesia. Dalam wawancara eksklusif di podcast Bukan Kaleng-kaleng yang tayang pada Selasa, 4 November 2025, Erick mengungkap bahwa pihaknya telah mengantongi lima nama calon pelatih, namun proses seleksi masih jauh dari selesai.
Lebih mengejutkan, Erick jujur mengakui bahwa kelima kandidat tersebut belum tentu bersedia menerima tawaran. Bahkan, ia menyebut skenario terburuk: bisa jadi kelima-namanya menolak, memaksa PSSI kembali ke meja gambar.
“Kita sudah ada lima nama. Tapi kita harus godok lagi,” ujar Erick. “Kalau sampai kelima nama ini kita harus diskusi lagi dengan banyak pihak… Satu, belum tentu available. Maksudnya ini kan baru cita-cita. Pas ditanya mau gak? Enggak.”
Pernyataan ini menggarisbawahi kompleksitas di balik layar rekrutmen pelatih nasional—proses yang jauh dari sekadar memilih nama terkenal, melainkan negosiasi, ketersediaan, visi strategis, dan dukungan dari berbagai stakeholder, termasuk pemerintah.
Mengapa Pemilihan Pelatih Timnas Begitu Rumit?
Erick Thohir menekankan bahwa keputusan ini bukan monopoli PSSI semata. Ia menjelaskan bahwa pemilihan pelatih harus melibatkan diskusi mendalam dengan berbagai pihak, termasuk instansi pemerintah yang memiliki kepentingan dalam perkembangan sepak bola nasional.
“Kita harus diskusi lagi dengan banyak pihak, tentu yang ada di PSSI maupun stakeholder yang ada di Pemerintah,” katanya.
Alasannya sederhana: pelatih Timnas Indonesia bukan hanya bertanggung jawab atas hasil pertandingan, tapi juga menjadi arsitek jangka panjang transformasi sepak bola Indonesia—mulai dari gaya bermain, pembinaan pemain muda, hingga integrasi dengan program roadmap FIFA dan AFC.
Oleh karena itu, PSSI tidak bisa gegabah. Erick mengingatkan publik untuk bersabar, meski tekanan dari suporter dan media terus meningkat menjelang jadwal padat FIFA Matchday 2026.
Jadwal Kritis Menanti: Dari November 2025 hingga Kualifikasi Piala Dunia 2026
Meskipun ada jeda internasional pada November 2025, Erick menegaskan bahwa tantangan sesungguhnya dimulai tahun depan.
“Kita itu ada FIFA Matchday November, tapi yang besar itu kan tahun depan—Maret, Juni, September, Oktober, dan November,” ujarnya.
Jadwal tersebut bukan sekadar laga persahabatan. Sebagian besar akan menjadi bagian dari Kualifikasi Piala Dunia 2026 dan Kualifikasi Piala Asia 2027. Artinya, pelatih baru harus segera masuk, memahami karakter pemain, dan membangun sistem permainan yang kompetitif—dalam waktu yang sangat sempit.
Karena itulah, PSSI ingin memastikan bahwa sosok yang dipilih bukan hanya punya nama, tapi juga komitmen jangka panjang dan kemampuan adaptasi cepat.
Asal Calon Pelatih: Dari 3–4 Negara, Tapi Nama Dirahasiakan
Ketika ditanya apakah calon pelatih berasal dari Amerika Latin, Eropa, atau Indonesia, Erick memilih bersikap hati-hati.
“Kalau saya spill negara dan nama, tiba-tiba dia gak mau. Negaranya aja deh. Negaranya boleh gak dia spill? Ya pasti ada dari 3–4 negara,” ungkapnya.
Pernyataan ini mengindikasikan bahwa PSSI tidak membatasi diri pada satu benua atau latar belakang tertentu. Kemungkinan besar, daftar tersebut mencakup:
- Pelatih Eropa dengan pengalaman taktis modern
- Pelatih Amerika Latin yang dikenal sukses membangun tim ofensif
- Pelatih Asia yang paham konteks budaya dan teknis sepak bola regional
Namun, Erick menolak membocorkan lebih jauh—bukan karena rahasia, tapi karena risiko kebocoran informasi bisa merusak negosiasi. Di dunia sepak bola internasional, kebocoran nama calon pelatih sering memicu kenaikan gaji atau penarikan diri karena tekanan media.
Dari 10 ke 5 Nama: Proses Penyaringan yang Ketat
Erick mengungkap bahwa sebelumnya PSSI sempat memiliki 10 kandidat potensial. Namun, setelah proses evaluasi awal—termasuk pengecekan ketersediaan, rekam jejak, dan kesesuaian visi—jumlahnya menyusut menjadi lima.
“Sebelumnya bahkan 10 nama. Yang sebelumnya dari 10, 5 enggak. Jadi tinggal 5,” katanya.
Dan kini, PSSI bersiap menghadapi kemungkinan terburuk: kelima nama tersebut menolak tawaran. Jika itu terjadi, Erick menegaskan, proses pencarian akan dilanjutkan tanpa terburu-buru.
“Gimana kalau 5-5-nya enggak? Nah ini kita juga perlu proses,” ujarnya.
Sikap ini menunjukkan perubahan paradigma: PSSI kini lebih mengutamakan kualitas dan kesesuaian ketimbang sekadar kecepatan—sebuah pembelajaran dari pengalaman masa lalu ketika pelatih asing datang dan pergi tanpa jejak berarti.
Pesan Erick Thohir: Kesabaran adalah Kunci
Di tengah euforia dan desakan publik agar segera mengumumkan pelatih baru, Erick justru menekankan satu hal: kesabaran.
“Perlu kesabaran. Tapi pasti kan ada target waktunya,” katanya tegas.
Pernyataan ini bukan sekadar retorika. Ia menyiratkan bahwa PSSI tidak akan terjebak dalam tekanan jangka pendek demi keputusan yang bisa merusak proyek jangka panjang.
Dalam konteks sepak bola Indonesia yang sedang bertransformasi—dengan keberhasilan Timnas U-17 di Piala Dunia, peningkatan infrastruktur, dan profesionalisme liga—pelatih Timnas senior harus menjadi puncak dari piramida pembinaan, bukan sekadar solusi darurat.
Apa yang Harus Dilakukan Selanjutnya?
Saat ini, Timnas Indonesia masih dipimpin oleh staf kepelatihan internal atau pelatih interim untuk laga-laga sisa 2025. Namun, PSSI berharap proses seleksi bisa membuahkan hasil sebelum akhir tahun, sehingga pelatih baru punya waktu memadai untuk mempersiapkan tim menghadapi laga krusial di 2026.
Sementara itu, publik diimbau untuk tidak berspekulasi liar atau menuntut pengumuman instan. Seperti kata Erick: ini bukan soal siapa yang paling terkenal, tapi siapa yang paling tepat.
Kesimpulan: Mencari Arsitek, Bukan Sekadar Pelatih
Pencarian pelatih Timnas Indonesia kini memasuki fase paling krusial. Dengan lima nama di meja, PSSI berada di persimpangan antara harapan cepat dan keputusan bijak.
Erick Thohir, dengan latar belakang manajemen klub Eropa dan pengalaman di Inter Milan, paham betul: sukses jangka panjang lahir dari proses yang matang—bukan keputusan terburu-buru demi senyum sesaat.
Bagi suporter, inilah saatnya menunjukkan dukungan dengan memberi ruang dan kepercayaan. Karena di balik daftar lima nama itu, bukan hanya soal taktik atau formasi—tapi masa depan sepak bola Indonesia yang sedang dipertaruhkan.
Dan jika semua berjalan sesuai rencana, pelatih baru bukan hanya akan membawa Timnas menang—tapi membangun tim yang layak dihormati di Asia dan dunia.
| Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di : | |
|---|---|
| @gadgetvivacoid | |
| Gadget VIVA.co.id | |
| X (Twitter) | @gadgetvivacoid |
| Whatsapp Channel | Gadget VIVA |
| Google News | Gadget |